close
Nuga Sehat

Anda Perlu Tahu Apa Saja Gejala Diabetes

Laman situs “prevention.com,” Senin, 18 Juli 2016, secara khusus menurunkan tulisan panjang tentang gejala umum diabetes dengan menegaskan tidak semua  rasa haus dan keinginan berkemih tanpa henti  serta  mati rasa di tangan atau kaki merupakan diabet.

“Ada gejala-gejala lainnya yang tidak begitu kentara yang mungkin menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan kadar gula darah Anda,” tulis “prevention” mengingatkan.

Apakah penting mengetahui gejala tersebut?

“Penting,” tulis laman situs terkenal itu.

Dengan mengetahui gejala-gejala tersembunyi Anda bisa  mengambil tindakan seperti mulai mengurangi gula, meningkatkan aktivitas fisik dan memeriksakan diri ke dokter.

Gejala pertama, tulis “prevention” adanya perubahan kulit yang tidak menyenangkan

Misalnya noda gelap di lipatan kulit. Biasanya initerdapat di bagian belakang leher, siku, atau buku-buku jari.

Dan  ini harus diwaspadai sebagai pertanda peringatan awal dari melonjaknya kadar gula darah.

Namun, genetika atau kondisi hormonal juga dapat menyebabkan gangguan kulit yang mirip, yang disebut acanthosis nigricans.

“Ketika saya melihat adanya noda kehitaman pada kulit pasien, hal pertama yang saya lakukan adalah meminta mereka melakukan tes gula darah,” kata Sanjiv Saini, MD, dermatolog di Edgewater, Maryland.

“Kadar insulin tinggi mendorong pertumbuhan sel-sel kulit dan produksi melanin. Inilah yang membuat kulit berbercak.”

Menurunkan berat badan, sedikitnya empat atau lima kilogram akan membuat kadar gula darah cenderung lebih rendah dan membantu melenyapkan bercak hitam tersebut.

Jika tidak, katanya dokter kulit dapat mengobatinya dengan terapi laser atau topikal retina A.

Selain itu penglihatan yang mengabur atau terlalu cemerlang juga merupakan pertanda lain.

“Anda mungkin sering mendengar bahwa pandangan kabur adalah salah satu gejala diabetes. Pada kenyataannya, gejala diabetes dapat mengubah pandangan Anda menjadi lebih baik atau lebih buruk,” kata Howard Baum, MD, asisten profesor kedokteran di divisi diabetes Vanderbilt University.

“Ada banyak pasien yang penglihatannya jadi membaik ketika gula darah mereka meningkat, setelah mulai menjalani pengobatan diabetes, mereka membutuhkan kacamata lagi.”

Apa yang menyebabkan hal tersebut? diabetes menyebabkan kadar cairan dalam tubuh bergeser, termasuk cairan di dalam mata Anda. Inilah yang membuat ketajaman penglihatan menjadi tidak menentu.

Selain itu rasa gatal yang terus menerus

Diabetes, biasanya,mengganggu sirkulasi darah, yang dapat menyebabkan kulit kering dan gatal.

“Beberapa pasien yang baru didiagnosis diabetes menyebutkan bahwa mereka mengalami gatal-gatal yang ekstrim pada tangan dan kaki.”

“ Jadi, jika muncul gejala seperti ini, dokter harus memertimbangkan hubungannya dengan gejala diabetes lainnya,” kata Baum.

Jika menggunakan pelembab tidak menolong mengurangi gatal, sebaiknya Anda menemui dokter Anda lagi.

Selanjut, hati-hati ketika pendengaran berkurang

Jika Anda menemukan diri Anda menyalakan TV dengan volume sangat besar atau tidak bisa mengikuti percakapan tanpa meminta orang lain untuk mengulangi apa yang barusan mereka katakan, beritahu dokter bahwa Anda perlu tes gula darah.

Satu studi yang dilakukan oleh National Institute of Health mengatakan, gangguan pendengaran bisa menjadi gejala awal diabetes.

Orang dengan kadar gula darah tinggi yang belum memenuhi kriteria diabetes, tiga puluh  persen lebih mungkin untuk memiliki kerusakan pendengaran dibandingkan mereka yang memiliki kadar glukosa normal.

Para peneliti percaya bahwa diabetes dapat merusak pembuluh darah dan saraf telinga bagian dalam, yang menyebabkan ketajaman pendengaran jadi jauh berkurang.

Hal lain dari gejala yang harus diwaspadai adalah ketika dengkur Anda seperti gergaji

“Sekitar setengah dari penderita diabetes tipe-2 memiliki gangguan napas saat mereka tidur,” kata Osama Hamdy, MD, direktur manajemen diabetes di Joslin diabetes Center di Boston.

Jadi jika Anda mendapati diri Anda mendengkur keras, termasuk saat tidur siang, ada baiknya Anda melakukan pemeriksaan kadar gula darah.

Satu penelitian di Kanada menunjukkan bahwa dua puluh tiga persen pasien apnea, mendapati diri mereka menderita diabetes dalam waktu lima setengah tahun setelah diagnosis apnea ditegakkan.

Hubungan antara keduanya tidak sepenuhnya bisa dipahami, tapi ada satu benang merah yang perlu diperhatikan yaitu, pasien dengan gangguan napas saat tidur cenderung untuk melepaskan hormon stres dan hormon stres ini dapat meningkatkan kadar gula darah.

Dalam studi lainnya disebutkan, durasi tidur yang terlalu sedikit atau terlalu banyak, juga berpengaruh pada risiko seseorang menderita diabetes.

Tim peneliti menganalisis seribuan orang sehat dari berbagai negara Eropa dan secara spesifik mencari tahu hubungan antara durasi tidur dan metabolisme glukosa.

“Pada pria, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, terkait dengan respons yang rendah pada sel tubuh terhadap insulin, mengurangi penyerapan glukosa, dan dalam jangka panjang meningkatkan risiko diabetes. Pada wanita, kaitan itu tidak diketahui,” kata Femke Rutters, yang melakukan penelitian.

Durasi tidur yang dianggap cukup dalam penelitian ini adalah tujuh jam setiap malam.

Jika kita kurang tidur, kita cenderung lebih bernafsu pada makanan tidak sehat, emosi tidak stabil, dan mengalami penurunan daya ingat dan konsentrasi.

Sementara, jika kita tidur terlalu banyak, kita berpotensi mengalami nyeri punggung, diabetes, dan penyakit jantung.