close
Nuga Sehat

Gula Memicu Berkembangnya Sel Kanker

Situs kesehatan paling terkenal di dunia, “health.co,” hari ini menurunkan tulisan panjang tentang pengaruh gula dalam memicu perkembangan sel kanker.

Tulisan itu, misalnya,  menghubungkan antara kanker kandung empedu dengan konsumsi minuman bersoda yang manis.

Apakah  Anda terkejut dengan berita itu?

Obsesi banyak orang terhadap gula telah dikaitkan dengan banyak penyakit kronis dalam beberapa tahun terakhir ini, termasuk beberapa jenis kanker.

Benarkah gula meningkatkan risiko kanker seseorang?

Inilah ringkasan dari beberapa penelitian terbaru dan penjelasan dari Carrie Daniel-MacDougall, PhD, seorang ahli epidemiologi nutrisi di University of Texas ‘MD Anderson Cancer Center.

Para ilmuwan telah lama meneliti hubungan antara gula dengan berbagai jenis kanker.

Beberapa di antaranya memengaruhi organ yang terlibat langsung dalam metabolisme gula seperti hati dan pankreas, sementara beberapa sisanya tidak.

Sebuah studi di Swedia yang dipublikasikan baru-baru ini menemukan bahwa orang yang minum dua porsi atau lebih minuman soda dan minuman manis setiap hari, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kandung empedu dan saluran empedu, dibandingkan dengan mereka yang tidak atau jarang sekali minum soda dan minuman manis.

Ada juga penelitian yang dipublikasikan pada bulan Maret, yang ditulis oleh Daniel-MacDougall, menyatakan bahwa orang yang terbiasa makan makanan berindeks glikemik tinggi atau karbohidrat sederhana seperti roti putih, kentang, dan beras putih, lebih mungkin untuk mendapatkan kanker paru-paru

Penelitian ini tidak berfokus langsung pada permen, gula meja dan makanan penutup.

Tapi makanan-makanan ini masuk dalam kategori berindeks glikemik tinggi.

Studi lain dari MD Anderson Cancer Center, menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola makan tinggi gula dengan kanker payudara.

Ketika peneliti membagi tikus menjadi empat kelompok dan memberi mereka semua pola makan yang berbeda, peneliti menemukan bahwa tikus yang makan sukrosa atau fruktosa lebih banyak  lebih berisiko menderita tumor dan kanker payudara.

Bahkan, tumor lebih cepat menyebar ke paru-paru daripada tikus yang mendapatkan sebagian besar karbohidratnya dari makanan mengandung pati.

Seperti kita tahu, gula adalah bahan bakar untuk sel-sel kanker. Bahkan, sebenarnya gula adalah bahan bakar untuk semua sel dalam tubuh.

Gula adalah jenis karbohidrat sederhana. Ketika Anda mengonsumsinya, pankreas menghasilkan insulin, suatu hormon yang membantu mengubah gula menjadi energi untuk sel-sel Anda.

Mengonsumsi terlalu banyak gula, dapat menyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap insulin. Selain itu, tubuh juga akan menghasilkan lebih banyak hormon IGF (insulin-like growth factor).

“IGF ini yang tampaknya merangsang pertumbuhan dan menghambat kematian sel kanker,” kata Daniel-MacDougall.

Pola makan tinggi gula juga berkontribusi terhadap peradangan di seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan mendorong pertumbuhan tumor dan kanker.

Kita juga tahu gula dapat menyebabkan penambahan berat badan.

“Ketika Anda makan makanan yang tinggi gula atau tinggi karbohidrat dan rendah serat, Anda akan mengalami lonjakan insulin dan tubuh akan menyimpan lebih banyak energi sebagai lemak,” kata Daniel-MacDougall.

“Kita tahu bahwa obesitas adalah penyebab utama kanker. Karena itu, kurangi risiko kanker Anda dengan mengelola berat badan dan membatasi asupan gula.”

Tidak semua gula dan pati bersifat buruk. Pada kenyataannya, kita tetap membutuhkan mereka untuk dapat berfungsi sebagai manusia sehat. Pemilihan jenis gula dan porsi yang tepat adalah kuncinya.

Makanan dengan gula alami dan karbohidrat kompleks, akan menyediakan kalori, vitamin, mineral dan nutrisi bagi tubuh. Sedangkan serat, berguna untuk membantu Anda merasa lebih cepat dan lebih lama kenyang.

“Beberapa orang menjalani pola makan rendah karbohidrat dengan sangat ketat. Kami tidak tahu seberapa efektifnya ini dalam mencegah kanker,” kata Daniel-MacDougall.

Yang paling penting, menurut Daniel-MacDougall, adalah menemukan pola makan sehat yang sesuai untuk Anda dan menerapkannya dalam jangka panjang.

Daniel-MacDougall menambahkan, “Jika Anda benar-benar ingin menurunkan risiko kanker, Anda perlu mengambil pendekatan yang beragam,” katanya.

“Konsumsi makanan yang mengandung nutrisi berkualitas tinggi, pertahankan berat badan yang sehat, dan hindari makanan berkalori kosong.”

Memang tidak semua gula berbahaya

Tubuh kita mengubah sebagian besar makanan yang kita asup menjadi gula. Glukosa atau gula darah berasal dari karbohidrat seperti nasi atau roti.

Karbohidrat merupakan bahan bakar sel di seluruh tubuh, termasuk otak.

Jenis gula kedua adalah fruktosa. Saat kita mengonsumsi sayur dan buah-buahan, fruktosa sebenarnya tidak berbahaya, tetapi ketika diasup dalam makanan seperti minuman bersoda, madu, dan juga makanan yang diproses, fruktosa akan berbahaya bagi kesehatan.

Tapi untuk diingat, gula itu bisa menyebabkan ketagihan

Hanya diperlukan satu gigitan gula untuk merangsang otak melepaskan dopamin, hormon di otak yang memicu motivasi dan juga keinginan makan. Dopamin juga zat yang sama yang membuat seseorang alkoholik atau pecandu narkoba ingin mengalami “high”.

Kebanyakan orang hanya menyalahkan matahari, padahal apa yang kita makan juga berdampak pada kondisi kulit.

Kelebihan gula akan memecah kolagen dan elastin di kulit, zat yang penting untuk membuat sel memperbaiki dirinya.

Bukan hanya itu, tidak ada cara efektif untuk memperbaiki keriput yang muncul terlalu prematur. Yang bisa kita lakukan adalah mencegahnya, antara lain dengan membatasi asupan gula.

Gula memang jadi biang keladi kegemukan.

Tetapi para ahli mengungkapkan bahwa konsumsi gula yang berlebihan dalam jangka panjang akan membuat sensor di otak untuk mencegah kita makan berlebihan menjadi terganggu. Saat otak kita tidak melepaskan hormon yang memberi sinyal bahwa kita sudah kenyang, maka kita akan terus menerus makan.

Bila Anda sudah terbiasa mengonsumsi makanan manis, maka membatasinya dari pola makan sehari-hari akan menyebabkan reaksi yang mirip dengan ketagihan narkoba, yakni gemetar, cemas, bahkan tremor.

Tags : slide