close
Nuga News

“Washington Post” Pun Dijual

Sebuah “duka” lagi menjalarkan kepiluan banyak orang tentang sebuah surat kabar “dunia,” yang prestiseus dan sarat dengan kecemerlangan laporan-laporan investigasinya, “Washington Post” yang nyaris “mati” dan diselamatkan dengan pembelian harga “obral,” 250 juta dollar Amerika Serikat oleh “took” online Amazon.com.

Washington Post, atau lebih dikenal dengan “Post,” pernah mencapai langit ketenarannya lewat investigasi spektakulernya, membongkar kasus “Watergate” yang membuat Presiden Nixon mundur karena ketakutan di “impact” Kongres karena kecurangan Partai Republik dalam memenangkannya ke Gedung Putih.

Catatan legendarisnya Washington Post bukan hanya keberhasilannya membongkar skandal Watergate pada tahun 1970-an, tetapi juga puluhan hadiah “Pulitzer” yang yang diraihnya,bagai institusi media mau pun personal wartawannya, lewat investigasi reportingnya.

Washingon Post memang banyak orang yang sudah terlupa akan eksistensinya sebagai media paling berani. Surat kabar ini sudah menjadi milik “dunia” dengan paham yang sangat “demokrat.” Kebijakan redaksinya memang dekat dengan “policy” Partai Demokrat, tapi jangan kiri ia bisa di”kooptasi” oleh kepentingan partai yang menyimpang.

Surat kabar ini pernah membuat Bill Clinton menangis karena ditelanjangi lewat kasus kebohongannya dalam menutupi hubungan “mesum”nya dengan Monica Lewinsky, perempuan yang magang sebagai staf Gedung Putih.
Bill Clinton hampir terjengkang. Tapi “Post” tak peduli dengan statusnya sebagai tokoh “demokrat.” Bagi “Post” yang sakral untuk menjaga eksistensinya adalah ketrbukaan lewat pemebritaan yang tidak memihak dan diisi oleh “jargon” yang digenggamnya, “integritas.”

“Post,” hari-hari ini memang menyentak kita setelah ia “kalah” dari media “online” sebagaimana juga di alami “Nesweek,” tahun lalau. “Post,” walau pun kelak menjadi milik “amazon.com,” berjanji akan tetap kukuh memegang asas jurnalistik yang berkeadilan.

Kesepakatan perpindahan kepemilikan “Post” ini menandai berakhirnya ia menjadi “harta” keluarga Graham, yang memegang surat kabar itu sejak tahun 1933. Dalam tujuh tahun terakhir, penjualan Washington Post menurun, dipicu oleh kemerosotan iklan, sehingga mendorong keluarga tersebut menjual kepemilikannya. Adapun penasihat keuangan dalam aksi korporasi ini adalah Allen & Co.

Sementara itu, keluarga Graham dalam penjelasannya mengatakan bahwa pihaknya sebenarnya tak berharap Washington Post lepas dari kepemilikan keluarganya.

“Ini adalah hari ketika saya dan keluarga tidak pernah berharap untuk datang. Kami telah memiliki koran tersebut selama delapan dekade.”

Washington Post Co, yang juga memiliki stasiun televisi Newsweek dan kabel ONE, belum mengumumkan nama barunya. Selain membeli Washington Post, Bezos, pemilik “amazon.com,” juga memperoleh unit bisnis lainnya, yaitu Washington Publishing, koran Gazette, Express, El Tiempo Latin, dan Robinson Terminal.

Sementara itu, analis Burlingame yang berbasis di California, Ken Doctor, menuturkan, keluarga Graham seperti melemparkan handuk.

“Ini semacam melemparkan handuk. Keluarga Graham melihat masa depan, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa,” jelasnya.

Bezos, 49 tahun, saat ini memiliki kekayaan bersih 27,9 miliar dollar AS dan menjadi orang terkaya nomor 16 di Bloomberg Billionaires Index. Dia menempati urutan atas bersama pendiri Google Inc Larry Page dan Sergey Brin, CEO Microsoft Steve Ballmer, serta pendiri Dell Inc (DELL) Michael Dell.

Sebagai CEO Amazon.com Inc, Jeff Bezos, setuju untuk membeli Washington Post senilai 250 juta dollar AS dan akan menerapkan keberhasilannya di e-commerce ke dalam industri surat kabar.

Dalam transaksi itu, Bezos membuat kesepakatan sebagai individu dan mewakili Amazon, toko online terbesar di dunia. Seiring dengan pembelian Washington Post itu, Bezos menjadi miliarder kesekian kalinya yang tertantang untuk menghidupkan kembali bisnis media cetak.

Pekan sebelumnya, John Henry, pemilik klub bisbol AS Boston Red Sox dan klub sepak bola Inggris Liverpool, telah melakukan kesepakatan membeli surat kabar Boston Globe. Adapun Warren Buffett pada awal tahun lalu berhasil mendirikan komunitas makalah.

“Saya memahami peran penting Washington Post bagi bangsa Amerika Serikat, dan nilai-nilai Washington Post tidak akan berubah,” kata Bezos dalam pernyataannya sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Selasa 6 Agustus 2013..

“Tugas kami adalah meneruskan agar Washington Post tetap di hati pembaca, dan saya sangat optimistis tentang masa depan,” tambahnya.

Tags : slide