close
Nuganomics

Harga Emas Hari Ini Mengalami Penurunan

Persis seperti prediksi para pengamat, harga emas di awal pekan ini, Selasa, 22 Oktober melemah di tengah meningkatnya selera untuk aset berisiko.

Sementara investor menunggu kejelasan lebih lanjut dari Federal Reserve AS tentang kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini.

Dikutip CNBC, harga emas di pasar Spot turun nol koma tiga persen menjadi seribu empat ratus delapan puluh lima dollar per ounce.

Sementara harga emas berjangka AS turun nol koma tiga  persen pada seribu empat ratus delapan puluh sembilan dollar.

“Pasar ekuitas berjalan cukup baik. Itu berarti selera risiko ada di sana, tetapi pada saat yang sama, dolar rebound sedikit dan dua tahun (yield Treasury) bergerak lebih tinggi,” kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Kepemilikan untuk aset berisiko meningkat pada harapan resolusi untuk perang perdagangan AS-China yang berkepanjangan dan Inggris menghindari keluarnya Uni Eropa.

Nilai tukar dolar sedikit rebound, menekan harga emas, tetapi masih menuju bulan terburuk sejak Januari 2018, terhadap rival utamanya.

Nilai tukar dolar yang kuat membuat greenback dalam denominasi emas lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain, sementara yield Treasury yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang bullion yang tidak menghasilkan.

“Kami terus memiliki ambiguitas tentang kebijakan moneter bank sentral, ada beberapa harapan bahwa ekonomi AS akan melakukan lebih baik daripada yang diperkirakan. Berbagai pembicara Fed mengatakan bahwa pemotongan suku bunga tambahan, pindah ke 2020, mungkin tidak ada di kartu,” kata Melek.

Bullion telah naik sekitar 16 persen persen sepanjang tahun ini dan salah satu faktor pendukung utama adalah harapan untuk penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Fed. Namun, di tengah beragam sinyal dari pembuat kebijakan Fed, tidak jelas apakah mereka, secara keseluruhan, akan mendukung penurunan.

Futures dana federal menunjukkan bahwa pedagang melihat peluang delapan puluh tujuh persen untuk penurunan suku bunga dua puluh lima basis poin oleh bank sentral AS dalam pertemuan kebijakan moneter akhir bulannya.

“Pada akhirnya pendorong utama dalam emas adalah The Fed AS dan apa yang mereka lakukan dengan suku bunga,” ungkap Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Future..

Sementara itu, dana lindung nilai dan manajer uang memotong posisi bullish mereka dalam kontrak emas dan perak COMEX dalam seminggu hingga pertengahan  Oktober, data menunjukkan pada hari Jumat.

Sehari sebelumnya para pengamat menyatakan harga emas untuk pekan ini sulit menembus batas angka harga psikologisnya.

Seperti ditulis lamam keuangan “blooomberg,” harga emas global akan mengalami kesulitan menembus batas angka psikologis, seribu limqa ratus dollar.

Prediksi itu meragukan bahwa harga emas bakal  bisa  menembus seribu lima ratus dollar  per ounce pada pekan depan.

Investor pun kini sedang menanti sentimen positif yang bisa mendorong harga emas.

Salah satu faktor pendorong adalah pemangkasan bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed). Analis percaya Fed masih akan memangkas suku bunga, meski Gubernur Jerome Powell belum memberi sinyal eksplisit.

“Emas masih bisa memikiki kecenderungan untuk naik. Tetapi, untuk sekarang, kita tidak akan menembus di atas seribu lima ratus dollar karena saya tidak yakin bahwa Powell akan segera mengumumkan pemangkasan suku bunga tahun depan,” ujar ahli strategi komoditas TD Ryan McKay.

Faktor geopolitik yang bisa berpengaruh ke harga emas adalah masalah Brexit dan Parlemen Inggris pada Sabtu lalu tetap resisten terhadap kesepatan Brexit terbaru. Namun, analis FXStreet menyebut pasar tampak sudah mulai familiar dengan ketidakpastian global.

Tercatat, minggu lalu pertumbuhan GDP China di kuartal ketiga tahun inijuga turun menjadi 6 persen dan IMF mengumumkan pertumbuhan ekonomi global tahun ini merosot menjadi tiga persen saja. Dan dua hal itu tak mampu mendorong harga emas.

“Kemungkinan karena perlambatan ekonomi dunia sekarang sudah diterima,” tulis analis FXStreet.

Data yang bisa mengancam harga emas adalah data Durable Goods (Barang Tahan Lama) yang akan dirilis AS pekan depan.

Bila datanya mengecewakan, maka artinya Perang Dagang amat berat dan bisa mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga sehingga berpengaruh positif ke emas.

Namun, bila datanya ternyata amat bagus, maka harga emas harua bersiap terkena dampak negatif.

 Harga emas stabil pada hari Jumat. Hal ini dipengaruhi oleh dolar yang lebih lemah, adanya kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan, ketidakpastian atas perdagangan AS dan Cina dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Harga emas di pasar spot tidak berubah pada seribu empat ratus sembilan puluh satu dollar per ounce, tetapi berada di kisaran yang relatif ketat untuk sebagian besar sesi.

Sementara harga emas berjangka AS turun menjadi seribu empat ratus sembilan puluh empat dollar per  ounce.

“Dolar agak lunak sehingga (itu) bisa membantu sedikit, tetapi keseluruhan emas masih stabil. Mungkin harga emas tengah mencari keseimbangan sampai mendapatkan pendorong makro baru,” kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan logam mulia di BMO.

“Kisaran seribu tiga ratus delapan puluh hingga seribu empat ratus dollar seharusnya menjadi dasar yang kuat untuk harga emas  tampaknya benar-benar menjadi keseimbangan baru di atasnya,” tambah dia.

Tags : slide