close
Nuga Sehat

Olahraga? Cukup Lima Menit untuk Berlari

Tak punya banyak waktu, bukan alasan untuk absen berolahraga. Cukup lima menit, Anda bisa merasakan manfaat layaknya berlari santai selama empat puluh lima menit?

Caranya, berlarilah secepat yang Anda bisa tanpa berhenti selama lima menit.

Profesor Cecilie Thogersen-Ntoumani dari Curtis University dan tim peneliti mengatakan, “Sekitar lima puluh persen orang dewasa menghentikan program olahraga yang telah mereka buat dalam enam bulan pertama.”

Sehingga, mayoritas penduduk di seluruh dunia gagal mencapai waktu yang direkomendasikan untuk berolahraga, yaitu seratus lima puluh menit atau lebih per minggu.

“Kurangnya waktu” menjadi alasan yang paling sering digunakan.

Untuk itu, tim peneliti mencoba menganalisa jenis olahraga seperti apa yang bisa menghasilkan manfaat besar, namun hanya memakan waktu sebentar.

Dalam studinya, mereka melibatkan sembilan puluh orang dengan kondisi sehat namun tidak aktif berolahraga di rentang usia delapan belasan hingga enam puluhan tahun.

Responden secara acak dibagi menjadi kelompok-kelompok.

Ada yang melakukan olahraga tradisional, yaitu dengan jogging atau berlari santai selama empat puluh lima menit sehari, serta kelompok yang melakukan olahraga intensitas tinggi, yaitu berlari cepat selama lima menit.

Mereka diminta untuk melakukannya selama sepuluh minggu.

Peserta diberi monitor pribadi untuk mendeteksi denyut jantung.

Hasilnya, kedua kelompok tradisional dan olahraga intensitas tinggi menunjukkan perbaikan kesehatan serupa, seperti peredaran oksigen dalam tubuh yang semakin baik, yang berhubungan dengan penurunan risiko kematian dini.

Kedua kelompok juga mengalami penurunan lemak dalam aliran darah, yang terkait dengan penyakit kardiovaskular.

Sudah rutin berlari setiap hari, namun Anda mendapati lemak pinggang tak kunjung hilang? Itu tandanya Anda perlu mengubah cara berlari.

Lakukan selama satu bulan ke depan untuk perut, pinggul, dan paha yang lebih kencang.

Berlari atau berjalan dengan kecepatan berbeda, terbukti efektif mengurangi lemak perut dan mempercepat metabolisme tubuh, ketimbang bergerak pada kecepatan yang sama selama latihan.

Cobalah kondisikan tubuh Anda untuk berlari santai selama lima belas menit, lalu berlari sangat cepat selama lima belas menit, kemudian lambatkan lari Anda selama lima belas menit.

Ini akan membuat kalori yang terbakar tiga puluh persen jauh lebih banyak.

Bila kebiasaan berlari tak mampu membakar lemak secara efektif, Anda mungkin perlu menambahkan waktu latihan lebih lama, sekitar sepuluh hingga lima belas menit.

Apalagi, jika Anda memang benar-benar ingin menurunkan berat badan.

Setiap kali Anda berjalan cepat selama lima menit, Anda telah membakar sekitar empat puluh limakalori. Dan angka itu bisa memotivasi Anda untuk terus berjalan cepat, bukan?

Kegiatan ini bisa Anda lakukan di mana saja tanpa perlu ke gym. Anda bisa berjalan atau berlari di tempat dengan mengangkat lutut setinggi perut selama lima belas hingga dua puluh menit sambil menonton tayangan favorit.

Tanpa sadar, Anda telah menguatkan otot-otot bagian bawah, sepeti perut dan paha.

Untuk perut yang lebih rata, berkonsentrasilah untuk lebih banyak menggunakan otot perut ketimbang kaki, lalu angkat lutut setinggi yang Anda bisa.

Sebelum menggerakkan treadmill, atur posisi tubuh bergaya plank atau seperti ingin push-up dengan tangan menopang pada pegangan treadmill dan kaki agak condong ke belakang lalu mulailah berjalan perlahan.

Ini akan membuat otot perut tertarik dan membuat pembakaran lemak menjadi lebih efektif

Rutin berolahraga, yang dimulai sejak muda, bukan hanya membuat kita secara fisik bugar dan sehat, tetapi juga bagi organ otak.

Berdasarkan penelitian, rutin berolahraga pada usia sekitar empat puluhan atau lima puluhan tahun dapat membantu mencegah penyusutan otak.

Mereka yang jarang berolahraga kemungkinannya akan mengalami penyusutan otak.

Penelitian tersebut melibatkan ribuan orang yang telah terdata di Framingham Heart Study dengan usia rata-rata empat puluhan tahun.

Penelitian dilakukan pada pria maupun wanita yang tidak demensia dan tidak memiliki riwayat sakit jantung.

Responden diminta rutin melakukan olahraga seperti treadmill, kemudian puluhan tahun berikutnya menjalani scan MRI pada otak.

Penulis studi Dr Nicole Spartano dari Boston University School of Medicine di Amerika Serikat mengungkapkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang kurang olahraga pada usia tiga puluhan hingga empat puluhan tahun, pada dua puluh tahun kemudian akan mengalami penyusutan otak atau ukuran otak yang mengecil.

“Ada korelasi langsung antara kurangnya kebugaran dengan volume otak puluhan tahun kemudian. Penelitian menunjukkan percepatan penuaan otak,” kata Nicole.

Kelompok yang tidak bugar juga memiliki tekanan darah tinggi dan denyut jantung yang cepat. Mereka juga berisiko memiliki volume otak yang lebih kecil dua puluh tahun kemudian.

Penyusutan otak juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit demensia, seperti alzheimer pada usia lanjut.

Menurut Nicole, olahraga dapat meningkatkan harapan hidup dan juga kualitas hidup lebih baik. Olahraga sebaiknya sudah rutin dilakukan sejak muda hingga usia tua.

Tags : slide