close
Nuga Bola

City dan Arsenal “Paria” di Liga Champions

Dua klub Premier League, Manchester City dan Arsenal, masih menyisakan kekuatan “timpang” di laga leg kedua Liga Champions ketika masing-masing mereka menghadapi Barcelona dan AS Monaco di babak “knock-out,” enam belas besar.

Kedua klub Inggris itu adalah sisa dari Liverpool dan Chelsea yang telah tersingkir dari ajang paling prestiseus kompetisi klub di dunia itu.

Manchester City masih belum sembuh dari luka kekalahannya di laga leg pertama, di Etihad Stadium, dua pekan lalu katika digasak Barcelona dengan dua gol bernading satu.

Sedangkan Arsenal malah lebih parah lagi. “The Gunners” telah tergeletak ketika dibantai AS Monaco lewat tiga gol berbalas satu.

Di leg kedua ini, kedua klub Premier League itu, yang bermain di kandang lawan, sama sekali tidak diunggulkan. Tragisnya, keduanya kemungkinan akan dihapus dalam babak lanjutan Liga Champions.

Gary Neville, mantan pemain belakang Manchester United yang kini menjadi pengamat sepak bola di stasiun televisi Sky Sports, mengungkapkan kepedihannya atas hasil buruk yang diperoleh klub Premier League, terutama Chelsea.

Hasil dari “The Blues” tersebut mengejutkan dan bisa menjadi contoh bagaimana klub-klub Inggris tak lagi memiliki taji di kompetisi Eropa.

“Sangat mengejutkan untuk Inggris, dan untuk Liga Primer Inggris. Tim dengan pemain terbaik di Inggris disingkirkan bukan oleh tim yang spesial, namun PSG pantas memperoleh hasil itu,” kata Neville.

“Kami harus melihat diri kami di cermin. Kami semakin dipermalukan setiap tahunnya. Ini mengejutkan, benar-benar mengejutkan, dan hingga kami bisa bermain secara intens di level teratas sepak bola, kami tak mungkin berjaya di Eropa.”

“Kami masih jauh dari hal ini. Masih sangat sangat jauh.”

Selain Chelsea, dua klub Inggris lainnya pun masih berada di ujung tanduk di Liga Champions. Man City tertinggal satu banding dua gol di leg pertama dan harus bertandang ke Stadion Camp Nou melawan Barcelona, sementara Arsenal kalah satu banding tiga gol dari AS Monaco di Stadion Emirates.

Menurut Neville, salah satu faktor yang harus diperbaiki oleh klub-klub Inggris adalah pada sisi pertahanan.

“Ini soal bertahan dan keinginan kuat untuk bertahan. Memang kami bisa memperbaiki faktor penguasaaan bola, namun kami tak cukup baik secara bertahan.”

“Kami tak menyiapkan tim kami, dan mereka tak menyiapkan diri mereka sendiri untuk laga-laga besar di Liga Champions. Sementara itu, tim-tim lain di Liga Champions memiliki energi dan rasa lapar yang lebih tinggi.”

Neville kemudian berkata bahwa Arsenal dan Man City sebenarnya tim yang memiliki kemampuan, namun ia tidak akan terkejut jika keduanya tersingkir.

“City akan menang di Camp Nou? Apa mereka mampu? Saya kira peluangnya sudah punah. Saya berikan mereka peluang lima persen untuk lolos.”

“Saya bukan negatif, namun hanya melihat yang ada di hadapan mereka.”

Tersingkirnya Chelsea dari Liga Champions, menyisakan Arsenal dan Manchester City sebagai perwakilan sepakbola Inggris.

Manajer The Blues, Jose Mourinho pun mendoakan salah satu klub tersebut untuk melaju.

Pelatih yang kerap menjuluki dirinya The Happy One itu berharap agar City asuhan Manuel Pellegrini dapat mengembalikan agregat di leg pertama, dan melaju ke perempatfinal.

“Saya harap City mengalahkan dan menyingkirkan Barca, karena ini semua mengenai kehormatan sepakbola Inggris, tempat di mana saya bekerja,” ucap Mourinho dikutip dari Mundo Deportivo, Jumat, 13 Maret 2015.

Namun bukan itu saja yang menjadi keinginan Mourinho, ternyata ia juga memiliki hasrat tersirat. Jika City tersingkir dari Liga Champions, Vincent Kompany cs hanya memiliki satu kompetisi yang menjadi fokus mereka, yakni Premier League. Di mana mereka bersaing secara langsung dengan Chelsea.

“Akan sangat sulit (melaju), tapi mereka bisa menang. Jika City tersingkir dari Liga Champions, mereka hanya memiliki satu kompetisi untuk difokuskan,” lanjut Mourinho.

sumber : sky sport, mirror dan mundo deportivo

Tags : slide