close
Nuga Sehat

Alasan Mie Tidak Baik untuk Kesehatan

Mie adalah makanan jajanan paling favorit, selain karena penyajiaanya yang instan, rasanya juga lezat.

Sayangnya, mie sangat rendah nutrisi.

Mie mengandung kelebihan jumlah karbohidrat yang dikonversi oleh tubuh kita menjadi gula, yang jika tidak dimanfaatkan, akan tersimpan sebagai lemak di dalam tubu.

Konsumsi banyak mie dikaitkan dengan kualitas diet yang buruk dan peningkatan risiko sindrom metabolik.

Mie juga mengandung kadar lemak tinggi, kalori dan sodium dan dicampur dengan perasa buatan dan bahan pengawet.

Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan mengapa mie tidak baik untuk kesehatan!

Mie adalah makanan olahan, yang menyebabkan penambahan berat badan. Mereka juga rendah serat dan protein, yang tidak menjadikannya pilihan terbaik untuk menurunkan berat badan dan tidak membuat Anda kenyang.

Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa wanita yang makan mi instan dua kali seminggu atau lebih, memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik daripada mereka yang makan kurang dari itu atau tidak sama sekali.

Mie mengandung MSG atau monosodium glutamat, aditif makanan biasa yang digunakan untuk meningkatkan rasa pada makanan olahan.

Konsumsi MSG yang berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan, peningkatan tekanan darah, sakit kepala dan mual.

Mie dikaitkan pengurangan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Mie secara signifikan mengurangi asupan vitamin A, C, D, kalsium, fosfor, dan zat besi.

Mie tinggi sodium yang memiliki efek negatif pada orang yang peka terhadap garam. Pada umumnya, mie dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan juga peningkatan penyakit kardiovaskular.

Ibu hamil yang suka makan mi instan mungkin mengalami keguguran saat hamil. Hal ini karena mi mempengaruhi perkembangan janin.

Mie mengandung propylene glycol, yang merupakan bahan anti pembekuan yang mencegah mie mengeringkan dengan mempertahankan kelembabannya. Tubuh menyerap zat itu dengan mudah dan menumpuk di jantung, ginjal, dan hati, yang pada akhirnya bisa merusak sistem kekebalan tubuh.

Penelitian yang dilakukan oleh Hyun Shin, mengungkapkan bahwa merekaa yang mengkonsumsi mie dua kali atau lebih dalam seminggu, berisiko lebih tinggi terpapar sindrom metabolik dibandingkan dengan yang tidak makan mie instan sama sekali.

Penelitian ini dilakukan kepada  sebelas ribu orang dewasa

Partisipan diminta melaporkan apa saja yang mereka makan, lalu daftar makanan tersebut akan diklasifikasikan oleh para peneliti.

Sindrom metabolik ini terjadi dikarenakan tingginya kandungan sodium dan lemak jenuh yang tidak sehat, yang terdapat pada mie instan.

Mie terbuat dari maida.

Maida adalah olahan tepung terigu yang telah mengalami proses penggilingan, penghalusan, dan pemutihan.

Menurut dokter Simran Saini, seorang ahli gizi pada Rumah Sakit Fortis di New Delhi, maida yang terkandung pada mie instan hanyalah bahan tambahan yang tidak memiliki kandungan nutrisi apapun selain kaya akan rasa.

Sehingga konsumsi maida justru hanya akan memicu kegemukan.

Selain itu, maida juga memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga konsumsi maida dapat meningkatkan gula darah Anda.

Saat mengkonsumsi maida, pankreas akan melepaskan insulin dengan segera untuk mencernanya, yang seharusnya membutuhkan waktu.

Kondisi ini dapat memicu pembengkakan hingga berpotensi diabetes tipe 2.

Lisa Young, seorang ahli gizi dan professor di New York University mengatakan bahwa sebenarnya mie masih boleh dikonsumsi dan dampak kesehatan yang ditimbulkan masih dapat dikendalikan.

Caranya adalah dengan tidak mengkonsumsinya setiap hari, mengendalikan porsi yang dimakan pada setiap kali konsumsi, serta sebaiknya kombinasikan penyajiannya dengan makanan lain yang bukan merupakan makanan pemrosesan dan lebih sehat, seperti sayur dan telur.