close
Nuga Bola

Permusuhan “Abadi” Mourinho-Wenger

Permusuhan manajer Arsenal, Arsene Wenger dan manajer Manchester United, Jose Mourinho sepertinya akan abadi jika keduanya masih berada di Liga Primer

Permusuhan itu tidak hanya terjadi di lapangan, tetapi bisa saja terjadi di luar lapangan hijau.

Misalnya, seperti ditulis  Marca, belum lama ini, tentang sebuah  kejadian yang  berlangsung saat konferensi pers UEFA di Nyon, Swiss.

Mourinho yang awalnya datang dengan penuh senyum mendapat sindiran dari Wenger.

The Special One –julukan Mourinho– yang datang terlambat saat Sir Alex Ferguson menyampaikan pidato melihat sebuah bangku kosong. Di sana telah lebih dulu ada Zinedine Zidane dan Unai Emery.

Mendapati kesempatan untuk duduk, pria asal Portugal itu bertanya apakah bangku sudah ada yang menempati. Namun, jawaban sengit didapatnya dari Wenger.

“Tidak, itu sangat tidak mungkin,” ucap juru taktik berjuluk The Professor tersebut. Mendengar jawaban Wenger, para hadirin yang ada di dalam ruangan pun menertawakan Mourinho.

Kedua manajer tersebut memang memiliki riwayat rivalitas tinggi.

Sejak masih menangani Chelsea, Mourinho kerap menyindir Wenger dengan kata-kata pedas.

Puncaknya terjadi ketika dua tahun silam, Mourinho yang kala itu masih membesut Chelsea sampai terjatuh di pinggir lapangan karena didorong oleh Wenger saat terjadi adu mulut.

Manajer Arsenal, Arsene Wenger boleh bangga karena akhirnya untuk pertama kalinya bisa menang atas Jose Mourinho.

Perseteruan dua manajer papan atas ini seolah tak ada habisnya.

Setelah pertandingan Community Shield digelar, Mourinho dan Wenger menolak saling berjabat tangan.

Tampaknya, masih ada dendam di antara keduanya.

Dalam tayangan ulang, Mourinho dan Wenger bahkan tak bertegur sapa setelah laga, seperti halnya yang dilakukan manajer-manajer di Inggris.

Mourinho yang menyalami satu per satu pemain The Gunners, mengaku tak menghindari Wenger.

Setelah menyalami hampir semua pemain Arsenal yang mendapat medali juara, Mourinho dan Wenger seperti tak mau melihat wajah lawannya masing-masing.

Entah siapa yang lebih dulu memalingkan wajahnya.

Mourinho menyindir sikap Wenger, yang dianggapnya sengaja menghindar untuk berjabat tangan.

Pelatih berpaspor Portugal ini berpendapat, dirinya tak beranjak dari posisi menyalami para pemain tim besutan Arsene Wenger.

“Saya melakukan apa yang menjadi status klub saya dan dengan status saya sebagai manajer, saya pikir saya harus melakukan untuk diri saya sendiri dan klub yaitu ada di sana untuk para pemenang,” ucap Mourinho, seperti dilansir Mirror.

“Saya menunggu mereka, para pemain Arsenal di titik di mana Anda hanya akan melewatkan saya jika Anda memang menginginkannya,” sindirnya kepada Wenger.

Lalu, bagaimana dengan reaksi Wenger atas komentar Mourinho itu?

Pelatih asal Prancis tersebut tampaknya enggan berbicara lebih banyak. Wenger memilih tak mengomentari insiden menghindari jabat tangan itu.

“Seusai laga berakhir, saya sempat beberapa kali berjabat tangan. Tapi, tidak ada yang perlu dibesar-besarkan dalam soal tersebut ,” jelas Wenger

“Dia rusak, terputus dari realitas dan tidak sopan. Ketika Anda memberikan sukses kepada orang-orang bodoh, itu akan membuat mereka terkadang lebih bodoh dan tidak lebih cerdas,” kata Wenger tentang Mourinho.

Kemenangan ini pasti terasa manis bagi pelatih asal Prancis tersebut karena ia gagal mengungguli Mou dalam tiga belas laga sebelumnya.

Hawa permusuhan  keduanya pun sangat terbaca dari komentar-komentar yang mereka layangkan melalui media dan tingkah di pinggir lapangan.

Bahkan, hal sama terlihat lagi di Wembley setelah pemain Arsenal kembali ke lapangan seusai mengambil medali mereka saat laga telah berakhir.

Mou berdiri menyalami setiap pemain Gunners yang lewat, tapi Wenger secara sengaja menghindar dari gestur pelatih asal Portugis tersebut.

Wenger pun mengaku senang dengan kemenangan ini dan mengatakan bahwa solidnya lini belakang Arsenal di Wembley merupakan ciri khas Gunners mulai musim panas ini.

“Kami sangat solid dalam bertahan sepanjang pramusim,” tutur Wenger di lapangan usai laga kepada BT Sports. “Hasil ini merupakan landasan bagus untuk menyerang musim depan.”

Namun, Mourinho memutar komentar penampilan tim Wenger dengan mengatakan bahwa “tim terbaik kalah dan tim paling bertahan menang” lewat konferensi persnya.

Tak lama setelah itu, konpers Wenger bergulir dan pelatih asal Prancis itu mengungkapkan bahwa ia tetap menilai timnya berhak menang.

“Setiap kali menyerang, kami menciptakan kesempatan. Kami punya banyak kans hari ini dan kesempatan-kesempatan terbaik laga datang dari tim kami,” tutur Wenger.

“Permainan kami berdasar pada solidaritas bertahan dan menyerang. Kami ingin mempertahankan keunggulan saat skor satu gol tanpa balas. Kami mendapat kepuasan lebih karena bisa meredam tim dengan lini depan seperti Chelsea,” ujar Wenger lagi