close
Nuganomics

Harga Emas Tak Diharapkan Lagi

Harga emas di pasar global mengalami penurunan, namun tetap berusaha di atas level USD1.300 per troy ons. Menguatnya data ekonomi, nampaknya tidak membuat pembelian fisik aset safe haven ini merosot, lantaran konsumen India dan China tetap melakukan pembelian.

Logam mulia ini sempat naik di awal perdagangan Asia, di tengah melemahnya dolar AS, namun gagal untuk mencari dukungan di tengah permintaan yang loyo di China, pembeli emas terbesar kedua. Kerugian tersebut, diperburuk karena emas jatuh di bawah USD1.300 per troy ons. Spot emas turun 0,6 persen menjadi USD1.295,91 per troy ons.

“Setelah kami istirahat di bawah level USD1.300 per troy ons, dan kemudian ke USD1.295 per troy ons, bisa saja akan turun ke USD1.280 per troy ons. Tidak ada banyak data yang kuat, untuk menahan hal itu hari ini,” kata salah seorang pedagang logam mulia di Hong Kong, seperti dilansir dari Reuters, Selasa.

Pertumbuhan di sektor jasa AS rebound dari level tiga tahun rendah, sementara angka pertumbuhan bisnis di Inggris tercatat menguat, dan aktivitas di perusahaan zona euro pada Juli melaju meskipun moderat, pertama kalinya dalam 18 bulan.

Emas telah kehilangan hampir seperempat dari nilainya tahun ini, karena kekhawatiran The Federal Reserve AS akan menghentikan pembelian obligasi lantaran adanya tanda-tanda ekonomi AS mulai pulih.

Emas mencapai angka dua minggu terendah pada USD1.282,69 per troy ons, namun rebound setelah laporan pekerjaan yang lemah. “Tidak ada banyak dukungan teknis untuk lebih lanjut ke bawah USD1.284,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Di China, permintaan emas telah merosot dalam beberapa pekan terakhir, seperti yang ditunjukkan oleh penurunan premi. Harga emas pada Shanghai Gold Exchange turun sekira 1 persen.

Premi untuk harga emas spot London di Hong Kong, pemasok utama ke China, telah turun ke kisaran USD3-USD4 per troy ons, dari USD5 dua minggu lalu. Holdings di SPDR Gold Trust, penjual emas terbesar di dunia exchange-traded fund yang didukung kepemilikan saham, turun 0,2 persen menjadi 917,14 ton.

Harga emas berjangka jatuh sebanyak lima kali berturut-turut, dan membuat harga komoditas ini berada dititik terendah sejak Mei 2013, akibat naiknya nilai dollar AS.

Nilai tukar dollar AS mengalami kenaikan sebesar 0,4 persen menjadi 1,32 terhadap euro. Sementara itu, harga emas telah jatuh 22 persen sepanjang tahun ini akibat menguatnya nilai mata uang tersebut.

Selain karena menguatnya dollar AS, anjloknya harga logam mulia itu juga akibat kekhawatiran investor terhadap langkah Federal Reserve yang akan mengurangi stimulus perekonomian.

“Menguatnya dollar AS terhadap euro membuat harga emas semakin tertekan. Beberapa investor berada dalam persimpangan karena mereka ingin kejelasan dari Fed,” kata David Lee, VP Heraeus Precious Metals Management di New York, dikutip Selasa (6/8/2013).

Emas berjangka untuk pengiriman pada Desember turun 0,6 persen di angka 1.302,40 dollar AS per ounce di Comex New York. Pekan lalu, the Fed mengatakan akan mempertahankan program pembelian obligasi sebesar 85 miliar dollar AS secara bulanan.

Fed juga memperingatkan inflasi yang masih rendah dapat menghambat ekspansi ekonomi. Setengah dari 54 ekonom dalam survei Bloomberg bulan lalu memperkirakan the Fed memutuskan untuk mengurangi pembelian obligasi pada bulan September.

Di New York Mercantile Exchange, platinum berjangka untuk pengiriman Oktober turun 0,2 persen menjadi 1.448,10 dollar AS per ounce. Palladium berjangka untuk pengiriman September naik 0,8 persen ke 735,20 dollar AS per ounce.