close
Nuganomics

Usai “Pesta” Harga, Emas Alami Stagnan

Setelah mengalami euphoria lonjakan harga selama sepekan terakhir, harga emas yang diperdagangkan PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, mengalami penurunan sebesar Rp Rp.5.000 per gram, dan hari ini, Jumat, 28 Agustus 2015, stagnan pada angka Rp 558.000 per gram.

Tidak hanya harga jual, harga pembelian kembali atau dikenal dengan sebutan “buyback” logam mulia Antam juga masih tak bergerak dari level Rp 495.000 per gram.

Artinya, jika Anda menjual emas yang dimiliki maka Antam akan membelinya di harga Rp 495 000 per gram.

Antam tetap menjual emas dalam berbagai ukuran, mulai dari satu gram hingga 500 gram. Pada pembukaan pagi ini, emas Antam untuk semua ukuran masih tersedia.

Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.

Walau pun harga emas di pasar internasional dalam beberapa hari terakhir kembali harga emas Antam justru dimanfaatkan masyarakat untuk memborong logam mulia yang dijual perusahaan tambang pelat merah itu.
Sekarang beli, sebab ada kemungkinan harga naik lagi. Analis perkirakan kuartal ketiga paling rendah, nanti kuartal empat harga akan rebound lagi harga

Antam menjual emasnya rata-rata dari delapan hingga sepuluh kilogram per hari. Kenaikan penjualan ini kurang lebih sekitar tiga puluh persen Bahkandi hari Jumat pekan lalu kenaikannya hampir dua ratus persen.

Penjualan bersih emas masih tetap menjadi penyumbang terbesar dalam pendapatan ANTAM.
Antam mencatat peningkatan tajam penjualan emas,

Kondisi di pasar global, hari ini, Jumat, 28 Agustus 2015, emas berkonsolidasi ketika tawaran investasi safe haven sedikit melunak dalam dua sesi terakhir karena pergerakan saham rebound dari tekanan tajam pada awal pekan ini.

Dolar yang bergerak lebih kuat juga bersekongkol untuk membatasi pergerakan logam emas.

Meskipun berhasil rebound cukup besar, indeks Dow Jones berada di bawah titik tengah antara harga tertinggi yang terjadi pada bulan Mei.

Keraguan yang cukup besar adalah, apakah penurunan saham AS baru-baru ini hanya koreksi dengan kondisi uptrend jangka panjang atau masuk ke pasar bearish.

Satu hal yang paling pasti adalah investor tampaknya setuju bahwa volatilitas yang lebih tinggi di pasar saham cenderung akan bertahan untuk beberapa waktu ke depan.

Bahkan, ketidakpastian tentang langkah Fed selanjutnya akan memberikan kontribusi besar terhadap situasi ini.

Menurut berita dari Bloomberg yang mengatakan bahwa Cina akan menjual langsung US Treasuries melalui agen di Belgia dan Swiss dan telah berkomunikasi dengan pemerintah AS untuk melakukan penjualan, kata sumber yang menolak untuk diidentifikasi sebagai informasi yang tidak umum.

Asumsinya adalah ketika bank sentral China melakukan devaluasi dan melempar uang ke pasar maka dibutuhkan dana yang bertujuan untuk mengisi kas yang terkuras ketika membeli yuan untuk menstabilkan mata uang.

Cina telah memangkas kepemilikan US Treasuries pada bulan ini untuk menguatkan dolar yang dibutuhkan untuk mendukung yuan setelah melakukan kebijakan devaluasi dua minggu lalu.

China akan memulai melikuidasi US Treasuries untuk menopang pasar dan Bill Dudley, presiden the Fed New York telah resmi membuka pintu untuk “pelonggaran kuantitatif” yang akan terlihat sebagai satu-satunya cara untuk mencegah China untuk melikuidasi US Treasuries.

Pertanyaannya sekarang apakah FOMC akan membuka kebijakan QE4 ?