close
Nuga Life

Mr P “Jumbo?” Belum Tentu Nikmat

Anda percaya Mr P “jumbo” bisa mendatangkan kenikmatan bagi pasangan?

Wah, jangan percaya dulu.

Berdasarkan penelitian terbaru dari hasil studi sebuah lembaga “nirlaba,” mereka yang memiliki pendapat “size does matter,” atau ukuran itu penting dalam hal seks ternyata hanya mitos.

Ukuran penis yang terlalu besar justru membuat wanita tersiksa.

Dari berbagai pengalaman yang diteliti lembaga itu b mereka yang berurusan dengan “Mr P” berukuran jumbo tidak mendatangkan sesi bercinta makin nikmat.

Anda harus mengubah anggapan itu. Anda bisa bayangkan kalau ukuran timun dikali dua, lalu masuk ke vagina tentu tidak nikmat

Menurut kesimpulan penelitian itu seks yang seharusnya menyenangkan menjadi serasa di neraka.

Kalau terlalu besar malah menyiksa”.

Memang vagina sebetulnya bersifat elastis. Jadi, secara umum bisa menerima berbagai ukuran penis. Karena sifatnya yang elastis, bayi pun lahirnya lewat vagina.

Namun, proses itu juga disertai rasa sakit.

Lagi pula itu kan proses persalinan, tak setiap hari seorang perempuan melahirkan.

Lain halnya dengan sesi bercinta.

Tentunya tak nikmat jika harus sering berurusan dengan penis yang superbesar”.
Kalau sampai cedera vagina, misalnya robek, bisa timbul infeksi bila tak segera ditangani. Tambah lagi, pihak perempuan bisa mengalami trauma psikis

Makanya, jika ada pasangan yang memiliki Mr P jumbo dibutuhkan melakukan foreplay agar vagina mengeluarkan pelumas yang cukup.

Harusnya ini menjadi perhatian bagi kaum pria.

Tak usahlah memperbesar alat kelamin. Kalau pasangan sudah puas, ya sudah.

Sebab sejumlah hal yang tidak Anda duga sebelumnya bisa saja terjadi dan laman situs prevention menguraikannya secara detil

Pada seorang wanita setelah melakukan hubungan seksual bisa merasakan nyeri.

Anda pernah mendengar bahwa berhubungan seksual seharusnya tidak menyakitkan.

Namun, kenyataannya, berhubungan seksual bisa membuat Anda merasa nyeri. Bagi wanita, bisa mengalami kram di rahim setelah berhubungan seksual.

“Kontak fisik atau aktivitas seksual akan melepaskan oksitosin yang menyebabkan kontraksi rahim,” kata doker Jennifer Ashton.

Tidak perlu khawatir jika kram hanya terjadi sekali atau beberapa kali. Akan tetapi, jika rasa nyeri terlalu sering dan mulai mengganggu hubungan seksual, sebaiknya periksa ke dokter kandungan.

Rasa nyeri setelah berhubungan seksual bisa jadi tanda adanya endometriosis, fibroid, hingga kanker ovarium.

Bisa juga merasa terbakar. Untuk ini Anda jangan panik jika terasa panas seperti luka bakar setelah berhubungan seksual.

Menurut Ashton, hal itu bisa terjadi ketika jaringan vagina mengendur. Rasa seperti terbakar membuat Anda ingin pergi ke kamar mandi setelah berhubungan seks.

Akan tetapi, rasa terbakar normalnya hanya terjadi sangat singkat dan sementara. Apabila, rasa ternakar terjadi selama berjam-jam dan seterusnya, segera periksa ke dokter.

Bahkan usai bercinta bisa mengeluarkan darah

Menurut Ashton, pendarahan bisa terjadi karena terjadi radang serviks atau leher rahim saat kerena berhubungan seksual.

Bagian vagina juga dapat menjadi robek jika melakukan hubungan seks dengan kasar.

Darah bisa berasal dari leher rahim yang meradang atau ada bagian vagina yang robek.

Beberapa orang akan merasa gatal pada area organ intim seusai berhubungan seksual. Hal itu bisa terjadi karena menggunakan pelumas, gel, atau kondom saat berhubungan seksual.

Menurut Internasional Society for Sexual Medicine, ada pula yang mengalami gatal-gatal karena alergi terhadap sperma maupun air mani.

Bukannya merasa senang setelah berhubungan seksual, beberapa wanita justru merasa sedih.

Berdasarkan sebuah studi di jurnal Sexual Medicine, beberapa wanita akan mengalami postcoital dysphoria , yaitu perasaan depresi, cemas, agitasi, atau agresi setelah berhubungan seksual.

Menurut survei, banyak wanita mengalami PCD selama hidup mereka dan lima persen mengalami PCD beberapa kali dalam satu bulan terakhir.

Selain bisa membuat organ intim terasa gatal, air mani pria juga bisa membuat Anda ingin segera pergi ke kamar mandi.

Menurut dokter kandunganTeresa Hoffman, senyawa kimia yang ditemukan dalam air mani dapat menyebabkan kram dan diare ketika mengenai vagina.

Senyawa yang disebut prostaglandin itu dapat menyebabkan otot-otot halus berkontraksi. Ketika hal itu terjadi, sebaiknya Anda segera ke toilet.