close
Nuga Sport

Valentino Rossi Dijepit “Koneksi” Spanyol

Valentino Rossi diingatkan oleh banyak mantan pebalap untuk mempertimbangkan secara baik sebelum turun pada seri terakhir MotoGP musim ini di Valencia, karena munculnya kesepakatan para pebalap Spanyol untuk menjepitnya dari ambisi meraih juara.

Menurut laman situs “san marino motorace,” Sabtu, 31 Oktober 2015, Rossi benar-benar terjepit dalam upayanya meraih gelar juara dunia yang kesepuluhnya ketika memastikan turun di Sirkuit Valencia.

Meski masih memuncaki klasemen, keunggulan tujuh poin yang dipunyainya dalam ancaman serius karena dia harus start dari posisi terakhir pada balapan pamungkas di Valencia.

Sebagaimana diklaim sendiri oleh Rossi, terjepitnya dia saat ini adalah karena ‘permainan’ Marc Marquez.
Rossi menuding Marquez telah mendukung Lorenzo menjadi juara dunia.

Tudingan Rossi dianggap bukan tanpa alasan.

Seperti sudah dikatakan sendiri oleh The Doctor, Marquez masih menyimpan dendam atas dirinya menyusul duel sengit yang melibatkan keduanya di Argentina dan Belanda.

Teori lain yang muncul adalah terkait sentimen kenegaraan.

Sesama dari Spanyol, Marquez (dan mungkin Dani Pedrosa) dianggap akan memilih rekan senegaranya yang jadi juara dunia ketimbang pebalap asal Italia.

Sayangnya, dalam kondisi tersebut Rossi tak dapat banyak ‘bantuan’ dari kompatriotnya. Bukan berarti tidak ada pebalap Italia di grid MotoGP musim ini, tapi rider-rider dari negara tersebut sejauh ini tak punya daya saing di papan atas.

Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone cuma bisa sampai papan tengah, sementara Danilo Petrucci statistiknya lebih buruk lagi.

Rossi kini dikepung rider-rider Spanyol.

Teori koneksi Spanyol mengemuka pascainsiden Sepang.

Rossi merasa menjadi korban teori ini.

Dia bahkan menuduh Marquez membantu rekan satu timnya dari Spanyol, Jorge Lorenzo merebut gelar juara dunia. Melihat klasemen pembalap, Rossi memang bersaing ketat dengan Lorenzo. Kedua pembalap berselisih tujuh poin.

Sebelum balapan di Sepang berlangsung, Rossi mencium gelagat Marquez menolong Lorenzo. Rossi melihat gaya membalap aneh Marquez di Sirkuit Phillip Island.

Marquez menurunkan kecepatan ketika di depan Rossi. Padahal, sejatinya itu tidak perlu terjadi karena performa motor si rider bernomor 93 ini masih di atas Rossi.

“Sejak balapan di Phillip Island, jelas bahwa Lorenzo punya pendukung baru. Itu adalah Marquez,” ujar Rossi. VR46 menilai, Marquez sengaja menghalanginya.

Namun, Marquez membantah tuduhan Rossi. Pembalap berjuluk Baby Alien ini menegaskan, sama sekali tidak pernah berniat membantu Lorenzo. Soal melambat di depan Rossi, dia menyebut ban motor belum panas ketika itu.

Di awal lomba di Sepang, Rossi sebenarnya sudah memperingatkan Marquez agar jangan “menggangu” selama lomba berlangsung. Tapi Marquez tidak mengindahkan pesan itu. Marquez tetap melawan Rossi dengan manuver-manuver yang membuatnya harus ekstra-waspada.

Setelah insiden di Sepang akhir pekan ini, aroma koneksi Spanyol kental terasa. Lorenzo menyatakan, bila Rossi pantas disalahkan atas peristiwa ini dan sudah semestinya mendapatkan hukuman berat.

“Sudah jelas dia menjatuhkan Marquez. Menurut saya, pengawas balapan perlu memberikan hukuman berat untuk Rossi. Manuver itu sangat kasar. Saya kira, pengawas balapan harus bersikap adil sekarang,” ketus juara dunia 2010 ini dilansir dari Crash.

Spanyol dalam enam tahun terakhir menjadi kekuatan besar dalam persaingan MotoGP. Setelah habis rivalitas Rossi dengan Casey Stoner, Lorenzo jadi penguasa balap motor kelas paling bergengsi tersebut.

Dominasi Spanyol berlanjut setelah si ‘Baby Alien’, Marc Marquez, datang dan menjadi juara dunia beruntun.

Alhasil dalam lima tahun terakhir rider-rider Spanyol tampil dominan dengan empat kali menjadi juara dunia MotoGP.

Cuma Stoner di empat tahun lalu yang bisa merusak rangkaian tersebut.

Dominasi Spanyol bukan cuma di kelas MotoGP. Pada level yang lebih rendah, Moto2 dan Moto3, kondisi serupa bisa kita temui.

Pada kelas Moto2 ada empat pebalap spanyol berbeda berhasil jadi juara dunia dalam lima tahun terakhir. Hal yang sama terjadi di Moto3.

Kenapa Spanyol bisa mendominasi seri Grand Prix?

Salah satunya adalah faktor kultur. Di banyak kota di Spanyol masih banyak ditemui pengguna motor.

Selain itu anak-anak muda di Spanyol bisa dapat izin mengendarai motor pada usia 15 tahun, sementara SIM untuk mobil baru bisa didapat pada usia delapan belas tahun.

Hal lainnya tentu saja kultur balap. Spanyol punya ajang balap berjenjang yang mengantar banyak anak mudanya meniti karier di Moto3, Moto2 lalu MotoGP.

Anak-anak dari seluruh Eropa dan penjuru dunia datang ke Spanyol untuk menuntut ilmu membalap. Kualitas kompetisi balap regional Spanyol sangat tinggi.

Hal mana membuat Spanyol punya belasan pebalap untuk dimasukkan ke seri Grand Prix tiap tahun.

Spanyol juga punya banyak sirkuit dengan kualitas sangat baik. Setiap tahun ajang MotoGP empat kali mampir Spanyol. Jerez, Catalunya, Aragon dan Valencia bergantian jadi tuan rumah.

Dominasi Spanyol yang terjadi kini menggusur hegemoni Italia. Padahal sejak pertama kali kelas MotoGP diperkenalkan pada, rider-rider Italia seperti tak punya lawan di atas lintasan.

Sementara Spanyol cuma kebagian lima kemenangan, sedangkan Jepang dan Brasil masing-masing dapat tiga kemenangan.

Namun dengan Spanyol terus memunculkan pebalap-pebalap muda berbakat, dominasi mereka di ajang balap ini diprediksi masih akan sangat panjang. Apalagi Rossi, yang saat ini jadi satu-satunya penantang non-Spanyol di papan atas, sudah mendekati usia pensiun.

Tags : slide