close
Nuga Tekno

Kemudahan Facebook Buka Word Press

Facebook memberi kemudahan bagi pengguna untuk “membuka” artikel di “wordlpress, dengan menyajikan plug-in lewat aplikasi Facebook mobile dalam format Instant Articles.

Instant Articles adalah cara Facebook memudahkan penggunanya yang ingin membaca artikel dari tautan tertentu.

Artikel tersebut lebih ringan dan lebih cepat dimuat, karena menanggalkan komponen-komponen yang tidak diperlukan.

Seperti ditulis Blog Facebook, plugin Instant Article tersebut telah dirilis oleh Facebook untuk WordPress di awal pekan ini.

Plug-in tersebut membuat RSS feed khusus yang secara otomatis akan mengoptimalkan posting artikel agar ditampilkan sesuai format Instant Articles.

Dijelaskan pula oleh Facebook bahwa plug-in yang bersangkutan mendukung video autoplay secara native, tanpa perlu tambahan apa pun.

“Grafis interaktif dan sosial media juga didukung,” demikian tulis Facebook.

Instant Articles akan mulai tersedia untuk umum pada 12 April mendatang, saat Facebook mengadakan pertemuan developer di ajang F8 di San Francisco, AS.

Ratusan industri media dan penerbitan diklaim Facebook telah berkomitmen menggunakan fiturnya itu.

“Visi kami memang untuk membuat sesuatu yang bisa dipakai oleh penerbit artikel di seluruh dunia,” kata Product Manager Facebook, Josh Roberts.

Selain itu Facebook juga telah mencanangkan bakal menjadi agregator/pengepul konten berita.

Untuk memuluskan rencananya ini, jejaring sosial milik Mark Zuckerberg ini dikatakan sudah bekerja sama dengan berbagai media besar dunia.

Seperti dikutip “nuga” dari “cnet,” beberapa waktu lalu Facebook telah menghadirkan artikel dan berbagai bentuk konten berita lainnya.

Fitur pembagian berita tersebut disebut-sebut memiliki nama Instant Articles dan mulai beroperasi pada bulan Mei ini juga.

Menurut kabar yang beredar di internet, untuk awalnya, Facebook akan menayangkan berita dari The New York Times, Buzzfeed, dan National Geographic.

Saat ini, pengguna memang bisa sudah diberi kebebasan untuk berbagi tautan artikel berita di linimasa Facebook.

Akan tetapi, Facebook merasa, pengguna belum mendapatkan pengalaman yang cukup cepat untuk membuka tautan tersebut, khususnya di produk mobile.

Dikatakan, sebuah perangkat mobile butuh waktu rata-rata sekitar delapan detik untuk membuka sebuah tautan.

Selain itu, pengguna juga akan “dibawa” ke luar dari Facebook.

Ketika mengklik sebuah tautan, pengguna akan diarahkan langsung ke situs dari tautan tersebut.

Seringkali, pengguna akan diarahkan untuk membuka peramban dan akhirnya harus meninggalkan Facebook untuk membaca isi tautan tersebut.

Nah, Instant Articles ini dikatakan bakal membuat pengguna bertahan lebih lama di Facebook. Pasalnya, semua berita langsung ditampilkan di situs sosial media tersebut.

Artikel pun dijanjikan untuk tampil lebih cepat sehingga menghemat waktu pengguna.

Untuk menarik perhatian para media untuk bekerja sama, Facebook dikabarkan akan menawarkan sebuah model pendapatan yang menarik.

Facebook dikabarkan akan memberikan seluruh atau seratus persen keuntungan iklan yang didapat dari artikel di fitur Instant Articles ini.

Pemberian keuntungan tersebut merupakan sebagai wujud “ganti rugi” waktu yang lebih banyak dihabiskan di Facebook ketimbang di suatu situs berita itu sendiri.

Akan tetapi, jika Facebook merupakan pihak penjual iklan, mereka akan tetap mendapatkan keuntungan sebesar yiga puluh persen.

Hingga saat ini, Facebook masih belum memberikan komentarnya perihal rumor Instant Articles ini.

Facebook menguji fitur baru dan memperingatkan pengguna akan konten satir yang dipublikasikan di situs-situs satir seperti Onion.

Artikel-artikel yang dipublikasikan di linimasa pengguna akan diberi label “[Satir]” untuk mencegah mereka agar tidak terkecoh dan mengira artikel itu asli.

Konten satir selama ini memicu kebingungan dan komentar-komentar bernada amarah dari sejumlah pengguna media sosial.

Facebook mengatakan kepada BBC bahwa respon dari pengguna membuat mereka sadar perlunya label tersebut.

“Kami melakukan uji coba yang menunjukkan teks ‘satir’ di depan tautan artikel-artikel satir di linimasa,” kata juru bicara Facebook dalam sebuah pernyataan.

“Ini karena kami menerima respon bahwa pengguna ingin mendapat kejelasan bagaimana membedakan artikel satir.”

Situs-situs berita seperti Onion di AS dan Daily Mash di Inggris menerbitkan artikel-artikel berita satir yang meniru media besar dan merefleksikan agenda berita yang sedang hangat.

Namun konten itu kerap diduga sebagai fakta oleh pengguna jejaring sosial dan bahkan organisasi berita profesional.

Sebuah artikel berjudul “Tips for being an unarmed black teen,” yang diterbitkan untuk merespon penembakan oleh polisi di Ferguson, Missouri, memicu kemarahan dari pengguna Facebook.

Tahun lalu, Washington Post terkecoh dan melaporkan bahwa mantan calon wakil presiden Sarah Palin akan bergabung dengan jaringan berita al-Jazeera, sebuah artikel yang ditulis oleh situs satir Daily Currant.

Sedangkan empat tahun lalu, sebuah koran Cina dipermalukan karena melaporkan sebuah artikel Onion yang menyebutkan bahwa pemimpin Korea Kim Jong-un adalah “pria terseksi.”