close
Nuga Tekno

Internet Unlimted dan Kecepatan Tinggi

Internet” unlimited?”

Itulah sebuah tanya yang sering direcoki dengan keluhan soal layanan internet kabel dengan kebijakan penggunaan wajar atau ‘fair usage policy” dan dikenal dengaqn sebutan FUP.

Kebijakan itu sewajarnya dijalankan operator seluler, tetapi tidak bagi operator layanan internet kabel.
Kenapa?

Pada dasarnya, operator seluler atu popularnya “wireless” memang belum bisa menerapkan paket unlimited tanpa batasan FUP karena layanan mereka menggunakan saluran frekuensi dengan kapasitas bandwidth tertentu.

Kapasitas tersebut akan membuat kecepatan akses bergantung pula pada seberapa banyak pengguna memakai layanan pada satu waktu.

Frekuensi bisa diandaikan sebuah jalan, sementara bandwith adalah lebar jalan itu.

Dengan internet ibarat kendaraan yang melintas di jalan tersebut, kepadatan pengguna akan berimbas pada seberapa cepat pula mereka bisa melaju di satu jalan berlebar terbatas yang sama.

Kecepatan akses juga melambat bila ada sejumlah “kendaraan” melintas berkali-kali saat kendaraan lain baru beberapa kali. Di sini muncul kebijakan FUP, yang akan menurunkan batas kecepatan pengguna semacam itu setelah ia sekian kali melaju bolak-balik.

Lalu, apa yang berbeda dengan layanan internet kabel?

Perbedaan paling mencolok ada pada penyediaan kapasitas yang jauh lebih besar dan stabil, apalagi bila menggunakan teknologi fiber optik untuk layanan itu.

Ibarat jalan, kabel fiber optik itu adalah jalan tol dengan empat ruas jalan lebar yang langsung menuju perumahan.

Dengan jalan lebih lebar, kecepatan akses para pengguna internet akan relatif terjaga kencang dan stabil.
Pemakaian “jalan” fiber optik memungkinkan kecepatan sampai seribu Mbps alias satu giga bits per detik.

Dengan data dan proyeksi pemakaian internet, teknologi tersebut memungkinkan konsumen bisa sangat leluasa melaju di “jalan” itu meski banyak orang “melintas” bersamaan.

Layanan internet kabel fiber optik yang ideal menggunakan skema jaringan fiber to the home . Skema infrastruktur itu menghubungkan pusat layanan dengan peralatan pelanggan.

Memakai skema itu, operator layanan internet dapat memakai teknologi jaringan tanpa catu daya Gigabit Capable Passive Optical Network.

Sistem ini memungkinkan layanan internet membagi bandwidth secara otomatis sesuai pengaturan.

Memakai teknologi itu, seharusnya operator layanan internet kabel—terutama yang menggunakan fiber optik—dapat menerapkan sistem unlimited tanpa perlu menerapkan FUP.

Terungkap dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika, saat ini di Indonesia ada sekitar tujuh puluh tiga juta pengguna internet, setara kurang-lebih dua puluh sembilan persen total populasi.

Angka itu diyakini masih akan terus tumbuh, seiring dengan perkembangan dan sebaran teknologi.

Bagi perusahaan layanan internet, tren tersebut merupakan peluang untuk menjaring pasar pengguna.

Tantangannya adalah kebiasaan pemakaian para pengguna itu sendiri yang cenderung butuh alokasi besar paket data.

Masyarakat maunya kualitas bagus tapi harga murah.

Hal tersebut yang kemudian diduga menjadikan industri—termasuk operator layanan internet—memasang strategi.

Efisiensi pemakaian data seperti penerapan paket unlimited dengan FUP, salah satunya.

Meski demikian , tak semua operator menerapkan kebijakan pemakaian wajar.

Operator internet kabel MyRepublic, misalnya, menjanjikan layanan internet unlimited dengan kecepatan stabil untuk paket-paket yang mereka tawarkan.

Untuk memaksimalkan pengalaman berinternet pengguna, operator tersebut menggunakan pula traffic priority system.

Sistem ini membaca kebiasaan pengguna untuk mengetahui dengan pasti kebutuhannya atas internet.

Dengan begitu, penggunaan paket data besar untuk aktivitas ataupun aplikasi yang sensitif pada jam-jam tertentu, seperti untuk menonton video streaming, tetap dapat berjalan lancar meski ada banyak pengguna memakai jaringan tersebut bersamaan.

Menurut hasil survei dua tahun lalu menonton tayangan streaming memang menjadi salah satu kebiasaan pengguna internet di Indonesia.

Pola penggunaan internet pelanggan sejak dulu memang lebih berkisar pada konsumsi konten.

Konsumsi konten itu, termasuk mengunduh data dan menonton film streaming.

Karena itu, kebutuhan paket data akan terus tumbuh, termasuk untuk pemakaian di rumah.

Pemakaian internet di rumah pada dasarnya menggunakan konsep sharing oleh beberapa pengguna dan pemakaian sekaligus.

Dengan gambaran-gambaran yang ada, berlangganan paket data internet mobile belum tentu bisa mencukupi tren kebutuhan pemakaian internet.

Lalu, apa solusi untuk pemakaian internet di rumah?

Jangan khawatir, sekarang ada layanan internet kabel dengan jaringan serat optik.

Dulu, pemakaian internet kabel memang cenderung tidak populer, terutama karena harganya dianggap mahal. Sudah begitu, perangkat yang dipakai di rumah terbatas.

Dulu, satu rumah paling banter hanya memiliki satu personal computer sehingga kecepatan akses tidak jadi persoalan penting.

Sekarang, perangkat yang terhubung dengan koneksi internet di rumah terus bertambah, sekaligus menambah jumlah pemakaian bandwith dalam satu waktu.

Di sinilah, internet kabel memberikan solusi. Jaringan internet kabel punya bandwith lebih lebar dengan teknologi fiber optik memberikan peluang layanan internet lebih cepat sekaligus stabil.

Ibarat jalan, kabel fiber optik itu adalah jalan tol dengan empat ruas jalan lebar menuju rumah-rumah.

Dengan jalan yang lebih lebar, peluang kecepatan akses para pengguna internet—laiknya mobil yang melaju—akan relatif lebih stabil.

Penggunaan fiber optik untuk internet kabel merupakan pengembangan teknologi perangkat keras jaringan internet.

Laiknya teknologi lain, internet juga sudah menjajal banyak peranti lain sebelum marak pemakaian fiber optik untuk jaringannya.