close
Nuga Bola

Raibnya Aroganitas Mourinho Dikaki Luiz

Kesombongan dan kata-kata bersayap yang tajam milik Jose Mourinho raib, ketika dua kali keunggulan gol Chelsea dihapus oleh Paris Saint-Germain, di laga leg kedua Liga Champions, yang menyebabkan “The Blues” tersingkir kei perempat final.

Di laga leg kedua babak “knock-out,” enam belas besar, di kandang Chelsea, Stamford Bridge, Kamis dinihari WIB, 12 Maret 2015, kedua tim bermain imbang, dua gol lawan dua gol.

Hasil imbang ini memberi keuntungan bagi Paris Saint-Germain karena mampu mencetak gol lebih banyak di kandang lawan, setelah di leg pertama, Parc des Princes, mereka juga bermain seri, satu gol banding satu gol.

“es Parisiens” menurut peraturan FIFA berhak meraih tiket ke fase selanjutnya karena keunggulan agresivitas gol.

Chelsea dua kali unggul atas PSG. Pertama melalui gol Gary Cahill di menit delapan puluh satu dan penalti Eden Hazard saat waktu ekstra.

Tapi, PSG yang bermain dengan sepuluh orang sejak menit tiga puluh satu, usai Zlatan Ibrahimovic dikartu merah karena menjegal Oscar dengan tekel dua kaki, selalu sukses menyamakan skor.
Pertama lewat tandukan David Luiz , kemudian sundulan Thiago Silva.

Atas hasil mengejutkan tersebut, Mourinho hanya bisa pasrah. Dia mengakui PSG memang tampil lebih hebat dalam laga tersebut.

“Kami dua kali unggul, tapi mereka lebih kuat. Kami tak bisa mengatasi PSG, terutama dua gol mereka dari bola mati. Itu yang masih sulit kami terima,” kata Mourinho dengan nada kalem dan muka menunduk.

Mengenai kartu merah Ibrahimovic, Mourinho merasa situasi tersebut justru malah memberikan keuntungan bagi PSG.

“Kami lebih tertekan kerena mereka bermain dengan sepuluh orang. Sementara mereka semakin tanpa beban. PSG hanya bermain dengan caranya,” kata Mourinho dikutip Soccerway.

Walau pun mengeluarkan komentar bernada rendah, Mourinho tetap menyindir lawannya dengan mengatakan, pemain PSG sangat sedikit memainkan bola sepanjang laga karena takut melakukan kesalahan.

“Setelah mencetak gol kedua, maka tak ada lagi permainan. Mereka sengaja melakukan selebrasi, berpura-pura cedera dan melakukan pergantian pemain,” kata Mourinho.

“Kami tidak melakukan hal yang sama ketika leg pertama, padahal ketika itu Chelsea unggul satu gol dengan waktu tersisa lima menit,” ujarnya.

Bagaimana pun, Mourinho tetap memuji kubu PSG yang memiliki mental baja untuk menghadapi laga penuh tekanan tersebut.

Tapi, kembali dia mengingatkan jika taktik “licik” seperti itu tidak pernah diterima di Inggris.

“Saya tidak bilang cara mereka ‘kotor’. Itu adalah bagian permainan. Namun, saya berpikir di sana letak keindahan sepakbola Inggris, hanya saja dalam situasi ini mental lawan lebih siap,” ungkapnya dikutip Sky Sport.

Kekalahan Chelsea ini hanya bisa ditangisi oleh publik Stamford Bridge sendiri, dan tidak oleh publik Inggris, plus Premier League, termasuk para pemain serta legenda sepakbola di sana.

Wayne Rooney, sebagai contoh kasus. Kapten Manchester United itu memuji permainan PSG.
Dia mengungkapkan kekagumannya dengan kemampuan tim asuhan Laurent Blanc yang sanggup meladeni permainan The Blues, walau hanya bermain dengan sepuluh orang sejak menit tiga puluh satu.

Pada pertandingan di Stamford Bridge tersebut, penyerang Zlatan Ibrahimovic dikartu merah wasit usai melakukan pelanggaran kepada gelandang serang Oscar.

“Ini adalah salah satu penampilan terbaik yang pernah saya lihat dengan 10 pemain dari PSG,” tulis Rooney di akun Twitter-nya dikutip Daily Mail.

Respons senang juga diungkapkan legenda The Three Lions, Gary Lineker.
“Penampilan luar biasa dari PSG. Bermain sepuluh orang selama sejam setengah dan tanpa pemain terbaiknya melawan Chelsea adalah hal yang sangat hebat,” kicau Lineker.

Sementara itu, penyerang Liverpool, Daniel Sturridge kedapatan ikut merayakan gol penyeimbang PSG yang dicetak David Luiz. “Luuuiiizzz!!!,” tulisnya di akun Twitter.

Yang menarik, Sturridge diketahui merupakan mantan penggawa Chelsea. Dia bergabung sdengan The Blues” selama empat msuim, namun harus terdepak dari skuad karena kalah bersaing dengan penyerang lain

David Luiz, pemain “buangan” Chelsea, yang sempat berjanji untuk tidak melakukan perayaan andai bikin gol ke gawang mantan klubnya di Stamford Bridge, hanya bisa minta maaf atas luapan emosi yang tak terbendung dan membuat dia tak bisa menutupi ledakan kegembiraan usai menyamakan skor.

Untuk kali pertama setelah meninggalkan Chelsea di musim panas lalu David Luiz pulang ke Stamford Bridge.

Dia datang bersama skuat Paris Saint Germain untuk menjalani laga leg kedua babak enam belas besar Liga Champions dan menjadi pahlawan timnya dengan mencetak gol penyama yang memaksakan laga dilanjutkan ke perpanjangan waktu.

Usai bola tandukannya masuk ke gawang Thibout Courtois, Luiz lupa akan ikrarnya untuk tidak membuat perayaan. Dia langsung berlari ke belakang gawang sambil berteriak merayakan gol kelimanya di ajang Liga Champions. Rekan-rekannya menyusul untuk memberi selamat tak lama berselang.

“Bagus untuk saya membuat gol. Saya katakan sebelumnya kalau saya tidak akan merayakan tapi terlalu banyak emosi yang tidak bisa saya kendalikan dan saya minta maaf karena saya merayakannya, itu karena luapan emosi dan saya gembira bisa lolos,” ucap Luiz di ESPNFC.