close
Nuga Sehat

Studi Terbaru, Usia Manusia Tambah Lama

Harapan hidup umat manusia diperkirakan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.

Hal itu dibuktikan lewat penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa umur manusia semakin lama semakin meningkat.

Studi itu bahkan menyatakan rentang usia maksimum manusia

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science itu menyatakan setelah usia seratus lima  tahun, risiko kematian pada manusia cenderung menurun dalam beberapa kasus.

“Meningkatnya jumlah orang yang berumur sangat panjang dan fakta bahwa kematian mereka setelah usia seratus lima tahun terlihat menurun, menunjukkan bahwa umur panjang terus meningkat dari waktu ke waktu.”

“ Dan jika ada batasan itu belum tercapai,” tulis peneliti dalam jurnal tersebut.

Hasil itu didapat setelah peneliti menganalisis sebanyak tiga ribuan orang Italia yang berusia seratus lima  tahun ke atas sepanjang  enam tahun lalu.

Penelitian itu mendemonstrasikan bahwa risiko kematian meningkat saat berusia 50 tahun.

Saat kepala lima, risiko meninggal dunia tiga kali lebih tinggi dibanding saat berusia 30 tahun.

Namun saat mencapai usia seratus lima tahun, risiko kematian relatif stabil sebesar lima puluh persen, yang berarti memiliki risiko hidup lima puluh persen di tahun berikutnya.

Panjang umur manusia diperkirakan bakal terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebelum abad kesembilan belas, harapan hidup manusia rata-rata berfluktuasi antara tiga puluh hingga empat puluh tahun.

Tapi kemajuan teknologi dan obat-obatan berhasil memperpanjang harapan hidup manusia.

Pada dua tahun la harapan hidup global mencapai tujuh puluh dua tahun.

Sementara itu peneliti dari Netherlands Interdisciplinary Demographic Institute yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Joop de Beer menilai studi ini menawarkan data yang meyakinkan.

“Penelitian ini memberikan bukti meyakinkan bahwa hipotesis itu benar. Dan itu konsisten dengan apa yang saya temukan,” tutur Beer.

Sementara itu, Julie Mattison dari National Institute on Ageing  atau Institut Nasional Penuaan di Amerika Serikat.  Mengatakan umur biologis dapat disetel

Hal tersebut tampaknya jauh dari jangkauan, tapi masyarakat kita sudah berusaha melangkah ke arah itu, berkat kemajuan obat-obatan dan perbaikan standar hidup sehat.

Artinya, selain mengalami masa hidup lebih panjang, kita juga mengalami ‘masa kesehatan’ -dan hal yang kedua tersebut terbukti lebih bisa ditempuh.

Lantas, apa yang perlu kita lakukan untuk memperpanjang lagi umur dan menambah kualitas hidup kita?

Para peniliti di seluruh dunia mencari berbagai pemikiran, tetapi bagi Mattison dan kolega-koleganya, jawabannya adalah perubahan sederhana dalam diet kita.

Mereka meyakini bahwa kemungkinan kunci dari masa tua yang lebih baik adalah mengurangi kuantitas makanan yang kita konsumsi, melalui pendekatan yang disebut ‘pembatasan kalori’.

Diet ini lebih efektif dibandingkan mengurangi makanan berlemak sesekali, yaitu dengan cara mengurangi ukuran porsi makan secara bertahap dan berhati-hati untuk selamanya.

Pemikiran bahwa yang dimakan orang mempengaruhi kesehatannya tidak diragukan lagi sudah ada sebelum catatan sejarah yang masih ada sekarang.

Akan tetapi, sebagaimana halnya dalam disiplin ilmiah, catatan rinci pertama berasal dari Yunani Kuno.

Hippocrates -salah seorang ahli fisika yang mengatakan penyakit-penyakit adalah alamiah dan bukan ajaib- mengamati bahwa banyak penyakit berhubungan dengan kerakusan.

Orang-orang Yunani yang gemuk cenderung meninggal dunia pada usia lebih muda dibanding orang Yunani yang ramping. Hal itu jelas dan ditulis di kertas papirus.

Dari pusat ilmu pengetahuan tersebut, gagasan-gagasan ini kemudian diadopsi dan diadaptasi selama berabad-abad.

Dengan perbaikan kesehatan di masa-masa tua, maka kaum manula masih mempunyai kapasitas mental secara penuh dan akan mampu memanfaatkan pengetahuan yang telah diperoleh selama berpuluh-puluh tahun untuk tujuan baik, kata Carnaro.

Dengan dietnya, kecantikan menjadi usia tua, bukan muda.

Didukung data yang dikumpulkan selama hampir tiga puluh tahun tentang kematian dan kehidupan, dan sampel darah serta tisu, dari  penelitian di NIA dan Universitas Wisconsin bertujuan untuk mencari titik terang tentang pembatasan kalori serta mencari tahu bagaimana hal itu menunda penuaan.

Dengan makanan dikurangi, apakah metabolisme dipaksa lebih efisien? Apakah ada tombol molekul umum pengatur penuaan yang diaktifkan dengan kalori lebih sedikit? Atau apakah ada mekanisme yang belum diketahui yang mengganjal hidup atau matinya kita?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu mungkin masih jauh dari kenyataan.

“Jika saya kloning diri sendiri 10 kali dan kita semua bekerja keras, saya pikir kita tetap tidak dapat memecahkannya,” kata Anderson.

“Biologi sangat rumit,” tambahnya. Perlu dilakukan upaya untuk memahami bagaimana pembatasan kalori bekerja dan perawatan-perawatan lain dapat digunakan untuk menyasar bagian khusus biologi kita. Penuaan dapat ditangani secara langsung tanpa perlu membatasi kalori.

“Dan saya pikir hal itu merupakan tiket emas yang sebenarnya,” ungkap Anderson.

Walau kekurangan penjelasan yang rapi, pembatasan kalori tetap merupakan salah satu jalan menjanjikan untuk meningkatkan kesehatan dan seberapa lama kesehatan bertahan dalam hidup kita.

“Tidak ada hal apapun yang kita dapati yang membuat kita berpikir bahwa pembatasan kalori tidak baik bagi orang,” kata Roberts dari penelitian Calerie.

Dan berbeda dengan perawatan berbasis obat, pembatasan kalori tidak menimbulkan berbagai efek sampingan.

“Orang-orang kami (peserta) tidak merasa lebih lapar, suasana hatinya baik, fungsi seksualnya baik. Kami berusaha menemukan hal-hal buruk dan tidak menemukannya,” kata Roberts.

Satu masalah yang diperkirakan terjadi adalah sedikit pengurangan pada kepadatan tulang yang biasanya berkaitan dengan penurunan berat badan, kata Roberts. Namun sebagai langkah jaga-jaga, para relawan diberi suplemen tambahan dalam jumlah kecil selama masa percobaan.

Bahkan dengan hasil temuan yang menjanjikan seperti itu, “Uji coba Calerie merupakan penelitian pertama dalam masalah ini, dan saya pikir tak seorang pun dari kita merasa yakin, ‘baiklah kita akan merekomendasikan ini kepada setiap orang di dunia,” ungkap Roberts.

“Tetapi hal ini benar-benar merupakan prospek yang menarik. Saya pikir menunda munculnya penyakit-penyakit kronis adalah sesuatu yang dapat didukung oleh semua orang dan membuat orang tertarik, karena tak seorang pun ingin menjalani hidup dengan salah satu penyakit tersebut.”