close
Nuga Sehat

Diabetes Bisa Picu Kanker Pankreas.

Diabetes itu penyakit yang mematikan.Dan kenyataan ini sulit  membantahnya.

Kini, berdasarkan hasil studi terbaru,  ditemukan pula bahwa diabetes bisa memicu kanker pancreas.

Sebelumnya para peneliti sudah memfokuskan studinya terhadap hubungan antara diabetes dan kanker pancreas

Penyakit kenaikan kadar gula darah ini diduga meningkatkan risiko kanker pankreas.

Prevention Research Institute International di Lyon, Prancis menungkapkan, lima puluhpersen pasien kanker pankreas ternyata sebelumnya telah didiagnosis diabetes tipe 2

Angka tersebut bisa dibilang cukup tinggi dan menjadi tanda tanya.

Temuan yang dipresentasikan di European Cancer Congress, Amsterdam itu melibatkan hampir 1 juta pasien di Italia dan Belgia.

diabetes sendiri memang berkaitan dengan fungsi pankreas.

Pankreas berfungsi menghasilkan insulin. Sementara itu, diabetes tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin.

Resistensi insulin membuat gula dalam darah sulit diserap ke sel-sel tubuh.

Dengan begitu, para peneliti menduga risiko kanker pankreas mungkin meningkat akibat risiko diabetes.

Alice Koechlin, dari International Prevention Research Institute mengatakan, pasien diabetes maupun dokter harus menyadari berbagai kemungkinan komplikasi penyakit. Untuk mencegah komplikasi, sangat penting bagi pasien diabetes untuk selalu mengontrol gula darahnya.

Sebab, penyakit diabetes umumnya terlambat diketahui oleh pasien.

Tanpa disadari, diabetes mungkin sudah merusak beberapa organ tubuh secara perlahan. diabetes memang bisa menyebabkan komplikasi penyakit lain karena merusak pembuluh darah kecil maupun besar.

Dengan adanya penelitian ini, nantinya pasien diabetes mungkin akan mendapat skrining untuk kanker. Penapisan awal sangat diperlukan untuk memukan kanker sebelum munculnya gejala.

Alice mengatakan, sayangnya sampai saat ini belum ada metode non-invasif yang baik untuk mendeteksi kanker pankreas.

Harapannya, kanker pankreas bisa ditemukan hanya lewat pemeriksaan darah

Sebelumnya,  Gillian Booth, MD, MSc, dari Rumah Sakit Saint Michael di Toronto, dalam sebuah studi berbasis populasi, penderita diabetes diketahui memiliki risiko dua kali lipat untuk menderita sirosis, gagal atau transplantasi liver dibandingkan dengan non-penderita diabetes.

Jelas, ini adalah temuan penting yang harus ditanggapi dengan serius.

Resistensi insulin adalah faktor pendorong berkembangnya risiko fatty liver (perlemakan hati). Resistensi insulin merupakan cikal bakal diabetes tipe 2.

Setiap kali Anda makan karbohidrat, tubuh akan mencerna dan mengubahnya menjadi glukosa.

Glukosa tidak banyak digunakan di dalam aliran darah. Anda membutuhkannya di dalam sel sebagai salah satu sumber energi.

Tugas insulin adalah mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel-sel Anda.

Orang dengan resistensi insulin kehilangan kemampuan untuk melakukan hal itu. Karena tubuh mereka tidak dapat menggunakan karbohidrat secara efisien untuk energi, akhirnya karbohidrat dikonversi menjadi lemak.

Sebagian besar penderita diabetes memiliki hati berlemak. Anda tidak perlu mengalami kelebihan berat badan untuk memiliki hati berlemak.

Kondisi ini sangat umum pada orang yang ramping, namun dengam tingkat gula darah tinggi atau menderita resistensi insulin.

Para penulis studi ini merekomendasikan pasien diabetes rutin melakukan tes darah dan USG untuk memeriksa kesehatan hati mereka setiap tahun.

Tes darah akan memeriksa kadar enzim di dalam hati dan USG akan memeriksa keberadaan akumulasi lemak. CT scan dan biopsi hati mungkin diperlukan dalam kasus-kasus penyakit hati tingkat lanjut.

Penderita diabetes memiliki risiko dua kali lipat menderita penyakit jantung atau stroke.

Orang dengan diabetes juga cenderung untuk mendapat penyakit jantung atau stroke pada usia lebih awal dibanding orang lain yang tidak menderita diabetes.

Selain itu, serangan jantung pada orang dengan diabetes lebih berisiko mengakibatkan kematian.

Kadar glukosa darah yang tinggi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan peningkatan deposito lemak di bagian dalam dinding pembuluh darah.

Deposito tersebut dapat memengaruhi aliran darah, meningkatkan risiko penyumbatan dan pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis).

Dengan diabetes, pembuluh darah kecil di dalam tubuh akan terluka. Ketika pembuluh darah di ginjal mengalami perlukaan, ginjal tidak dapat membersihkan darah dengan benar.

Hasilnya, tubuh akan memertahankan lebih banyak air dan garam dari yang seharusnya dan ini dapat mengakibatkan kenaikan berat badan dan pembengkakan pergelangan kaki.

Sangat mungkin juga urin Anda mengandung protein di dalamya. Selain itu, limbah atau sisa pembuangan kotoran di dalam tubuh akan terbentuk di dalam darah.

diabetes juga dapat menyebabkan kerusakan saraf. Hal ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kesulitan mengosongkan kandung kemih. Tekanan yang dihasilkan oleh kandung kemih yang penuh akan melukai ginjal.

Jika urine tetap ada di dalam kandung kemih untuk waktu yang lama, terjadilah infeksi. Bakteri penyebab infeksi bertumbuh semakin cepat karena darah Anda mengandung gula dalam kadar yang tinggi.

Ya, orang dengan diabetes akan mengembangkan risiko berbagai penyakit dan komplikasi. Tapi, bukan berarti pasien diabetes harus pasrah begitu saja.