close
Nuga Tekno

Google Punya Pembersih Layar Smartphone

Google baru saja mengumumkan fitur baru untuk para pengguna smartphone.

Fitur bernama Screen Cleaner ini hadir melalui aplikasi Files.

Seperti diketahui, Files merupakan aplikasi pengelola data besutan Google. Dikutip dari Phone Arena,  fitur baru aplikasi ini mampu membersihkan kotoran yang ada di layar.

Menurut Google, fitur ini dapat membersihkan kotoran atau noda termasuk semua hal di atas layar. Raksasa internet itu menyebut Screen Cleaner memanfaatkan detektor noda berbasis application programming interface (

Cara kerjanya adalah dengan mengenali kotoran atau kondisi yang tidak baik di atas layar. Setelah terdeteksi, kotoran itu akan disapu oleh gerakan mikro dari perangkat.

Lalu, kontrol haptik dan motor gerak di perangkat akan mengaktifkan mikrovibrasi untuk membentuk pelindung anti-lengket yang selanjutnya dapat menjaga smartphone tetap bersih.

Fitur ini tentu menarik, mengingat pengguna smartphone tak perlu lagi repot-repot membersihkan layar setiap saat. Sayang, ternyata fitur tersebut tidak dapat benar-benar dipakai oleh pengguna smartphone.

Alasannya, fitur tersebut tidak lebih guyonan Google menyambut April Mop. Guyonan ini juga bukan yang pertama karena Google juga memunculkan gim Snake ke Google Maps untuk pengguna Android dan iOS.

Dilansir The Verge,, perusahaan raksasa mesin pencari tersebut memunculkan gim Snake ke Google Maps untuk pengguna perangkat Android dan iOS.

Tak hanya itu, Google juga meluncurkan sebuah laman web terpisah yang dapat dimainkan walaupun kamu tidak memiliki aplikasi. Yang hanya perlu kamu lakukan adalah dengan berkunjung ke laman snake.googlemaps.com di browser pilihan.

Bagaimana caranya bermain Snake di aplikasi Google Maps? Kamu hanya perlu membuka aplikasi, tap ikon menu pada sudut kiri atas, dan pilih “Play Snake.”

Setelah memilih kota yang diinginkan, kamu dapat mulai mengangkut sebanyak mungkin penumpang saat kereta bepergian ke seluruh dunia.

Seperti gim lawasnya, kereta akan semakin panjang dengan setiap kali jumlah penumpang yang diangkut.

Informasi, gim Snake di Google Maps saat ini sudah meluncur di seluruh dunia pada hari ini dan akan tersedia untuk dimainkan hingga satu minggu kedepan.

Sementara itu, Gmail baru saja merayakan hari jadinya yang kelima belas tahun. Ya, layanan email milik Google tersebut pertama kali diluncurkan pada  April  Karena bertepatan dengan April Mop, banyak yang mengira kala itu cuma lelucon.

Google ternyata benar-benar tak bercanda. Terbukti, lima belas tahun kemudian, Gmail kini telah menjadi salah satu layanan Google yang paling diandalkan, dengan total satu setengah miliar pengguna setiap bulannya.

Dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang kelima belas, Google pun mengumumkan fitur baru pada Gmail, yakni Smart Compose.

Seperti dikutip CNET , Smart Compose diklaim sebagai fitur canggih di mana pengguna bisa menjadwalkan pengiriman email, agar pengguna lain dapat menghargai ‘digital well-being’ lain saat sudah di luar jam kerja.

Smart Compose memungkinkan pengguna memilih jadwal pengiriman email sesuai waktu yang direkomendasikan

Namun, pengguna sebetulnya bisa memilih waktu yang lebih spesifik lewat menu yang ada.

Tak cuma itu, fitur juga membuat pengguna mengetik email dengan prediksi ketikan yang bisa dipilih. Kemampuan tersebut dibekali dengan kecerdasan buatan

Pada aplikasi Gmail, fitur Smart Compose bisa digunakan dengan menge-tap ikon tiga titik yang ada di sisi kanan atas email yang hendak dikirim. Setelahnya, pilih opsi “Schedule Send” dan pilih waktu yang diinginkan.

Kalau untuk Gmail versi web, pengguna dapat memilih opsi di sebelah tombol send di Schedule Send, langkah berikutnya persis sama di versi aplikasi.

Sekadar diketahui, Smart Compose akan hadir di Gmail aplikasi semua versi smartphone Android.

Google baru saja mengumumkan pengakuan penting terkait layanan Gmail miliknya.

Raksasa internet itu mengungkap bahwa pihaknya masih memungkinkan pengembang pihak ketiga untuk mengintegrasikan layanannya dengan Gmail.

Dengan kata lain, aplikasi tersebut dapat mengetahui seperti apa isi dari Gmail.

Beberapa aplikasi yang biasa memanfaatkan hal ini adalah perencanaan perjalanan dan sistem manajemen khusus.

“Pengembang dapat membagi datanya ke pihak ketiga selama mereka transparan dengan para pengguna cara pemanfaatan data tersebut,” tutur VP of Public Policy and Government Affairs untuk Amerika di Google, Susan Molinari,

Sekadar informasi, pernyataan tersebut ditujukan dalam bentuk surat untuk para senator di Amerika Serikat.

Google juga memastikan bahwa aturan soal privasi dapat diakses oleh pengguna sebagai bahan pertimbangan.

“Pengguna juga dapat melihat atau menghapus akses aplikasi lewat laman Google Account-nya. Atau, mereka dapat memilih untuk tidak mengunduh aplikasi tersebut sama sekali,” tutur Molinari.

Untuk diketahui, Google sebenarnya sudah menghentikan pratik pemindaian email akun Gmail untuk kebutuhan iklan.

Lebih lanjut juga,disebut bahwa tidak ada pegawai manusia yang membaca isi Gmail pengguna.

Kendati demikian, bukan berarti langkah itu berlaku umum. Dalam beberapa kasus, semisal menyangkut keamanan atau kebutuhan investigasi, pegawai manusia baru akan turun tangan.

Karenanya, Google dengan tegas mengaku akan menindak aplikasi yang tidak memberi kejelasan mengenai pemakaian data pengguna. Salah satunya adalah menonaktifkan aplikasi tersebut.

Surat pada senator soal Gmail ini sendiri sebenarnya muncul usai pemerintah Amerika Serikat menaruh perhatian pada data privasi pengguna di layanan online.

Tak cuma Google, komite senat juga mempertanyakan hal tersebut ke Apple dan Twitter.

Soal pemindaian isi Gmail sebenarnya sudah mengemuka pada Juli tahun lalu. Dalam laporan The Wall Street Journal, diketahui Google masih masih memberi izin bagi pengembang untuk mengakses Gmail pengguna.

Hal itu dimungkinkan karena setelan akses Gmail membuat perusahaan dan pengembang aplikasi dapat melihat email orang dan detail pribadi pengguna. Misalnya saja alamat penerima, waktu pengiriman, hingga isi pesan.

Aplikasi-aplikasi yang dibuat pengembang itu sebenarnya diwajibkan mendapatkan persetujuan pengguna untuk mengakses email.

Sayangnya tidak dijelaskan apakah manusia atau komputer yang bisa mengakses email-email milik pengguna Gmail.

Google menyebut, hanya memberikan akses ke pengembang pihak ketiga untuk memeriksa data dengan persetujuan dari si pengguna.

Proses pemeriksaan meliputi pemeriksaan identitas perusahaan. Dalam hal ini apakah perusahaan yang bersangkutan terwakili oleh aplikasinya, sebab kebijakan privasi menyatakan akan memonitor email.

Menurut Google, data yang diminta perusahaan cukup masuk akal guna melihat apa yang dilakukan perusahaan.

Aplikasi email misalnya, harus mendapatkan akses ke Gmail. Google mengatakan, beberapa pengembang telah mengajukan permohonan untuk mengakses Gmail, tetapi oleh Google belum diberikan izin.

Sayangnya, raksasa internet itu tidak menyebut berapa banyak perusahaan yang meminta akses terhadap Gmail.

Dalam laporan, disebutkan kemungkinan karyawan Google telah membaca email pengguna.

“Tetapi itu hanya dalam beberapa kasus tertentu, misalnya saat kami memberikan izin, atau untuk tujuan keamanan seperti penyelidikan bug atau penyalahgunaan,” kata Google.