close
Nuga Sport

Rossi Pertaruhkan Lomba di Silverstone

Siapa yang bisa membantah Valentino Rossi seorang pebalap jenius? Tantangan itu diajukan pebalap Stefan Bradl dari Tim Aprilia Racing yang tidak hanya kagum dengan apa yang ditunjukkan “The Doctor,” tapi juga sikapnya yang ramah, santun dan sederhana.

Bradl mengungkapkan, Rossi tetap memperlihatkan performa top dan kelas dunia, meski usianya sudah terbilang gaek untuk sebuah lomba yang membutuhkan fisik dan mental ekstra sempurna.

Menurut Bradl, ada dua hal yang menyebabkan Rossi menjadi rider paling jenius yang pernah dihadapinya.

“Pertama, Rossi memiliki banyak pengalaman. Kedua, dia tahu apa yang dia butuhkan. Saya pikir Rossi adalah orang yang jenius,” ungkap Bradl, seperti diberitakan Speedweek, Jumat, 28 Agustus 2015.

Dari kedua hal yang disebutkannya, Bradl menilai hal kedua adalah sesuatu yang paling berpengaruh dengan apa yang sudah diraih The Doctor selama ini.

“Tidak semua pembalap bisa mengetahui hal-hal yang benar-benar dibutuhkan.”

“Sebagai pembalap, Anda hanya bisa menunjukkan gelagat. Biasanya, Anda memiliki teknisi yang bisa memberikan ada yang Anda butuhkan,” papar mantan pembalap Forward Yamaha itu.

Sementara itu, Valentino Rossi, sudah tidak sabar untuk berlaga di Grand Prix Silverstone pada akhir pekan ini

Rossi menilai saat inilah titik terpentingnya di musim 2015.

MotoGP 2015 tinggal menyisakan tujuh seri.

Dalam jumlah seri yang sudah tidak tersisa banyak, Rossi menilai konsistensi menjadi hal yang paling menentukan siapa yang akan menjadi juara di akhir musim.

Karena itu, pembalap berjuluk The Doctor itu bertekad terus menjaga penampilan dan meningkatkan kewaspadaan pada seri ke-dua belasd pekan ini.

Satu kesalahan kecil di GP Silverstone akan sangat berpengaruh pada hasil akhir musim.

“Kami berada pada titik terpenting musim ini. Saya harap kami bisa memiliki balapan yang baik di Silverstone!” seru Rossi, seperti diberitakan situs resmi MotoGP.

“Kami harus meningkatkan dan memperbaiki setup motor dan bersiap untuk balapan pada Minggu nanti. Pada titik ini, konsisten menjadi yang tercepat adalah hal yang sangat penting,” sambungnya.

Setelah dalam sepuluh seri nyaman bertengger di posisi puncak, Rossi terpaksa harus turun ke posisi dua akibat digeser oleh rekan setim, Jorge Lorenzo.

Untuk menghadapu sisa seri balapan, Rossi, sudah menyusun siasat demi mewujudkan target meraih gelar juara dunia kedelapan.

Rossi yakin akan menghadapi pertarungan yang lebih sulit pada tujuh seri tersisa, mengingat saat ini dirinya memiliki poin yang sama dengan rekan setim, Jorge Lorenzo.

Untuk itu, Rossi tidak ingin membuat kesalahan sedikit pun.

“Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana saya bisa meningkat di Silverstone. Itu seperti rencana saya,” kata Rossi, seperti diberitakan Speedweek

“Saya berjalan setahap demi setahap pada setiap pekan yang tersisa di depan,” sambung pembalap berjuluk The Doctor itu.

Menurut Rossi, sulit memprediksi siapa yang akan menjadi juara di akhir musim. Ia bahkan tidak bisa mengatakan di sirkuit mana dirinya tampil jauh lebih baik dan lebih kuat dibanding Lorenzo.

“Itu adalah hal sulit untuk dikatakan karena setiap musimnya memiliki situasi yang berbeda. Itu bukan sesuatu yang akan saya pikirkan,” tuntas juara dunia tujuh kali itu

Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, baru saja mencatatkan rekor naik podium beruntun yang dibuatnya untuk kedua kali.

Meski sudah sering mengakhiri balapan dan memenangkannya di atas podium, Rossi tetap menilai pertarungan saat merebut kemenangan GP pertamanya adalah salah satu yang terbaik.

Rossi pertama kali memenangkan balapan kala bersaing di level 125cc dalam Grand Prix Brno pada sembilan belas tahun lalu.

Saat itu, The Doctor tampil luar biasa, memanfaatkan raihan pole position yang dimilikinya dari sesi kualifikasi.

Meski demikian, bukan berarti Rossi memenangkan seri tersebut dengan mudah. Rossi yang saat itu masih berusia tujuh belasan tahun, harus bersusah payah untuk bisa berada di posisi terdepan lantaran sebelumnya sempat turun ke beberapa posisi di bawahnya.

“Saya menginjak podium di Brno. Saya sudah tahu rute trek Brno dari Kejuaraan Eropa di satu musim sebelumnya. Saya merasa dalam bentuk terbaik saat itu,” ungkap Rossi, seperti diberitakan Speedweek.

“Ada banyak memori indah. Saya membalap dari pole position yang mana hal itu mengejutkan saya. Balapan berjalan sangat menarik. Saya bertarung melawan Martinez,” kenang pembalap tua itu.

Menurut Rossi, itu adalah salah satu persaingan terbaik yang pernah dimilikinya.

Pasalnya, saat itu ia berhasil mengalahkan pembalap yang berjuluk “God on the brake”, meski harus bersusah payah terlebih dahulu hingga lap terakhir.

Tags : slide