close
Nuga Bola

Mourinho Iri dengan Klopp dan Guardiola

Mantan manajer Manchester United Jose Mourinho menyatakan dirinya iri dengan Pep Guardiola dan Juergen Klopp.

Mourinho yang saat ini sedang tak punya klub menetapkan syarat yang cukup jelas bagi klub yang ingin meminangnya di musim mendatang.

Bagi Mourinho, sosok Klopp dan Guardiola adalah sosok yang cukup jelas untuk dijadikan standar kondisi manajer.

“Saya ingin pergi ke sebuah klub yang memiliki kondisi seperti yang ada pada Juergen Klopp dan Pep Guardiola. Jika kalian melihat Liverpool, berapa banyak dari mereka yang sudah ada ketika Juergen datang? Hanya beberapa.”

“Ketika Juergen Klopp tidak memenangkan apapun pada  tiga setengah  tahun pertama, ia masih punya kepercayaan, masih memiliki keyakinan. Ia ada dalam kondisi yang mendorongnya untuk terus mencoba,” kata Mourinho dalam wawancara dengan BEIN Sports, dikutip dari AS.

Situasi yang sama juga didapatkan oleh Guardiola di Manchester City.

“Saat Pep tidak senang dengan kondisi full back, maka ia langsung bisa membeli empat bek yang ia suka di musim berikutnya. Ketika Pep membeli Claudio Bravo dan tak senang dengan Bravo, maka musim berikutnya ia merekrut Ederson,” tutur Mourinho.

Mourinho merasa dirinya diperlakukan dengan sangat tidak adil sebagai pelatih lantaran ada beberapa hal yang terlalu dikaitkan oleh dirinya, termasuk cara main yang cenderung bertahan.

“Waktu orang mengingat Inter bermain di Barcelona dengan 10 pemain, maka orang bukan mengatakan pertunjukan bertahan yang hebat, melainkan strategi parkir bus.”

“Ketika saya di Chelsea dan menjadi juara, kami bukanlah tim terbaik di Inggris [di atas kertas]. Seorang pelatih harus bisa menjadi ahli strategi ketimbang mempertahankan filosofi. ”

“Saat Antonio Conte mengantar Chelsea jadi juara, mereka juga memainkan serangan balik. Namun karena itu bukan saya, maka hal tersebut tidak diingat,” ungkap Mourinho.

Karena itu Mourinho telah menetapkan hati bahwa dirinya akan mengupas tuntas situasi di klub baru sebelum memutuskan tanda tangan.

“Saya tidak akan memulai pembicaraan tanpa mengetahui dengan jelas apa yang klub tersebut inginkan dan juga tentang persyaratan dan tujuan klub tersebut.”

Jose Mourinho  juga memberikan kisi-kisi untuk mengalahkan Ajax Amsterdam yang belakangan menyita perhatian di ajang Liga Champions.

Ajax tidak sekadar menjadi kuda hitam di Liga Champions. Klub asal Belanda yang sudah mengoleksi empat trofi Si Kuping Lebar kembali digadang-gadang mengulang kejayaan

Pada musim ini, Ajax mencatatkan kemenangan tandang atas Real Madrid pada fase perdelapan final serta mengalahkan Juventus di Italia pada babak perempat final.

Permainan menyerang Ajax menjadi sebuah fenomena pada Liga Champions musim ini. Erik Ten Hag yang mengadaptasi gaya permainan Pep Guardiola, benar-benar membuat Ajax menjadi tim yang tidak dapat dianggap sekadar kuda hitam.

Pada babak semifinal, Ajax akan menghadapi Tottenham Hotspur. Menurut Mourinho, yang pernah mengalahkan Ajax dalam final Liga Europa  bersama Manchester United, Ajax memiliki kekuatan yang tidak bisa dikalahkan begitu saja.

Dalam laga Liga Champions yang tersisa musim ini, Mourinho hanya menyebut Barcelona dan Liverpool yang dapat mengalahkan Ajax dengan gaya main yang selama ini mereka terapkan.

“Jika Anda bermain melawan Ajax dan memainkan cara yang mereka inginkan, maka Anda akan menghadapi risiko karena mereka lebih baik dari Anda,” kata Mourinho dalam wawancara dengan RT Sport yang dikutip dari Daily Mail.

“Jika Ajax bermain melawan Barcelona atau Liverpool di final, saya pikir Barcelona dan Liverpool bisa mengalahkan mereka [Ajax]. Tetapi ketika kualitas Anda tidak cukup baik maka Anda harus menggunakan pandangan strategis dan memberikan permainan yang tidak diinginkan oleh mereka,” jelas Mourinho.

Mantan manajer Inter Milan dan Real Madrid itu menekankan permainan bola bawah dan membangun serangan secara cepat bukan sebagai cara ampuh untuk menaklukkan skuat De Godenzonen.

“Kami memainkan cara yang tidak mereka suka. Mereka mengeluh ketika berhadapan dengan tim yang lama dalam membangun serangan, mereka komplain mengenai Fellaini, mengenai sepak bola yang menggunakan fisik, mereka mengeluh karena mereka tidak mampu bermain seperti itu,” beber Mourinho.