close
Nuga Sehat

Ini Dia Kebiasaan Sepele Pemicu Kanker

Siapa yang  bisa membantah bahwa kanker bukan  penyakit yang paling ditakuti.

Ya kanker bisa datang bila gGaya hidup sehat di abaikan, terutama asupan makanan bergizi dan mengabaikan  olah raga

Dua aktifitas itu, menurut banyak pakar, senenarnya  mampu menurunkan risiko timbulnya penyakit ini.

Akan tetapi, rupanya ada kebiasaan-kebiasaan yang dianggap tidak berbahaya, tapi justru ia membuat bayang-bayang kanker semakin jelas.

Beberapa kebiasaan itu tampak sepele, tapi ternyata turut berpengaruh, seperti duduk terlalu lama atau menempatkan ponsel dekat kepala saat tidur.

Untuk Anda tahu, ada  berbagai  kebiasaan sepele yang dapat menjadi pemicu kanker

Sebut saja kebiasaan tidur dengan ponsel dekat kepala

Ponsel kini seolah tak dapat dipisahkan dari kehidupan orang. Tak hanya sebagai perangkat komunikasi, ia juga jadi peranti untuk menuntaskan pekerjaan kantor hingga bertugas membangunkan orang tidur sebagai alarm.

Berbagai fungsi ini membuat ponsel kerap dibawa tidur. Hal ini sebenarnya tak masalah, tetapi sebaiknya jauhkan ponsel dari kepala.

Pada Desember, California Department of Public Health  merilis petunjuk untuk meminimalisir energi frekuensi radio dari ponsel.

“Kami tahu bahwa langkah sederhana, seperti menjauhkan ponsel dari saku dan mejauhkannya dari kasur saat malam bisa membantu mengurangi reduksi paparan (energi frekuensi radio) dari anak-anak maupun orang dewasa,” kata Karen Smith, direktur CDPH dikutip dari laman resmi CDPH.

Ponsel mengeluarkan frekuensi radio saat mengirim dan menerima sinyal.

Beberapa ilmuwan dan instansi kesehatan meyakini hal ini dapat membawa pengaruh pada kondisi kesehatan manusia.

Meletakkan ponsel dekat dengan kepala memiliki kaitan dengan risiko kanker otak.

Aktivitas fisik dapat mengurangi risiko kanker. Orang disarankan untuk berolahraga paling tidak tiga puluh  menit sehari. Alice G. Bender, dari American Institute for Cancer Research mengatakan aktivitas fisik dapat menurunkan risiko kanker kolorektal, kanker payudara pasca menopause dan kanker endometrium.

Studi juga menunjukkan bahwa orang yang hidup jarang bergerak cenderung punya risiko peradangan, yang mana jika kronis, dapat meningkatkan risiko kanker.

Alice menambahkan jika aktivitas fisik ini hanya berhenti di tiga puluh menit olahraga, hal ini tidak membuahkan hasil positif.

“Anda perlu bergerak sepanjang hari. Ambil waktu untuk peregangan, berjalan, mungkin mengangkat beban, apapun sehingga anda tidak hanya duduk dalam waktu lama,” kata Alice dikutip dari Huffington Post.

“Aktivitas fisik dapat membantu menyeimbangkan hormon sehat dan tak sehat, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat di dalam tubuh.”

Pembagian waktu kerja di kantor kerap memaksa tubuh untuk beradaptasi apalagi kerja shift malam.

Pada lima tahun lalu, sebuah studi yang diterbitkan di British Medical Journal menemukan bahwa kerja shift malam dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Riset meneliti sebanyak dua ribu tiga ratus wanita yang sebagian bekerja shift malam.

Periset menemukan bahwa mereka yang bekerja shift malam selama tiga puluh tahun atau lebih memiliki risiko dua kali lipat untuk terkena kanker.

Periset meyakini tekanan melatonin jadi penghubung paling kuat antara kanker dan kerja malam. Namun selain itu, ada faktor-faktor lain yang turut mendukung antara lain gangguan tidur, gangguan ritme tubuh, vitamin D dan gaya hidup.

Malas mencuci? Kini banyak tersebar jasa laundry yang mudah dan tak memakan tenaga.

Namun kebiasaan ini rupanya dapat memicu kanker. Enviromental Working Group melaporkan beberapa label sabun yang digunakan tempat laundry mengandung zat kimia berbahaya Zat ini dapat memicu kanker.

Pada riset yang pernah ada, binatang yang terpapar zat ini punya tingkat lebih tinggi untuk terkena kanker hati daripada yang tidak terpapar.

Tidur sendiri plus suasana sepi kadang membuat sulit tidur. Orang kadang mengakali situasi ini dengan menyalakan televisi. Namun kebiasaan ini rupanya ‘haram’ dilakukan.

Sebuah studi pada delapan tahun silam yang terbit di jurnal Environmental Health Perspectives menemukan cahaya buatan ini berhubungan dengan kanker payudara dan kanker prostat.

Penyebabnya ialah cahaya buatan ini mengacaukan melatonin yakni hormon yang membuat seseorang tertidur.

Konsumsi minuman berpemanis seperti soda, teh kemasan, dan lemonade dapat meningkatkan risiko kanker endometri.

Menurut Alice, jenis minuman ini membuat kadar gula darah dan insulin langsung menanjak. Insulin tinggi mengkondisikan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan sel kanker endometri.

Namun bukan berarti orang benar-benar tidak boleh mengkonsumsi minuman berpemanis. Alice menyarankan untuk konsumsi dalam jumlah kecil, misalnya minum teh dengan sedikit gula.

Penggunaan tabir surya dianggap penting hanya jika pergi ke pantai. Padahal tidak pergi ke pantai pun kulit bakal tetap terpapar sinar matahari.

Menurut Skin Cancer Foundation, penggunaan tabir surya bersifat wajib, di musim apapun demi menurunkan risiko kanker kulit.