close
Nuganomics

Emas Antam Kembali Meliuk ke Bawah

Harga jual emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, hari ini, Kamis, 29 Oktober 2015, kembalik meliuk ke bawah, dan berada diposisi harga termurah sepanjang tiga bulan terakhir.

Dipembukaan perdagangan hari ini emas Antam berada di posisi Rp Rp 558 ribu per gram pada yang berarti turun Rp 1.000 per gram di banding harga sehari sebelumnya.

Pada perdagangan sehari sebelumnya, emas Antam dijual di harga Rp 559 ribu per gram.

Sementara harga pembelian kembali atau buyback emas Antam turun Rp 2.000 per gram menjadi Rp 502 ribu per gram jika dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya yang ada di harga Rp 504 ribu per gram.

Artinya, jika Anda menjual emas yang dimiliki, maka Antam akan membelinya di harga Rp 502 ribu per gram.

Antam menjual emas dengan ukuran mulai satu gram hingga 500 gram. Hingga menjelang siang WIB seluruh ukuran emas Antam masih tersedia.

Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.

Dipasar global, terutama emas yang diperdagangkan di bursa komoditi logam mulia New York, harga emas turun hampir satu persen pada perdagangan hari Rabu atau Kamis pagi WIB, yang merupakan pelemahan terbesar dalam satu bulan terakhir.

Pemicu penurunan harga emas karena pelaku pasar melakukan aksi jual setelah Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve menyatakan bahwa mereka masih membuka peluang untuk menaikkan suku bunga pada Desember nanti.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun. Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Desember ditutup sebelum pernyataan dari the Fed keluar.

Pada rapat dewan gubernur, the Fed memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga di angka mendekati nol persen. Hal tersebut sudah sesuai dengan apa yang diperkirakan oleh para analis.

Namun, the Fed memberikan sinyal bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga masih terbuka pada Desember nanti. Mereka akan melihat dahulu data-data ekonomi dalam negeri dan juga pengaruh dari ekonomi global untuk melakukan pengetatan kebijakan moneter tersebut.

Ekonomi AS memang saat ini berangsur pulih. Namun pemulihan tersebut seharusnya bisa cepat jika kondisi global juga tidak sedang tertekan. Sayangnya, kondisi ekonomi global juga sedang turun sehingga tak bisa mendorong ekonomi AS.

“Sebenarnya pernyataan dari the Fed tersebut mengejutkan. Belum ada data-data yang jelas namun mereka sudah membuka peluang kenaikan suku bunga,” jelas Direktur Perdagangan Logam BMO Capital Markets, New York, AS, Tai Wong.

Jika memang benar the Fed menaikkan suku bunga pada Desember nanti maka kenaikan tersebut merupakan pertama kalinya dalam satu dekade. Hal tersebut tentu saja akan sangat berpengaruh kepada harga emas.

Jika suku bunga naik maka nilai tukar dolar AS akan menguat sehingga akan menekan harga emas. Selama ini memang jika dolar menguat maka harga emas akan tertekan dan juga sebaliknya.

Sehari sebelumnya, harga emas berjangka juga mengalami penurunan, namun tetap di dekat angka mingguannya

Investor tengah menunggu hasil dari pertemuan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat the Federal Reserve dan laporan ekonomi mendatang, termasuk GDP AS.

Meskipun bank ssentral AS diperkirakan tidak menikkan suku bunga, pada hasil rapatnya, pernyataan the Fed sendiri bisa memberikan trader emas petunjuk kapan waktu tepatnya suku bunga akan naik.

Data ekonomi AS bisa jadi memengaruhi keputusan the Fed dalam menaikkan suku bunga. Data pada Selasa me nunjukkan kepercayaan konsumen turun pada Oktober