close
Nuganomics

Emas Kembali ke Harga “Termurah?”

Setelah menikmati euphoria kenaikan tinggi dan mendekati harga seperti awal tahun lalu, emas batangan yang diperdagangkan PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, hari ini, Jumat, 16 Oktober 2015, kembali terpuruk ke harga “termurahnya,” Rp 563.000 per gram setelah terjungkal sebesar Rp 5.000 per gram.

Sehari sebelumnya, Kamis, 15 Oktober 2015, harga emas Antam masih bertengger di angka Rp 568.000 per gram.

Harga pembelian kembali atau buyback emasAntam juga mengalami penurunan.

Artinya, jika Anda menjual emas yang dimiliki maka Antam akan membelinya di harga Rp 500 ribu per gram.

Saat ini, Antam menjual ukuran emas dari satu gram hingga 500 gram. Namun hingga menjelang siang WIB, emas ukuran 500 gram, 250 gram, 100 gram, dan 50 gram susdah habis terjual pada perdagangan hari ini.

Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.

Berlainan dengan kondisi harga emas domestik, harga emas global, terutama dari New York, bersamaan dengan penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, atau Jumat pagi WIB, mengalami kenaikan dan mencatatkan sisi kelima dalam level tertingginya pada empat bulan terakhir.

Spekulasi pada tren penurunan logam tumbuh sementara emas didukung oleh penurunan mata uang dolar dalam beberapa pekan terakhir.

Emas untuk pengiriman Desember naik dan bertengger di US$ 1.187,5 per ounce pada perdagangan Comex.
Itu adalah level tertinggi sejak Juni dari kebanytakan kontrak pembelian yang aktif.

Year to date, harga naik nol koma tiga persen pada Desember lalu.

“Reli terakhir ini didukung oleh penurunan mata uang dolar yang terjadi selama tiga pekan terakhir ini, dan rendahnya spekulan yang bergantung pada logam,” ujar Ken Ford, PResiden Warwick Vslley dukutip dari Marketwatch, Jumat, 16 Oktober 2015.

Mata uang dolar memang tengah melemah dalam pekan-pekan terakhir ini, serta diracuni dari kehilangan pada pekan ini, sementara harapan The Fed menaikkna suku bunganya tahun ini sirna.

Namun, indeks pada Kamis lalu, menunjukkan klaim angka pengangguran turun ke level terendah sejak empat puluh lima tahun terakhir.

“Emas tengah berada di titik favoritnya,” ujar Ford.

“Ada beberapa alasan kenapa emas cenderung naik… termasuk ada musim nikah di India.,” katanya.

Sehari sebelumnya, Kamis, emas kembali melonjak karena tertundanya rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat dan langkah investor China yang mencari instrumen lindung nilai di saat pasar saham mereka sedang bergejolak.

Mengutip Wall Street Journal, Kamis, harga emas naik saat pembukaan perdagangan. Harga tersebut merupakan level tertinggi sejak 1 Juli lalu. Namun kemudian harga emas kembali.

Angin segar yang mendorong harga emas mencapai level tinggi tersebut karena kemungkinan penundaan rencana kenaikan suku bunga The Fed.

Kekhawatiran akan rencana kenaikan tersebut mereda sejak awal bulan ini setelah The Fed mengeluarkan laporan hasil rapat yang dilakukan pada pertengahan September 2015 lalu.

Semula banyak pihak memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga di akhir tahun ini.

Namun dari hasil rangkuman isi pertemuan tersebut disimpulkan bahwa The Fed akan menunggu tanda-tanda yang lebih nyata mengenai pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Sejak keluarnya laporan tersebut indeks dolar AS melemah sehingga menggerakkan harga emas ke posisi yang lebih tinggi.

“Kami memperkirakan dolar AS akan melemah lebih dalam lagi,” jelas Analis Phillip Futures Ltd, Howie Lee.

Ia melanjutkan, kenaikan harga emas juga disebabkan karena meningkatnya permintaan dari China karena kekhawatiran investor akan penurunan harga saham di negara tersebut.

Banyak orang mencari instrumen investasi alternatif sejak musim panas lalu karena tak ingin terombang-ambing pergerakan harga saham di China.

Emas menjadi pilihan paling mudah karena komoditas tersebut merupakan instumen save haven.