close
Nuga Life

Gaya Hidup dengan Muatan Pesan Cabul

Anda tahu apa dampak dari kemudahan teknologi yang mampu mengirim pesan lewat media sosial?
Salah satunya, yang mungkin Anda abaikan pengaruhnya, adalah berjibunnya pesan cabul yang terkirimkan.

Bahkan, dahsyatnya lagi, menurut hasil peneliti terbaru, ditemukan fakta yang mencatat empat dari lima orang dewasa doyan berkirim pesan cabul atau yang lebih sering disebut dengan istilah sexting menggunakan ponsel pintar mereka.

Istilah sexting biasanya diartikan sebagai kegiatan berkirim pesan secara eksplisit yang berbau seksual, baik pesan teks ataupun berkirim konten foto.

“Sexting adalah perilaku lazim yang dilakukan oleh orang dewasa untuk beragam alasan,” tulis Emily Stasko, mahasiswi doktoral psikologi di Drexel University di dalam studinya.

Ia melanjutkan, “temuan ini mengindikasikan hubungan kuat antara kegiatan berkirim pesan dan kepuasan seksual.”

Stasko melakukan penelitian ini bersama profesor Pamela A. Geller yang menjalankan Women’s Health Psychology Lab di Drexel.

Hasil survei mengungkapkan hampir sembilan puluh persen responden melakukan sexting setidaknya sekali dalam hidupnya dan lainnya gemar sexting sepanjang tahun.

Kebanyakan responden mengatakan mereka doyan sexting dengan pasangan masing-masing di dalam hubungan percintaan serius.

Mmereka menunjukan kegemaran sexting di dalam hubungan santai, lalu mengaku doyan sexting dengan selingkuhannya.

Stasko dan Geller melaporkan, sekitar tiga perempat responden mengaku biasanya mereka melakukan sexting dari rumah dan tiga puluh persennya menyatakan doyan sexting saat sedang bekerja atau berada di luar rumah.

Mengutip situs Los Angeles Time, kegiatan sexting berperan penting bagi para responden yang tengah menjalani hubungan percintaan yang tak terlalu serius. Mereka mengaku bisa mendapatkan kepuasan seksual lebih tinggi.

Sementara Stasko dan Geller tak menemukan kaitan antara sexting dan kepuasan seksual bagi mereka yang sedang berada di dalam hubungan percintaan serius.

Penelitian ini menekankan pada fakta mengenai sexting yang cenderung memiliki peran positif dalam membantu pasangan dewasa berkomunikasi.

“Saya menyarankan sexting untuk para pasangan sebagai sarana menunjukan hasrat terhadap satu sama lain,” ungkap Patti Britton, pakar seksologi dari Institute for Advanced Study of Human Sexuality di San Francisco.

Sementara itu, hasil penelitian lainnya membenarkan pnsel pintar membuat penggunanya lebih mudah membuat pemakainya selingkuh.

Survei tersebut dilakukan oleh situs kencan yang tengah booming di Eropa, Victoria Milan. Berdasarkan hasil survei tersebut pengguna ponsel pintar pernah selingkuh.

Pemicunya tak lain adalah berbagai macam aplikasi media sosial yang tersedia di platform Apple App Store dan Google Play.

Aplikasi media sosial seperti Snapchat dianggap sebagai salah satu pemicu perselingkuhan. Snapchat sering digunakan untuk mempublikasikan foto-foto pribadi ke sesama pengguna dan secara otomatis langsung terhapus.

Snapchat lantas dinilai sebagai salah satu aplikasi ‘pembantu’ para pengguna ponsel pintar yang berselingkuh dari pasangannya masing-masing.

Situs Business Insider juga menyebutkan beberapa aplikasi yang bisa mendukung terjadinya perselingkuhan, di antaranya Vaulty Stocks, Ashley Madison, TigerText, SlyDial, hingga Invisible Text.

Namun sayangnya tak disebutkan berapa banyak orang yang mengikuti survei tersebut, begitu juga dengan platform yang dipakai. Apakah Android atau iOS.

Media sosial dan pesan instan bukanlah pertama kali disebut-sebut sebagai pemicu selingkuh. Di Italia, WhatsApp sempat disebut-sebut sebagai penyebab empat puluh persen terjadinya kasus perceraian di sana.

“Media sosial telah memicu pengkhianatan di Italia dengan membuatnya menjadi kegiatan yang lebih mudah untuk dilakukan.”

“ Pertama, melalui berkirim pesan SMS, kemudian Facebook, dan sekarang WhatsApp, sebuah paltform yang sedang diganderungi oleh banyak orang,” kata Gian Ettore Gassani, Presiden The Italian Assocation of Matrimonial Lawyers

Kemajuan teknologi memang tidak melulu membawa dampak positif untuk kehidupan manusia. Di Italia, aplikasi pesan instan WhatsApp malah dinilai sebagai salah satu penyebab perceraian.

Italia terkenal sebagai negara yang memiliki masyarakat sangat menaruh apresiasi tinggi akan arti cinta. The Italian Assocation of Matrimonial Lawyers menilai, percakapan melalui WhatsApp telah menjadi penyebab terjadinya empat puluh persen kasus perceraian.

Percakapan tersebut dijadikan sarana perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan dengan kekasih gelapnya. Tak heran hal ini cukup menggemparkan.

Tak hanya untuk mengobrol, WhatsApp juga digunakan untuk saling berkirim foto-foto seksi. Parahnya lagi, menurut para pengacara di Italia, banyak pihak yang berselingkuh dengan tiga sampai empat orang sekaligus melalui WhatsApp.

Presiden IAML Gian Ettore Gassani menyatakan, “Media sosial telah memicu pengkhianatan di Italia dengan membuatnya menjadi kegiatan yang lebih mudah untuk dilakukan. Pertama, melalui berkirim pesan SMS, kemudian Facebook, dan sekarang WhatsApp, sebuah paltform yang sedang diganderungi oleh banyak orang.”

Gassani juga mengatakan bahwa dengan WhatsApp para pengguna kini lebih mudah bertukar foto cabul. Hal ini biasanya berujung para prilaku hubungan seks bebas yang semakin sering terjadi di Italia.

“Ini bagaikan dinamit, kami melihat para pezinah menggunakan layanan ini untuk menjaga tiga sampai empat hubungan,” kata Gassani, dikutip dari Telegraph