close
Nuga Sehat

Cabai Tak Hanya Pedas, Tapi Bisa…

Cabai? Ya pasti pedas.

Laman situs “time of india,” Senin, 23 Maret 2015, menulis bahwa cabai bukan hanya pedas tapi juga menjadi moodbooster, makanan pedas juga memiliki manfaat baik untuk menjauhkan tubuh kita dari penyakit.

Namun begitu, tulisan itu mengingatkan, jangan terlalu berlebihan mengasup cabai karena bisa berdampak terhadap gangguan pencernaan

Lantas apa saja manfaat cabai

Pertama, tulis “timeofindia,” cabai , yang menjadi bumbu utama di dapur, dapat membuat Anda kehilangan timbunan lemak.

Sesuai penelitian, cabai telah mempunyai senyawa yang memberikan efek termogenik, sehingga membuat tubuh membakar kalori lebih banyak setelah Anda merasakan sensasi pedasnya.

Dari temuan lain, penelitimengungkapkan capsaicin dalam cabai memiliki kemampuan untuk membunuh beberapa sel kanker.

Selain itu, cabai juga dapat membantu mencegah stroke dan obesitas. Uniknya lagi, cabai juga mampu memerangi pilek.

Maka itu, jika Anda mengalami pilek disarankan makan pedas agar meredakan penyumbatan hidup.
Cabai juga dikenal untuk mengurangi risiko kardiovaskular.

Mereka menurunkan insiden serangan jantung dan stroke karena dapat mengurangi efek merusak dari LDL.

Bukan hanya itu, bahan pembangkit nafsu makan ini juga dikatakan untuk membantu memerangi peradangan, yang merupakan faktor utama dalam masalah jantung.

Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa senyawa dalam cabai memiliki kemampuan untuk menurunkan tekanan darah. Hal ini juga ditunjukkan untuk mendorong pembuluh darah untuk bersantai.

Makanan pedas dikatakan untuk meningkatkan produksi hormon serotonin yang membuat suasana hati bahagia.
Selain itu, hormon membantu meringankan depresi dan meredam amarah.

Dokter Khursheed Jeejeebhoy, ahli penyakit dalam dari University of Toronto. Secara spesifik menganjurkan setiap orang untuk mengonsumsi cabai secara teratur untuk meningkatkan kualitas kesehatan tubuh.

Menurutnya, mengonsumsi makanan pedas secara tidak berlebihan sangat baik bagi kesehatan dan mengurangi risiko kanker.

Hasil penelitian laboratorium di Inggris menemukan, kandungan capsaicin pada cabai yang menimbulkan rasa pedas, dapat membunuh sel kanker tanpa merusak sel normal.

Jadi tidak heran mengapa beberapa kasus kanker di Meksiko dan India, yang masyarakatnya banyak mengonsumsi makanan pedas, lebih sedikit dibandingkan negara-negara Barat, yang masyarakatnya cenderung tidak suka makanan pedas.

Sementara itu, dua penelitian yang dilakukan tim dari Australia juga mengungkap, menambahkan cabai dalam setiap masakan bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Hasil penelitian itu juga menjelaskan, makanan pedas juga bisa menstabilkan kadar insulin dalam darah.

Dalam takaran yang tidak berlebihan, makanan pedas bahkan bermanfaat untuk kesehatan lambung. Demikian hasil studi yang dilakukan tim peneliti dari Hungaria. Capsaicin bisa mengurangi asam lambung dan berfungsi sebagai antiinflamasi.

Bagi masyarakat dipedesaan tanaman cabe banyak digunakan sebagai penyembuh. Diantaranya dapat menyembuhkan luka dan daunnya dapat digunakan sebagai perda demam tinggi.

Untuk penyembuh luka, cabe merah yang dikeringkan dan ditumbuk sampai halus bila ditaburkan pada luka dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Ini disebabkan karena adanya zat capsaicin pada cabe merah yang menghilangkan rasa sakit.

Sementara itu, daun pohon cabe juga dapat digunakan masyarakat dipedasaan untuk menurunkan demam.
Caranya ambil segenggam daun cabai rawit, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu sendok minyak selada dan campurkan kedua bahan ini sampai rata.

Setelah itu tempelkan ramuan pada ubun-ubun atau dibalurkan pada seluruh badan.

sumber : time of india dan healtmeup