close
Nuga Sehat

Ketika Stres Pada Tahap Bahaya, Lantas..!

Pernahkah Anda menyadari ketika tahapan stres yang Anda alami sudah dalam tahap berbahaya?

Jawabannya bisa iya dan bisa tidak

Dan biasanya kita baru menyadari  stres  itu berbahaya ketika  kita menjadi gampang marah, tidak sabaran, atau sakit kepala.

Padahal, sebenarnya,  tubuh sebenarnya sudah mencoba berkomunikasi dengan kita lewat keluhan-keluhan “kecil” yang dirasakan tubuh.

Untuk itu Anda perlu mengetahui ketika  sinyal tubuh  menunjukkan  kita sedang stres.

Orang yang mengalami stres kronik memiliki kadar hormon kortisol tinggi dalam peredaran darahnya.

Dalam jangka panjang, kortisol yang berlebihan ini akan merusak sistem imun.

Perhatikan jika belakangan ini Anda menjadi gampang sakit, seperti flu atau tidak enak badan.

Sering sakit kepala, otot-otot di bahu tegang, dan nyeri, bisa menjadi tanda stres yang makin memburuk.

Pola tidur juga bisa terganggu oleh stres yang tidak terkontrol. Insomnia merupakan gejala awal stres.

Bila Anda sering dibantu tidur oleh pil tidur, mungkin ini saatnya untuk mengenali kadar stres Anda.

Gejala lainnya adalah sulit menahan nafsu makan sehingga Anda ingin makan terus, atau justru kehilangan nafsu makan.

Selain itu perubahan emosi, seperti mudah tersulut emosi, tidak sabaran, dan gampang menangis, merupakan tanda stres yang dialami memiliki kadar yang tinggi.

Tingkat libido juga bisa turun saat seseorang sedang stres.

Selain itu, semakin tinggi level stres, tingkat kepercayaan diri juga ikut menurun.

Lantas bagaimana mengendalikan?

Pengendalian stres sebenarnya bisa dilakukan oleh diri kita sendiri.

Berlibur memang menjadi salah satu cara, tapi seringkali kita baru mengambil jeda untuk berlibur setelah stresnya kelewat besar.

Mulailah dari hal-hal kecil, seperti tidak mengabaikan keluhan sakit tubuh, memperhatikan pola tidur dan pola makan.

Berolahraga juga bisa mengurangi stres.

Cara ampuh lainnya adalah berkumpul dengan teman dekat, bukan hanya ngobrol secara online tapi bertatap muka langsung.

Ada banyak hal yang berada di luar kendali kita, misalnya saja kemacetan parah saat berangkat dan pulang kerja, kondisi ekonomi, atau pendapat orang lain terhadap kita.

Walau begitu, cara berpikir kita terhadap suatu hal bisa diubah.

Carilah perspektif lain dan ambil sisi positif dari sesuatu kejadian.

Menjadi pemaaf bagi diri sendiri dan orang lain dapat melindungi Anda dari stres dan depresi.

Bisa menjadi cara tercepat untuk mencapai kesehatan mental, yang akhirnya membuat kesehatan fisik pun ikut meningkat, isi sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Health Psychology.

Para peneliti melihat efek stres pada kesehatan mental seseorang, dan membandingkan kesehatan orang-orang yang pemaaf bila dibandingkan dengan orang yang tidak begitu pemaaf, bahkan pendendam.

Untuk melakukan hal ini, peneliti terhadap seratusan orang dewasa muda untuk mengisi kuesioner tentang tingkat stres, kecenderungan untuk memaafkan, kondisi kesehatan mental dan fisik mereka.

Hasilnya dianggap tidak mengherankan, orang-orang yang kerap mengalami stres memiliki kesehatan mental dan fisik yang lebih buruk sepanjang hidup mereka.

Tapi para peneliti juga menemukan, bahwa jika orang-orang menjadi sangat pemaaf baik pada diri mereka sendiri dan orang lain, sifat tersebut bisa memotong efek buruk stres terhadap kesehatan mental.

Penulis studi Loren Toussaint, seorang profesor psikologi di Universitas Luther mengatakan, “Jika Anda tidak memiliki keinginan untuk memaafkan, stres akan memperburuk kesehatan mental Anda secara tak tanggung-tanggung, yang akhirnya memperburuk kesehatan fisik juga. Sehingga, Anda tidak memiliki penangkal stres. ”

Walau belum ada ukuran pasti seberapa besar sifat memaafkan dapat melindungi seseorang dari stres bahkan depresi, para peneliti menilai bahwa orang-orang yang lebih pemaaf lebih mungkin untuk memiliki keterampilan dalam mengatasi stres.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan, bahwa mengucapkan doa pendek atau meditasi singkat tentang pengampunan dapat membantu seseorang meredakan stres secara signifikan.