close
Nuga Tekno

Facebook Simpan Bahasa “Slang”

Facebook telah menyediakan pemindaian istilah baru, atau dikenal dengan bahasa “slang,” untuk kemudiannya menyimpannya di glosarium sosial.

Seperti ditulis di “business insider,” hari ini, 10 Maret 2016, langkah memindai dan menyimpan bahasa “slang” diiukti dengan mematenkan perangkat lunak yang akan memindai istilah-istilah baru tersebut

Hak paten ini diberikan pada Februari 2016, dengan demikian sistem akan mulai memeriksa tiap unggahan kata dan pesan pada jejaring sosial tersebut dan mencari sesuatu yang disebut neologisme.

Secara sederhana kata-kata yang akan ditemukan Facebook sudah digunakan oleh beberapa kelompok pengguna, hanya saja belum dipakai secara umum.

Grammar Monster mendata beberapa contoh kata neologisme seperti ‘oversharer’, ‘digital detox’, hingga ‘sick’ sebagai kata sifat berarti positif.

Sementara itu, hak paten untuk Glosarium Sosial Facebook adalah sistem yang digunakan untuk menangkap istilah-istilah slang tersebut.

Sebab, kata-kata itu sudah mulai menyebar.

Sistem tersebut akan menemukan kata atau istilah, kemudian memeriksa beberapa kali untuk memastikan bahwa kata atau istilah tersebut belum pernah digunakan.

Jika saja frase baru itu menjadi populer, maka akan ditambahkan ke glosarium sosial perusahaan.

Tidak hanya itu, software ini juga akan memeriksa apakah kata atau istilah di glosarium masih beredar.
Jika ternyata sudah tidak populer, maka software akan menghapusnya dari glosarium sosial.

Sistem akan melihat beberapa kata seperti bahasa slang, istilah berkaitan dengan seni, suku kata, singkatan, akronim nama, nama panggilan, atau kata yang diciptakan dari frase

Namun, jejaring sosial berusia dua belas tahun itu belum memberikan penjelasan soal manfaat apa yang diperoleh dari penggunaan glosarium sosial tersebut.

Facebook juga menyebutkan, software ini mampu menguraikan maksud dari istilah ‘Rickrolled’.

Istilah itu disebut-sebut sebagai julukan untuk seseorang yang mengirimkan video lagu ‘Never Gonna Give You Up’ yang dinyanyikan Rick Astley.

Hal-hal seperti inilah yang kini sedang dikembangkan dalam glosarium sosial.

Sayangnya, Facebook sendiri belum memberikan komentar maupun klarifikasi atas kebenaran berita ini.

Selain itu, Facebook telah menjawab ‘serangan’ kritik selama lebih dari satu tahun dengan membuat perubahan besar terkait kebijakan nama asli bagi penggunanya.

Sejak Desember tahun lalu pengguna Facebook sudah bisa melihat sistem baru yang dapat digunakan untuk melaporkan nama-nama palsu bersama dengan sistem baru yang menanggapi laporan tersebut.

Sistem ini juga meliputi kanal dukungan khusus untuk masalah LGBTQ, nama non-Barat, dan kasus menguntit atau penyalahgunaan.

Sistem baru ini akan segera menyebar di Amerika Serikat, lalu meluas ke wilayah lainnya di dunia, tergantung pada umpan balik dari peluncuran di negeri Paman Sam tersebut.

“Kami menyadari pentingnya kebijakan ini bekerja bagi semua orang, terutama bagi masyarakat yang terpinggirkan atau menghadapi diskriminasi,” tulis Facebook.

Untuk melakukannya, sistem baru ini pertama memerlukan informasi lebih lanjut ketika melaporkan seseorang yang menggunakan nama palsu, dan menawarkan pilihan terpisah untuk penipu, karakter rekaan, atau nama yang sifatnya masih terduga.

Setelah laporan diajukan, pengguna yang bersangkutan akan diberi tahu dan memiliki waktu seminggu untuk menanggapinya sebelum tindakan lebih lanjut diambil.

Kemudian Facebook juga telah membangun sebuah tim dukungan khusus yang ditujukan untuk membantu pengguna melalui proses, yang memberikan perhatian secara personal terhadap proses yang cenderung melibatkan mekanisme tertentu.

Perlu dicatat bahwa sistem baru tersebut tidak mencerminkan perubahan dalam kebijakan nama asli itu sendiri, dan pengguna masih akan diharuskan untuk menggunakan nama yang sama di Facebook, yang mereka gunakan dalam kehidupan nyata.

Namun, Facebook tengah bertaruh bahwa proses baru ini akan mengarah pada banyak kekhawatiran dan membuka pintu untuk perbaikan lainnya di masa depan.

“Sepanjang proses ini, kami akan terus membahasnya secara berkelanjutan dengan komunitas Facebook, sehingga mereka dapat berbagi gagasan pada perbaikan yang mereka ingin lihat,” tandas Facebook.

Selain itu kabar terbaru muncul lagi di Facebook hari ini, Kamis, 10 Maret 2016, berupa Connectivity Lab miliknya telah memetakan dua puluh satu koma enam juta kilometer persegi daratan bumi

Dengan data tersebut, Facebook setidaknya bisa melakukan dua hal: memiliki informasi yang diperlukan untuk membuat rencana penerbangan internet drone miliknya, Aquila; atau menunjukkan populasi yang terletak terlalu jauh dari pasokan air.

CEO Facebook Mark Zuckerberg mengeposkan video yang menggambarkan betapa kerennya gambar dari peta tersebut.

Alih-alih menyajikan pemandangan global, gambar-gambar satelit ini memberikan perspektif lokal.

Peta yang dipuji Zuckerberg itu diberi label oleh clone dari sebuah algoritma kecerdasan buatan Facebook yang digunakan untuk mengidentifikasi elemen-elemen visual, seperti wajah.

Dengan melihat struktur seperti jalan, bangunan, dan sekolah, algoritma ini mampu menyuplai data berapa banyak orang berada di daerah tertentu, dan di mana mereka terkonsentrasi.

Dikutip dari Popular Science, Kamis, 10 Maret 2016, Kepala Connectivity Lab, Yael Maguire, mengatakan bahwa peta ini akan langsung menginformasikan ke mana drone milik Facebook akan terbang.

Tes penerbangan pertama kemungkinan akan berlangsung tahun ini.

Tags : slide