close
Nuga Sehat

Sayuran Mentah Belum Tentu Menyehatkan

Anda penggemar sayuran mentah?

Kalau jawaban iya maka Anda perlu hati-hati.

Memang banyak orang yang memilih untuk mengonsumsi sayuran mentah alih-alih sayuran yang dimasak karena menganggapnya jauh lebih baik bagi kesehatan.

Menurut mereka yang mengonsumsinya, kadar vitamin dan mineral di dalam sayuran mentah masih terjaga dan tidak hilang karena dimasak.

Sebenarnya, apakah memang sayuran mentah memang lebih baik daripada sayuran matang?

Memang, proses memasak makanan bisa menurunkan nilai gizi dari sayuran, namun bukan berarti kita bisa sembarangan mengonsumsi sayuran mentah.

Jika kita tidak mencuci sayuran ini dengan benar, bisa jadi makan sayuran mentah justru akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan kita.

Hal ini disebabkan oleh kemungkinan masih adanya kuman atau kotoran yang menempel pada sayuran mentah. Selain itu, bisa jadi ada kandungan pestisida pada sayuran mentah ini yang tentu berbahaya.

Pakar kesehatan menyebut kita masih boleh mengonsumsi sayuran mentah, hanya saja, kita harus benar-benar mengolahnya dengan benar.

Sebagai contoh, kita sebaiknya mencuci sayuran mentah dengan memakai air yang mengalir.

Selain itu, kita juga sebaiknya mencucinya dengan air panas demi membunuh berbagai kuman. Jika perlu, kita juga bisa menggunakan sabun khusus yang bisa digunakan untuk mencuci sayur dan buahi-buahan.

Hanya saja, setelah menggunakan sabun ini, kita harus membilasnya hingga benar-benar bersih agar tidak memberikan efek buruk bagi saluran pencernaan.

Jika kita tidak mencuci sayur dengan benar, bisa jadi kita akan lebih rentan terkena gangguan pencernaan layaknya diare.

Selain itu, ibu hamil juga sebaiknya tidak mengonsumsi sayuran mentah karena bisa saja memberikan dampak buruk bagi kandungannya.

Pakar kesehatan menyebutkan bahwa tidak semua sayuran ternyata mengalami penurunan nilai gizi setelah dimasak.

Bahkan, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Agriculture and Food Chemistry menghasilkan fakta bahwa kadar antioksidan di dalam beberapa jenis sayuran justru akan meningkat setelah dimasak.

Sayuran-sayuran tersebut adalah tomat, brokoli, wortel, jamur, labu, serta asparagus.

Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa tomat yang dipanaskan hingga suhu delapan puluh delapan derajat Celcius mengalami penurunan kadar vitamin C, namun di dalamnya terjadi peningkatan zat likopen, sejenis antioksidan yang bisa melindungi tubuh dari paparan buruk radikal bebas.

Hanya saja, pakar kesehatan juga menyebutkan bahwa cara terbaik untuk memasak tomat adalah dengan merebus atau mengkusnya.

Sementara itu, jika kita memasak brokoli, maka kita akan membuat kadar senyawa bioaktif karoten dalam sayuran ini meningkat dengan signifikan.

Kandungan ini bisa membuat kita menurunkan risiko terkena kanker prostat, penyakit jantung, dan pembuluh darah. Beberapa jenis karoten seperti lutein dan phytoene dalam sayuran ini juga akan mampu mencegah terjadinya peradangan.

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengonsumsi sayur atau buah sebanyak empat ratus gram setiap hari. Hal ini setara dengan tiga hingga empat  porsi sayuran atau  dua hingga tiga porsi buah-buahan.

Selain dikonsumsi sebagai lauk, kita juga sebaiknya mengonsumsinya sebagai camilan di sela-sela waktu makan.

Ada  beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk mencukupi kebutuhan serat setiap hari.

Selain sebagai lauk, kita bisa menjadikan sayur sebagai jus yang bisa dikonsumsi setelah makan. Selain jus sayur, kita juga bisa mengonsumsi jus buah segar saat sarapan.

Kita bisa mengonsumsi sayur atau buah sebagai camilan sebagai pengganjal rasa lapar sebelum makan siang.

Pakar kesehatan menyarankan kita mengonsumsi satu atau dua porsi sayur saat makan siang.

Kita bisa menjadikan buah-buahan sebagai smoothies yang sehat dan nikmat.

Saat makan malam, kita sebaiknya mengonsumsi satu porsi sayuran demi mencukupi kebutuhan serat harian.