close
Nuga Life

Jatuh Cinta Itu Baik Bagi Kesehatan Anda

Kebanyakan orang tentu ingin merasakan jatuh cinta.

Konon, dengan cinta, dunia menjadi tempat yang lebih baik dan indah. Namun, ternyata jatuh cinta punya manfaat besar bagi kesehatan seseorang.

Berbicara tentang cinta memang tidak ada habisnya. Selalu ada saja cerita yang membuat hati kita jungkir balik, kadang kita dibuat tertawa bahagia, kadang kita dibuat sedih seperti tidak ingin lagi hidup. Ya, sangat dramatis memang.

Namun, dengan berbagai perjalanan cinta yang telah Anda rasakan, tak kunjung membuat Anda menyesal untuk jatuh cinta lagi.

Saat Anda mulai merasa ketertarikan pada seseorang, tunggu dulu, jangan langsung berpikir yang buruk-buruk dulu. Jatuh cinta katanya memiliki manfaat bagi kesehatan, tapi benarkah hal tersebut? Hmm, mari kita cari tahu manfaat jatuh cinta bagi tubuh kita.

Sebuah penelitian baru mengkonfirmasi, perasaan jatuh cinta bisa membantu memperbaiki kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, nyeri, hingga reaksi alergi.

Menurut para peneliti dari University of Western Virginia, California, jatuh cinta merupakan hasil dari aktivitas dua belas area otak yang bekerja bersama.

Mereka menyebut, perubahan aktivitas otak ini dimulai hanya dalam seperlima detik setelah seseorang kepincut atau jatuh hati.

Ada lonjakan bahan kimia seperti dopamin dan oksitoksin. Dopamin adalah hormon yang mengatur respons emosional.

Sedangkan oksitoksin dikenal juga sebagai “cuddle hormone” yang menginduksi rasa percaya dan mengurangi kecemasan.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Behavioral Medicine ini mungkin menjadi penjelasan mengapa orang yang jatuh cinta cenderung memiliki tekanan darah lebih rendah.

“Peristiwa hidup yang penting, seperti jatuh cinta, memiliki efek fisiologis serta emosional yang mendalam,” ungkap Sir Cary Cooper, psikolog dari University of Manchester dikutip dari Daily Telegraph

“Sistem kekebalan tubuh, hormon, dan banyak faktor lain kemungkinan terlibat,” imbuhnya.

Pada penelitian lain, jatuh cinta juga bisa mempengaruhi kemampuan tubuh seseorang dalam melawan infeksi. Hal ini didapatkan peneliti setelah melakukan pengamatan terhadap 50 perempuan.

Menurut Sains temuan yang diterbitkan dalam jurnal Psychoneuroendocrinology itu meyebut, dalam studi selama dua tahun, perempuan yang jatuh cinta memiliki perubahan genetik.

Perubahan genetik yang dimaksud berkaitan dengan konsentrasi senyawa yang lebih tinggi untuk melawan virus.

Para peneliti berasumsi, tingkat dopamin yang berubah mungkin terlibat dalam hal ini. Dalam temuan lain, para peneliti di Stanford University menemukan bahwa romansa bisa mengubah ambang rasa sakit.

Mereka melakukan pemindaian otak untuk menilai respons terhadap rasa sakit selama peserta melihat foto orang yang dicintai.

Hasilnya, ketika melihat foto tersebut, rasa sakit yang dirasakan para peserta turun sebanyak 40 persen. Dengan kata lain, hanya melihat foto orang tercinta bisa meningkatkan produksi dopamin yang memicu pelepasan “obat” penghilang rasa sakit.

“Ketika pasien terlihat jauh lebih baik, kami menemukan bahwa mereka berada dalam sebuah hubungan yang bergairah, itu mungkin tidak berhubungan dengan pengobatan apapun,” tulis para peneliti dalam jurnal PLOS

Penelitian di jurnal Comprehensive Psychology menemukan, memeluk orang yang dicintai bisa menurunkan tekanan darah dan mengurangi detak jantung. Itu karena adanya peningkatan kadar oksitoksin.Anda tahu, cinta dapat membantu Anda untuk melewati hal-hal yang menyakitkan. Adanya kaitan antara dukungan dari sesama dengan keberhasilan mengelola stres.

Kita semua tahu sulit bagi orang di zaman sekarang terhindar dari stres, maka penting bagi kita untuk mengelolanya.

Meskipun begitu, terkadang hidup memang tidak diduga, Anda tidak tahu kapan masalah akan datang. Di saat merasa tertekan itu, ketika pasangan mendukung kita, Anda akan mampu mengatasi masalah jauh lebih baik.

Cinta dapat membuat kita tertawa, dan mendapat dukungan yang berpengaruh untuk kesehatan mental.

Bahkan menurut Robin Simon, PhD, dosen sosiologi di Wake Forest University, Winston Salem, perempuan yang menikah miliki level depresi yang rendah. Begitu juga ketika Anda kehilangan orang yang Anda sayangi, Anda akan merasa stres, dan depresi.

Jatuh cinta dikaitkan dengan produksi hormon oksitosin – hormon yang juga mengatur kebiasaan manusia, dan interaksi sosial. Hormon ini dikaitkan dengan emosi dan fisik.

Ketika Anda dan pasangan melakukan sentuhan-sentuhan sayang, seperti berpelukan, berciuman, maka tubuh pun akan memproduksi hormon oksitosin. Hormon ini juga memiliki peran dalam hal dorongan seksual, kepercayaan, dan kecemasan.

Kurangnya hormon oksitosin dikaitkan dengan risiko terkena depresi.

Sebuah penelitian dari University of Pittsburgh, AS, menemukan bahwa perempuan yang bahagia dalam pernikahannya memiliki risiko yang rendah terkena penyakit kardiovaskular.

Selain itu, jatuh cinta juga memiliki dampak yang baik pada tingkat kolesterol. Namun, perlu garisbawahi, jatuh cinta bermanfaat, hanya ketika hubungan tersebut memberikan dampak yang positif.

Menurut dr. Gian Gonzana, MD, pimpinan utama penelitian dan pengembangan di eHarmony Labs, yang dikutip Woman’s Day, pasangan yang berargumen dengan cara yang penuh kasih, dan positif, memiliki imunitas tubuh yang lebih tinggi.

Bahkan berdasarkan penelitian The National Longitudinal Mortality, yang dikutip oleh Prevention, memantau subjek lebih dari satu juta orang, hasilnya menunjukkan bahwa orang yang menikah bertahan hidup lebih lama.

Ya, siapa yang tidak? Jatuh cinta membuat Anda tersipu malu, senyum sepanjang hari, dan lebih mudah untuk tertawa.

Kita tentu pernah mendengar bahwa tersenyum, dan tertawa memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan, tentu saja kulit yang bersinar, dan sehat juga bisa Anda dapatkan.

Menurut Genaise Gerstner, MD, dermatolog di New York, yang dikutip Woman’s Day, jatuh cinta dapat mengurangi kadar hormon kortisol – hormon stres. Hormon ini juga dapat memicu munculnya jerawat.

Terkadang cinta memang membuat Anda menjadi gila. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, cinta dapat berdampak baik pada kesehatan mental.

Ketika Anda melihat foto seseorang yang Anda sayangi sepenuh hati, adanya peningkatan dopamin di otak, yang dikaitkan dengan optimisme dan energi. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Helen Fisher, PhD, seorang antropolog biologi, yang dikutip Woman’s Day.

Tags : slide