close
Nuganomics

Emas Antam Melorot Rp 1.000 Per Gram

Setelah mengalami kenaikan beruntun di pekan lalu, hari ini, Senin, 06 Februari 2017, emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk atau Antam kembali melorot tipis, Rp 1.000 per gram bersamaan dengan “wait and see”nya investor global terhadap logam mulia ini.

Akhir pekan lalu Antam menjual emas di harga Rp 591 ribu per gram.

Sementara harga pembelian kembali tetap di level Rp 523 ribu per gram.

Artinya, jika Anda menjual emas yang Anda miliki, maka Antam akan membayar Rp 523 ribu per gram.

Harga jual dan pembelian kembali ini merupakan harga patokan di butik emas Logam Mulia Antam Pulogadung, Jakarta. Sedangkan harga di butik emas logam mulia lainnya bisa berbeda.

Pembayaran buyback dengan volume di atas 1 kilogram) akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.

Antam menyediakan emas ukuran 1 gram sampai dengan 500 gram. Hingga pukul 08.30 WIB, sebagian besar ukuran emas Antam tersedia. Hanya ukuran 2, 4 dan 50 gram yang tak tersedia.

Pekan lalu akibat  kerapuhan dollar terhadap berbagai mata uang dunia menjadi emas menanjak.

“Dolar yang rapuh, ditambah ketidakpastian dari Presiden Donald Trump mengangkat harga emas,” kata Lukma Otunuga, Analis Riset di FCTM

“Logam kuning ini nampaknya kembali lagi ke jalur kenaikan pada jangka pendek seperti yang diharapkan investor,” ujarnya seperti ditulis “marketwatch” pagi ini.

Emas untuk pengiriman April naik hampir satu  persen untuk

Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 16 November lalu

Sementara harga perak untuk kontrak pengiriman Maret turun.

“Pasar sedang ramai soal berita percakapan Donald Trump dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengrnai pengungsi Australia yang menuju ke AS,” kata Senior Analis di Kitco, Jim Wyckoff.

“Ketidakpastian dari Donald Trump dan administrasinya disalahkan oleh beberapa pasar saha, pada beberapa pekan ke belakang. Hal itu menguntungkan pasar komoditas emas,”katanya.

Selain faktor pelemahan dollar menguatnya harga  emas juga disebabkan  bank sentral Amerika Serikat  atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga.

Selama perdagangan, harga emas sempat melemah imbas penguatan dolar AS. Data ekonomi AS positif mendukung penguatan dolar AS.

Hasil pertemuan bank sentral AS mempengaruhi gerak harga emas. The Fed tetap mempertahankan suku bunga

Pada Desember silam, the Fed memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini

Sedangkan pasar mengharapkan dua kali, dan kenaikan suku bunga pertama terjadi pada Juni depan.

“Pernyataan the Fed antiklimaks. FOMC berusaha berada di tengah, tidak menawarkan kebijakan agresif maupun lembut,” ujar Brien Lundin Editor Gold Newsletter seperti dikutip dari laman Marketwatch.

Ia menambahkan, the Fed cenderung menunggu, dan tak ingin membuat perubahan hingga melihat langkah presiden Donald Trump soal kebijakan fiskal dan dampaknya terhadap ekonomi.

“Hasil pertemuan the Fed mendukung emas dan saham dari sebelumnya tertekan,” kata dia.

Sedangkan indeks dolar AS sempat menguat terhadap enam mata uang utama lainnya.

Pergerakan dolar AS dapat mempengaruhi komoditas berdenominasi dolar AS.  Pada pekan ini, investor juga akan mencermati data tenaga kerja dan pertumbuhan upah.