close
Nuga Life

Kurus Belum Tentu Tak Memiliki Lemak

Anda bertubuh kurus?

Merasa bebas dari lemak?

Wah jangan dulu “ge-er.”

Menurut Klein, pakar penurunan berat badan bersertifikat di New York, ada beberapa ciri orang yang kurus tetapi tidak seha dan menyimpan lemak

Menurutnya, walau dari luar penampilan Anda mungkin terlihat ideal, ada bahaya tersembunyi dari orang yang bertubuh langsing tetapi tidak sehat karena proporsi lemak yang lebih banyak.

Orang yang bertubuh kurus tetapi berlemak,  merupakan orang yang berat badannya normal, tetapi secara metabolik obesitas.

Dengan kata lain, mereka tampak sehat di permukaan. Namun, karena kurang bergerak dan pola makan buruk, sebenarnya risiko penyakit mengintai mereka.

“Saya menjumpai pasien seperti ini setiap hari. Pada awalnya, mereka terlihat normal, bahkan kebanyakan kurus.”

“ Namun, setelah dievaluasi lebih lanjut, mereka memiliki penanda penyakit metabolik, misalnya gula darah tinggi, Kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi,” kata Lauren Klein

Orang yang termasuk skinny fat juga memiliki massa otot rendah, baik karena kurang berolahraga maupun diet ketat tanpa cukup mengonsumsi protein.

Seperti diketahui, protein adalah nutrisi penting untuk membentuk otot.

Hasil laboratorium biasanya juga mengungkapkan adanya kekurangan vitamin sehingga mereka akan mengalami gejala kelelahan atau susah berkonsentrasi.

Untuk menghitung jumlah lemak pada tubuh, peneliti tidak mengandalkan perhitungan IMT—yang merupakan ukuran berat berdasarkan jumlah lemak dan otot—melainkan langsung melihat jumlah lemak di tubuh

“Terlalu kurus bisa menjadi awal munculnya penyakit pada beberapa individu. Pada saat yang sama, kelebihan berat badan dan obesitas juga tidak optimal untuk kesehatan,” kata Dr William D. Leslie, penulis studi yang merupakan profesor kedokteran dan radiologi di University of Manitoba.

Leslie menambahkan, menjadi terlalu kurus dikaitkan dengan tubuh yang tidak fit dan tidak memiliki kekuatan massa otot. Sehingga, sebaiknya orang yang terlalu kurus segera memperbaiki berat badan untuk bisa mencapai berat normal.

ketimbang orang yang kurus, saat ini jumlah orang yang gemuk atau obesitas jauh lebih banyak.

Namun, peneliti mengakui bahwa penelitian ini masih punya keterbatasan.

Sebab, para peneliti tidak melihat secara detail apa penyebab kematian yang dialami responden, dan hanya melihat responden yang meninggal selama masa penelitian.

Dan tidak melihat bagaimana kondisi kesehatan responden sebelum memasuki periode penelitian.

Walau begitu, Dr Carl Lavie, direktur medis dari pusat rehabilitasi dan pencegahan penyakit jantung di John Ochsner Heart & Vascular Institute di New Orleans mengatakan, “Orang dewasa setengah baya atau lebih tua yang kelebihan berat badan atau bahkan cukup gemuk memiliki tingkat kematian lebih tinggi ketimbang mereka yang berada di kisaran berat badan normal.”

Sebaliknya, penelitian tersebut mungkin ingin menekankan kepada responden dengan berat badan kurang untuk menjaga kebugaran. Sehingga dapat memiliki tubuh kurus yang ‘layak’.

Untuk Anda juga tahu berdasarkan  studi-studi terbaru menyebut, orang gemuk ternyata tidak seburuk yang selama ini dikira.

Dalam sebuah studi disebutkan, orang yang agak gemuk risikonya meninggal muda lebih rendah.

Penelitian yang dilakukan di Denmark ini dilakukan terhadap lebih dari 120.000 orang, dengan mengaitkan antara indeks massa tubuh dan angka kematian.

Meski begitu, penelitian ini tidak menganjurkan kita untuk makan sesuka hati dan tidak perlu melakukan aktivitas fisik. Sebaliknya, memiliki berat badan gemuk tidak perlu ditakutkan seperti sebelumnya.

Tetap atur pola makan dengan memperbanyak makanan bergizi dan rendah kalori, serta tetap melakukan olahraga.

Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, seperti mengukur tekanan darah, gula darah, serta lingkar pinggang dan berat badan, juga jangan diabaikan agar kita tidak terlena jika berat badan mulai bertambah.

Untuk mendapatkan tubuh yang sehat, ternyata orang gemuk hanya perlu menurunkan sekitar 5 persen dari bobot tubuhnya.

Walau penurunannya sedikit, tetapi bertahap sehingga lebih sehat dan bisa dijaga dalam jangka panjang.

Dalam penelitian, orang yang menurunkan sekitar 5 persen berat badannya menunjukkan perbaikan tekanan darah, kadar trigliserida dalam darah, lebih sedikit lemak di livernya, dan gula darah lebih rendah.