close
Nuga Sehat

Detak Jantung Tak Beraturan, Awas!

Apakah Anda mengalami detak atau irama jantung yang tidak beraturan?

Nah, jangan pernah menganggap sepele kasus ini.

Detak jantung yang macam ini dinamai dengan fibrilasi atrium. Dan it5u penyakit.

Ada beberapa contoh irama jantung yang tidak regular.

Misalnya denyut jantung seperti ada yang hilang atau melemah. Itu bisa jadi tanda fibrilasi atrium.

Denyut jantung yang menghilang dalam waktu cukup panjang akan menyebabkan tubuh terasa seperti melayang.

Bisa juga irama  yang tidak beraturan berupa denyut jantung yang terasa cepat seperti main drum.

Memang ada aktivitas fisik yang bisa membuat jantung berdetak cepat.

Bedanya pada kondisi FA denyut yang berdebar cepat datangnya secara tiba-tiba.

Kalau setelah olahraga denyutnya cepat, itu normal, kalau sedang ketakutan lalu berdebar juga normal. Jadi berdebarnya bukan dalam keadaan fisiologis normal begitu

Untuk memastikan apakah denyut nadi kita normal atau tidak, bisa dilakukan pemeriksaan denyut nadi dengan menempelkan tiga jari di pergelangan tangan.

Kondisi FA tidak hanya ditentukan oleh irama jantung yang tak beraturan.

Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.

Untuk Anda tahu,  jantung  berdenyut karena adanya sistem listrik

Dan,  ketika listrik jantung muncul dari banyak sumber, denyut pun menjadi tidak beraturan.

Banyak faktor risiko munculnya FA. Selain faktor usia, risiko FA juga meningkat karena adanya penyakit kronis.

Gejala FA perlu diperhatikan sejak dini karena dapat meningkatkan risiko stroke.

Dan  banyak orang mengabaikan gangguan irama jantung

Apalagi, kelainan irama jantung bisa hilang dan timbul atau tidak menetap.

Kalau denyut enggak beraturan, kebanyakan orang diam saja. Mereka berpikir enggak apa-apa, paling cuma karena capek.

Jjika pernah mengalami irama jantung yang tak beraturan sebaiknya dipastikan penyebabnya dan kontrol ke dokter secara berkala.

Untuk Anda tahu fibrilasi atrium  atau gangguan irama jantung belum banyak dikenal.

Padahal, kondisi ini bisa berakibat fatal, salah satunya menyebabkan stroke.

Orang yang memiliki FA berisiko lima kali lipat terkena stroke dibanding yang tidak memiliki gangguan irama jantung.

Gangguan irama jantung bisa menyebabkan terjadinya gumpalan darah.

Ketika jantung dipompa, gumpalan darah bisa keluar dari jantung  dan masuk ke pembuluh darah otak.

Gumpalan darah itu akhirnya bisa menyumbat di otak sehingga terjadilah stroke.

Sumber listrik jantung seharusnya hanya satu. Tapi pada irama jantung yang enggak teratur, banyak sumber listrik di serambi kiri.

Sistem listrik jantung seperti saling berkompetisi, darah jadi berputar-putar. Darah seolah dikocok. Akibatnya bisa timbul gumpalan darah.

Faktor risiko terjadinya stroke cukup banyak. Namun, FA merupakan faktor risiko yang paling tinggi dan cepat menyebabkan stroke.

Sejumlah penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes biasanya memicu terjadinya stroke dalam hitungan tahun.

Namun tidak seperti FA yang lebih cepat.

Stroke akibat fribrilasi atrium adalah jenis stroke iskemik atau karena adanya penyumbatan pembuluh darah.

Salim mengungkapkan, stroke karena fibrilasi atrium pun berakibat fatal pada otak sehingga serangan stroke biasanya lebih berat dan waktu pemulihannya lama.

Prevalensi FA  dapat  meningkat seiring bertambahnya usia.

Untuk itu, fibrilasi atrium harus dikenali dengan baik agar terhindar dari risiko stroke, serangan jantung, dan gagal jantung.

Tags : slide