close
Nuga News

Keladi Spesies

Caladium atau keladi merupakan sekelompok tumbuhan dari genus caladium yang memiliki bentuk unik dengan corak beragam yang cantik saat dipandang.
Dalam bahasa sehari-hari keladi kerap juga dipakai untuk menyebut beberapa tumbuhan lain yang masih sekerabat namun tidak termasuk caladium, seperti talas.

Keladi juga sering dikaitkan dengan tanaman umbi-umbian penghasil bahan pangan.

Sosok tanaman keladi mirip talas, taro, colocasia esculenta.

Kalau talas dikonsumsi umbi induk, keladi dikonsumsi umbi anaknya. Kandungan kalsium oksalat pada umbi induk keladi sangat tinggi hingga berasa gatal di mulut. Dari situlah muncul frasa biang keladi.

Nama botani keladi xanthosoma sagitifolium, diberikan oleh ahli botani Austria Heinrich Wilhelm Schott. Genus xanthosoma, suku araceae, beranggotakan  tujuh puluh enam6 spesies, semua berhabitat asli Amerika Tropis.

Keladi diintroduksi ke  negeri ini  oleh  Portugis dan Belanda.

Sekarang keladi lebih banyak ditanam  dibanding talas; karena lebih tahan penyakit hawar daun talas, akibat kapang phytophthora colocasiae.

Di pasar-pasar tradisional , keladi lebih mudah ditemukan dibanding talas. Tetapi, keladi yang menjadi-jadi sekarang ini bukan kimpul, melainkan tanaman hias genus caladium.

Sama dengan keladi, caladium juga berasal dari Amerika Tropis. Caladium bicolor, malahan lebih dulu diketemukan ahli botani Perancis, tienne Pierre Ventenat. Genus caladium beranggotakan empat belas spesies dan semua merupakan tanaman hias.

Meski begitu, genus Caladium diketemukan dan diberi nama dalam rentang waktu cukup panjang.

Setelah spesies pertama caladium bicolor ditemukan, spesies berikutnya caladium smaragdinum, diketemukan oleh Karl Heinrich Emil Koch dan Carl David Bouch.

Kalau cCaladium bicolor berhabitat asli Amerika Tengah dan Selatan; caladium smaragdinum hanya ada di Kolumbia dan Venezuela. Spesies berikutnya Caladium humboldtii, diketemukan oleh Heinrich Wilhelm Schott di Venezuela dan Brasil .

Dua spesies caladium diketemukan bersamaan. Caladium macrotites juga diketemukan oleh Wilhelm Schott di Kolumbia dan Brasil;

Caladium picturatum diketemukan oleh Karl Heinrich Emil Koch dan Carl David Bouch di seluruh bagian utara Amerika Selatan.

Kemudian berturut-turut caladium coerulescens diketemukan; caladium lindenii dan caladium ternatum; caladium andreanum; caladium schomburgkii ; caladium tuberosum.

Dua spesies terakhir Caladium clavatum dan Caladium praetermissum; baru dtemukan  diabad ini dan sudah sampai ke negeri ini  dengan harga selangit per tanaman.

Sebutan keladi bagi masyarakat Indonesia, bukan hanya ditujukan ke genus xanthosoma dan caladium, tetapi juga ke beberapa spesies dari genus lain.

Salah satunya keladi tikus, taro mice, typhonium flagelliforme; dengan sebaran dari Asia sampai Australia, termasuk Indonesia.

Meski tumbuhan asli Indonesia, masyarakat kita baru memperhatikan keladi tikus, setelah ada informasi tentang pemanfaatan umbinya sebagai obat kanker.

Tetapi di Indonesia juga ada Typhonium roxburghii, yang tumbuh liar dan sering dimanfaatkan untuk tanaman hias dengan sebutan lily voodoo mini. Orang sering bingung, mana yang keladi tikus, mana yang lily voodoo mini.

Ternyata tak hanya berhenti sampai di situ. Masih ada keladi tatto, Cercestis mirabilis. Genus Cercestis terdiri dari 10 spesies, semua berasal dari Afrika Tropis.

Di situs penjualan online, harga keladi tatto berkisar lima ratys ribu rupiah hingga dua juta setengah rupiah. Kemudian keladi katak atau keladi kodok, drimiopsis maculata. Genus drimiopsis terdiri dari empat belas spesies dan juga berasal dari Afrika Tropis.

Sebutan keladi untuk genus Drimiopsis sebenarnya aneh. xanthosoma, Caladium, Typhonium dan Cercestis masih wajar disebut keladi; karena suku talas-talasan (Aroid, Araceae). Drimiopsis bukan suku talas-talasan tapi asparagus-asparagusan (Asparagaceae).

Kebingungan masyarakat masih ditambah lagi, dengan sebutan talas, lumbu dan lompong untuk keladi, talas, senthe  atau alocasia

Untunglah anthurium yang beberapa tahun silam pernah heboh, tak sekalian diberi predikat keladi atau talas.

Sebab genus Anthurium beranggotakan 926 spesies. Masih ada lagi nampu atau cariang. Homalomena juga populer sebagai tanaman hias, dan bentuk daun serta tanamannya persis keladi dan talas.

Masyarakat awam juga menyebut homalomena dengan nama talas, atau keladi.

Senthe memang sudah sejak lama disebut salah sebagai keladi atau talas. Belakangan ini muncul keladi amazon yang sebenarnya senthe.

Nama keladi amazon sebenarnya bukan hanya kesalahan masyarakat Indonesia, melainkan juga ahli botani Andr Michaux.

Ia  menulis di Jurnal Revue Horticole,  tentang diketemukannya silangan alami antara alocasia longiloba dengan alocasia sanderiana; yang ia beri nama alocasia mortfontanensis.

Di International Plant Names Index), nama itu berstatus Unplaced dan Unresolved. Hingga temuannya tidak diakui secara internasional.

Tetapi tahun 1953, John B. Reark menulis prosiding di Florida State Horticultural Society tentang Alocasia mortfontanensis; yang ia beri nama baru sebagai Alocasia amazonica.

Di IPNI, publikasi itu berstatus not validly. Dari situlah para pedagang tanaman hias, termasuk di Indonesia, mengklaim keladi amazon alias topeng afrika, sebagai keladi jenis baru.

Meski jelas itu senthe bukan keladi, juga tidak berasal dari Amazon atau Afrika.

Dalam kebingungan itulah para pedagang tanaman hias menangguk keuntungan, hingga nama keladi tengkorak digunakan untuk puluhan spesies Alocasia dan hibridanya.

Tags : slide