close
Nuga Bola

Ibra Akan Usir Kisah Kelamnya di Derby M

Zlatan Ibrahimovic berpeluang  mengusir kisah kelamnya ketika masih bersama Pep Guardiola di Barcelona ketika derby Manchester berlangsung Sabtu, 10 September 2016, di Old Trafford.

Kisah kelam ini akan ia buktikan lewat janjinya menjadi pemain pertama asal Swedia yang mencetak gol pada laga derbi melawan Manchester City.

Bomber tua ini  diharapkan bisa menebus kegagalan pendahulunya yang tak mampu mencetak gol dalam laga derbi saat berseragam Manchester United.

Ibra memiliki modal penting menorehkan rekor tersebut. Pemain yang direkrut secara gratis dari Paris Saint-Germain tersebut mampu menunjukkan kapabilitasnya sebagai penyerang tersubur di Premier League.

Dari tiga pertandingan awal Premier League, Ibra sukses mencetak tiga gol.

Torehan Ibra tersebut sama dengan perolehan gol bomber Manchester City, Sergio Aguero.

Kisah kelam masa lalu soal hubungan Zlatan Ibrahimovic dengan Pep Guardiola diangkat ke permukaan menjelang derbi Manchester,

Ibra membeberkan pemicu kehancuran hubungan mereka.

Saat ini Ibra menjadi ujung tombak Manchester United, sementara Pep duduk di kursi manajer Manchester City. Derbi Manchester di Old Trafford bakal kembali mempertemukan mereka meskipun kali ini harus berseberangan.

Sebelumnya, dua sosok ini pernah berada di satu tim ketika di Spanyol. FC Barcelona menjadi “rumah” mereka.

Wawancara Ibra dengan CNN pada November tahun lalu bisa menjadi pembuka cerita dari pembahasan hubungan dia dengan Pep.

Striker yang kala itu masih berseragam Paris Saint-Germain memberikan tanggapan mengenai rasanya bermain untuk Guardiola.

“Sebagai pelatih, dia fantastis. Sebagai manusia, saya tidak bisa mengomentarinya, itu sesuatu yang lain. Dia bukan seorang pria, tidak ada lagi yang bisa saya katakan,” kata Ibra.

Menurut situs Transfermarkt, Ibra adalah transfer termahal kedua sepanjang sejarah ketika didatangkan Barcelona dari Inter Milan.

Dia hanya berada di belakang Cristiano Ronaldo, yang pada tahun sama hijrah dari Manchester United ke Real Madrid.

Kendati rela mengucurkan dana besar untuk Ibra, Pep memiliki ketidakcocokan karakter dengan mantan anak asuhnya itu.

“Saya suka orang-orang yang melanggar lampu merah,” bunyi kalimat yang pernah dilontarkan Ibra.

“Saya selalu mengemudi seperti orang gila. Saya sudah merasakan kecepatan 325 km per jam dengan Porsche Turbo yang saya miliki dan membiarkan polisi memakan debu dari mobil saya,” ucap Ibra.

Di Barcelona, sejak awal Pep meminta Ibra untuk tidak menggunakan Porsche ke tempat latihan, tetapi menaiki Audi, yang memang menjadi sponsor klub. Hal itu membuat Ibra gerah dan mengatakan, “Barcelona seperti sekolah atau semacam lembaga.”

Kekesalan Ibra pun merembet ke megabintang Barcelona, Lionel Messi.

“Messi mulai membicarakan sesuatu,” tulis Ibra

Ibra menceritakan lebih lanjut.

Lionel Messi benar-benar menakjubkan. Dia bergabung dengan Barca ketika berusia 13 tahun dan dibesarkan dalam budaya klub. Akan tetapi, sekarang saya ada di sana dan mencetak lebih banyak gol dari dia,” ujar Ibra.

“Dia mendatangi Guardiola dan mengatakan, ‘Saya tidak ingin berada di sayap kanan lagi, saya ingin bermain di tengah’. Saya adalah striker. Namun, Guardiola tidak peduli dan mengubah formasi,” tutur Ibra.

Ibra berharap Pep menyadari bahwa dia telah mencetak banyak gol untuk Barca dan juga tampil dengan mengagumkan. Pada akhirnya, inti dari perpecahan hubungan antara Pep dan Ibra adalah ego.

Ibra mengaku Pep berhenti berbicara kepadanya. “Dia adalah tembok, tembok bata. Saya merasa seperti sampah ketika duduk di ruang ganti dan Guardiola menatap saya.”

Emosi Ibra meledak setelah pertandingan di Villarreal.

Dia menendang sebuah kotak, setelah hanya dimainkan dalam lima menit terakhir sebagai pemain pengganti. Ibra mengingat dengan jelas Pep tidak mengatakan apa-apa terkait hal tersebut.

“Ketika Anda membeli pemain seharga 70 juta euro, Anda tentu tidak membeli dia untuk menyaksikan burung di pepohonan,” ujar Ibra.

Menurut Ibra, apa yang ada di pikiran Pep hanya sepak bola dan menurut dia sikap tersebut berbeda dengan Jose Mourinho, yang pernah membesutnya di Inter Milan (2008-2009).

“Masalah saya di Barcelona hanya dengan satu orang dan dia adalah sang filsuf,” ucap Zlatan menjuluki Pep.

“Bersama Mourinho saya bisa saja pergi dan membunuh untuknya. Itu berkat motivasi yang dia berikan. Sementara dengan sosok yang satunya (Pep) semua tentang sepak bola dan sepak bola,” ujar Ibra.

Eks kapten Swedia ini membeberkan sifat positif Mourinho.

“Jose Mourinho adalah bintang besar. Dia baik. Pertama kali dia bertemu Helena (pasangan Ibrahimovic), Mourinho berbisik padanya, ‘Helena, Anda hanya memiliki satu misi, yaitu memberi makan Zlatan, membiarkan dia tidur, dan membuatnya bahagia,'” kenang Ibra.

“Mourinho mengatakan apa yang dia inginkan. Saya menyukainya. Dia adalah pemimpin pasukannya, tetapi dia juga peduli,” ucap Ibra.

Dengan tegas ia  mengutarakan Mourinho dan Pep berbeda. “Mourinho adalah kebalikan dari Guardiola. Jika Mourinho menyalakan lampu ruangan, Guardiola menutup gorden.”

Kisah pertengkaran Pep dan Ibra memang terjadi enam tahun yang lalu, tetapi Ibra membiarkan dendam tersebut tetap hidup.

“Seluruh karier saya dibangun untuk menyerang kembali,” ujar Ibra.

Sejauh ini, dia belum berhasil menaklukkan tim asuhan Pep. Setelah mendarat ke AC Milan, Ibra sempat menghadapi Barcelona di Liga Champions.

Dia ikut menyumbangkan satu gol kala Milan dikalahkan Barcelona dalam pertandingan Grup H.

Kala itu, Messi juga menceploskan satu gol lewat penalti.

Di balik kepindahannya ke Milan, Ibra rupanya sempat menuntut untuk ditransfer ke Real Madrid.

Lalu, dia berbicara kepada salah seorang eksekutif senior Barcelona bahwa jika kepindahannya ke Milan tidak terealisasi, maka akan ada akibatnya.

“Saya akan menunggu sampai saya bersama-sama dengan pelatih di depan media dan kemudian saya akan memukulnya. Saya akan melakukannya,” kata Ibra lagi.