close
Nuga Sehat

Makanan Manis “Haram” untuk Diabetasi?

Makanan manis untuk pencuci mulut tidak diharamkan bagi penderita diabetes?

“Ya, “ kata Lara Rondinelli-Hamilton, penyuluh diabetes di DuPage Medical Center di Chicago, seperti yang dilansir oleh WebMD, hari ini, Rabu 2 Maret 2016.

Selama ini kebanyakan pengidap diabetes, makanan pencuci mulut seringkali dianggap ‘haram’ karena bisa membuat kadar gula darah melonjak.

Padahal, sebenarnya makanan penutup juga sah-sah saja dinikmati penderita diabetes.

“Penderita diabetes tidak selalu harus menghindari makanan penutup,” kata Lara Rondinelli-Hamilton

“Dengan sedikit perencanaan, para penderita diabetes tetap dapat menikmati makanan manis dan kondisi gula darah tetap terjaga.”

Menurut Rondinelli-Hamilton, hal yang terpenting dalam menjaga kadar gula darah, terutama bagi pengidap diabetes adalah pengendalian diri.

Bila seseorang menginginkan mengonsumsi sepotong kue manis sebagai makanan penutup, maka Rondinelli-Hamilton menyarankan untuk menghindari makanan dengan dengan kandungan pati tinggi sebagai menu utama.

“Makanan penutup dan manisan lainnya tidak memiliki nutrisi yang terlalu penting seperti pada makanan lainnya, jadi baiknya dikonsumsi tidak terlalu sering,” katanya.

Selain membatasi frekuensi makanan manis yang dikonsumsi, Rondinelli-Hamilton menyarankan untuk membatasi jumlah karbohidrat yang tinggi glukosa.

Gula diketahui membuat seseorang menjadi lebih bahagia, tapi juga menimbulkan adiksi, sehingga menginginkan untuk mengonsumsi makanan manis terus-menerus.

Rondinelli-Hamilton menyarankan untuk memesan atau membeli makanan penutup dengan sajian untuk satu orang. Hal ini dianggap lebih realistis dalam hal pembatasan asupan makanan manis.

“Bila Anda tidak bisa mengonsumsi kue tanpa membeli dalam ukuran loyang, lebih baik tidak usah beli,” kata Rondinelli-Hamilton.

Pilihan lainnya adalah memesan kue untuk dikonsumsi secara bersama-sama sehingga membuat konsumsi makanan manis jadi lebih sedikit.

Namun bila menginginkan yang lebih sehat, sangat disarankan untuk membuat sendiri makanan penutup yang diinginkan.

Ketika membuat sendiri, maka peluang membatasi asupan karbohidrat dapat menjadi lebih terjaga, dan rekomendasi paling baik adalah buah-buahan.

“Meski beberapa buah tinggi dalam hal karbohidrat, tapi juga mengandung vitamin, mineral, dan kaya serat,” kata Rondinelli-Hamilton.

Stroberi bukan cuma enak disantap sebagai hidangan penutup ataupun diminum sebagai jus. Selain menyegarkan, stroberi ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Disebutkan, berdasarkan hasilt penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal akademik Molecular Nutrition & Food Nutrition, stroberi, misalnya, terbukti bermanfaat bagi kesehatan tubuh, terutama bagi penderita diabetes tipe 2.

Selain itu, stroberi juga bisa membantu orang yang berisiko terkena penyakit tersebut.

Diabetes tipe 2 disebut juga sebagai diabetes melitus tak tergantung insulin.
Pada penderita diabetes tipe 2 ini ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi atau resistensi insulin.

Orang yang memiliki resistensi insulin cenderung menghasilkan insulin ekstra untuk memindahkan glukosanya dari aliran darah ke dalam sel.

Buah berwarna merah dan berbintik ini juga dijadikan salah satu dari sepuluh jajaran nama makanan super yang sering dimasukkan dalam diet makanan diabetesi.

Menurut penelitian, kemampuan ajaib stroberi ini disebabkan karena kandungan vitamin, antioksidan, serat makanan, dan gula yang rendah dalam tiap buahnya.

Lebih lanjut, dalam penelitian dijelaskan bahwa stroberi yang kaya akan antosianin mampu meningkatkan sensitivitas insulin. Antosianin juga dikenal dapat mejadi antioksidan bagi tubuh.

Para peneliti melakukan penelitiannya dengan mempelajari 21 orang dewasa obesitas yang memiliki resistensi insulin.

Mereka diberi makanan yang mengandung lemak dan karbohidrat tinggi.

Tak hanya itu, disajikan pula minuman yang mengandung bubuk stroberi—berguna untuk mengontrol efek serat makanan.

Minuman-minuman tersebut pun mengandung konsentrasi bubuk stroberi yang berbeda-beda Apa lagi bila dibandingkan dengan mereka yang meminum minuman dengan konsentrasi bubuk stroberi yang lebih rendah.

Sekalipun mekanisme yang tepat belum jelas, antosianin pada stroberi terbukti dapat mengubah sinyal insulin dalam sel seseorang