close
Nuga Sport

“Saya Belum Kalah dari Marc Marquez”

Valentino Rossi lempar handuk?

Menyerah “kalah?”

Tak mampu mengejar target juara yang kini ada  di genggeman Marc Marquez?

“Kata siapa?” tulis “crash” tentang hebohnya berita  adanya pernyataan Rossi bahwa ia telah menyerah dalam mengejar target juara di sembilan balapan berikutnya.

“Tidak,” kata Rossi mempertegas bahwa ia akan terus menguntit Marquez di sisa balapan yang digelar MotoGP.

Walau pun begitu, Rossi tak menyangkal telah melewatkan kesempatan emas untuk mendulang poin.

Padahal, itu sangat penting untuk memangkas kesenjangan poin antara dirinya dengan Marc Marquez, pesaingnya di posisi pertama.

Rossi kini terpaut lima puluh sembilan poin  dari pesaingnya Marc Marquez, rider  Repsol Honda.

Bahkan, rekan The Doctor di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo di posisi kedua saja, masih terpaut empat puluh delapan poin di bawah Marquez.

“Ini sangat sulit. Di fase sembilan seri pertama, saya tidak meraih sejumlah poin yang seharusnya saya dapatkan karena melakukan sejumlah kesalahan,” ungkap Rossi.

“Jadi, jarak dengan Marquez, di tempat teratas, sangat sulit.”

Meski demikian, Rossi menegaskan tak mau melempar handuk di pertengahan musim ini.

“Kami masih memiliki setengah kompetisi lagi. Sembilan balapan lagi itu masih jauh,” tutur Rossi.

“Kami harus bekerja lebih baik, berusaha lebih kompetitif, meraih hasil maksimal dan setelah itu kita lihat.”

Sebelumnya, Rossi merasa telah kehilangan sentuhan mengendarai motornya pada Sirkuit Sachsenring, Jerman. Menurutnya, itu terjadi setelah melakukan pergantian ban intermediate.

“Permasalah utama adalah bahwa saya sangat lambat pada bagian kedua setelah ganti ban menggunakan ban intermediate di trek kering,” terang Rossi.

“Saya tidak bisa merasakan motor saya. Saya sangat lambat di lap pertama, sepuluh detik karena tak bisa merasakan motor, bahkan ban.”

Rossi merasa bahwa bukan karena terlambat momen mengganti ban ke intermediate. Ia merasa sudah kehilangan sentuhan memacu motornya

“Permasalah utama adalah bahwa saya sangat lambat pada bagian kedua  menggunakan ban intermediate di trek kering,” terang Rossi.

Menurutnya, kondisi lintasan yang langsung mengering membuatnya kehilangan kesempatan emas mengambil poin di Sirkuit Sachsenring.

Dalam hal ini tim Yamaha memang kalah strategi dari Honda yang tetap menggunakan ban tipe ban basah ke normal tanpa menggunakan intermediate.

Itu yang membuat Marquez terus melesat hingga bisa merebut posisi terdepan.

“Setelah persoalan yang kami alami dengan temperatur ke ban depan pada Jumat lalu, kami memutuskan untuk memasang intermediate,” jelas The Doctor, sapaan akrab Rossi.

“Kami membuat keputusan bersama tim karena pada Jumat ban basah terlalu sulit.”

Rossi sendiri tak tahu jika pilihan tersebut ternyata salah. “Akan sangat menarik jika mencoba ban kering jika boleh kembali ke masa lalu,” ucapnya.

“Tapi di atas kertas, ban kering juga akan lebih sulit karena pada putaran pertama saya tak bisa merasakan bahkan dengan ban intermediate dan saya sangat lambat.”

Dalam kondisi ini, Rossi mengakui tidak benar benar kuat. “Namun, motor kami juga sangat sulit dikendarai karena tidak mampu memberikan cukup sentuhan untuk memacu kecepatan sejak awal. Akhirnya saya hanya finis di urutan ke delapan,” ungkapnya.

“Ini hal yang sangat memalukan karena dalam kondisi normal, kering atau basah, biasanya kami masih bisa meraih podium. Namun, jadi seperti ini dan kami akan mencoba lagi nanti.”

Sementara itu Marquez menyebut kemenangannya di Sachsenring sebagai perjudian besar.

Ia  mengakui pergantian tipe ban yang dilakukannya merupakan perjudian baginya.

“Saya mengganti ban saat itu karena saya jauh dari posisi pertama, jauh dari podium,” ucapnya.

“Saya memilih mengambil risiko besar karena ban kering sangat, sangat licin dan di beberapa tikungan masih basah. Tapi di sisa sirkuit saya memacu (motor) secara normal.”

Baginya, ini merupakan balapan yang sangat gila. “Sejujurnya, saya salah memilih ban basah pada awal-awal putaran,” terang pebalap asal Spanyol itu.

“Saya diyakinkan untuk memakai ban basah, tapi kemudian saya melihat Valentino, Jorge, dan Dani dengan ban ekstra basah, lalu saya menggantunya di momen terakhir.”

Strategi awal tersebut, diakui Marquez, memang bukan pilihan yang tepat. “saya bersusah payah dengan ban depan dan membuat kesalahan besar pada poin rem di tikungan kedelapan lagi. Saat saya mencoba memiringkan motor, saya merasa ban depan terlalu dekat, jadi saya segera mengangkat motor dan melaju lurus,” ucapnya.

“Saya sempat masuk ke kerikil-kerikil dan berpikir ‘motocros!’ Kendali daya cengkeram sempat menghentikan saya, tapi saya menarik gas penuh untuk kembali ke trek,” kata Marquez.

“Saya sudah sempat berpikir mengganti motor, tapi saya tunggu beberapa lap lagi.

Tags : slide