close
Nuga Sehat

Pahami Risiko Kanker Sebelum Terlambat

Kanker, menjadi salah satu penyakit yang diwaspadai. Betapa tidak, saban tahun sebanyak 9,6 juta orang meninggal akibat kanker.

Namun sebanyak tiga koma tujuh juta kasus kanker dapat diselamatkan dengan perawatan dan pengobatan secara tepat, juga deteksi dini. Anda bisa mencegah salah satunya dengan mengenali faktor risiko kanker.

Hingga kini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker berkembang dalam organ tubuh manusia. Meski begitu, studi menunjukkan sejumlah faktor risiko yang bisa meningkatkan peluang seseorang terkena kanker.

Jika seseorang semakin banyak memiliki faktor risiko kanker, semakin besar pula risiko orang tersebut terkena kanker di masa mendatang. Terdapat sejumlah faktor risiko kanker yang tak bisa dihilangkan, tapi sebagian lagi bisa dihindari.

Usia merupakan faktor risiko kanker yang tak bisa diubah. Semakin tua usia seseorang, semakin mungkin terkena kanker. Berdasarkan statistik dari NCI, rata-rata usia seseorang saat didiagnosis terkena kanker adala enam puluh enam tahun.

Sebanyak dua puluh  limaersen penderita kanker bahkan didiagnosis saat berusia  enam puluh lima hingga tujuh puluh empat tahun.

Dikutip dari National Cancer Institute, usia rata-rata seseorang didiagnosis kanker payudara adalah enam puluh satu tahun, kanker usus besar enam puluh delapan tahun, kanker paru  tujuh puluh tahun, dan kanker prostat enam puluh enam tahun.

Usia muda juga tak terhindar dari kanker, leukimia dan kanker tulang umumnya menyerang usia di bawah  dua puluh  tahun.

Merokok atau menggunakan tembakau merupakan penyebab utama kanker dan kematian akibat kanker. Orang yang merokok aktif dan pasif memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker.

Bahan kimia dalam tembakau dapat merusak DNA sehingga membuat kanker lebih cepat berkembang.

Selain rokok, orang yang mengonsumsi alkohol juga berisiko lebih tinggi terkena kanker. Alkohol dapat meningkatkan risiko kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, hati, dan payudara.

Rokok dan alkohol merupakan faktor risiko yang dapat dicegah dan dihindari. Tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol mengurangi risiko terkena kanker.

Riwayat keluarga merupakan catatan penyakit yang dialami keluarga sedarah, seperti orang tua, kakek dan nenek, adik dan kak, anak, om, tante, keponakan, dan sepupu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyatakan jika memiliki riwayat keluarga yang terkena kanker, risiko seseorang terkena kanker akan lebih tinggi.

Pasalnya, keluarga memiliki gen yang mirip, kebiasaan, dan lingkungan yang sama sehingga mempengaruhi risiko kanker.

Orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas memiliki peningkatan risiko beberapa jenis kanker. Mulai dari payudara, usus besar, rektum, rahim, kerongkongan, ginjal, pankreas, dan kantung empedu.

Diet yang tidak sehat seperti banyak mengonsumsi makanan olahan dan cepat saji juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker.

Faktor lingkungan juga berperan dalam meningkatkan risiko kanker. Terpapar radiasi dan sinar matahari misalnya meningkatkan terkena kanker kulit.

Paparan karsinogen atau zat-zat yang dianggap menyebabkan kanker juga bakal meningkatkan risiko terkena kanker. Zat-zat karsinogen dapat mengubah DNA dalam tubuh sehingga dapat mengembangkan kanker.

Hindari faktor risiko yang dapat diubah seperti rokok, alkohol, obesitas, diet tidak sehat, dan lingkungan yang tidak sehat. Sebaliknya, terapkan gaya hidup sehat dan aktif berolahraga. Menghindari faktor risiko kanker dapat mengurangi peluang terkena kanker di kemudian hari.