close
Nuganomics

Emas Tergelincir karena Data Ekonomi AS

Harga emas kembali melemah tipis setelah sehari sebelumnya muncul prediksi bahwa akan adanya kenaikan dalam beberapa hari mendatang.

Seperti ditulis laman keuangan “Bloomberg,” Selasa pagi WIB, harga emas  melemah tipis pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) karena meningkatnya ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat  atau the Federal Reserve tidak akan agresif memangkas suku bunga di akhir bulan ini.

Pandangan tersebut membuat nilai tukar dolar AS menguat membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi investor yang bertransaksi menggunakan mata uang lainnya.

Harga emas di pasar spot turun nol koma dua persen per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun nol koma satu persen

Dengan adanya laporan tenaga kerja yang kuat maka taruhan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin telah turun dari semula 30 persen menjadi hanya dua persen,” jelas analis INTL FCStone, Edward Meir.

“Fakta bahwa proyeksi penurunan suku bunga kemungkinan besar tidak akan terjadi menjadi faktor yang membuat harga emas turun atau merugi,” tambah dia.

Laporan data tenaga kerja yang lebih baik pada Jumat lalu mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga acuan yang besar pada pertemuan yang akan digelar pada 30-31 Juli dan mengangkat nilai tukar dolar AS ke level tertinggi dalam tiga pekan.

Namun sebagian besar analis dan ekonom masih memperkirakan bahwa the Fed akan memangkas suku bunga dengan besaran yang lebih kecil yaitu hanya seperempat persen atau dua pu;uh lima basis poin.

Hal tersebut mengingat data tenaga kerja saja yang cukup baik tetapi data ekonomi yang lain masih mengalami tekanan.

Saat ini, pelaku pasar tengah menunggu pidato dari Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell di Kongres AS tentang proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini. Pidato tersebut akan dilakukan pada tengah pekan ini.

Pidato tersebut akan menjadi petunjuk bagi pelaku pasar untuk memperkirakan prospek jangka pendek dan juga rencana kebijakan moneter Bank Sentral AS.

Harga emas sempat menyentuh level tertingginya untuk pertama kalinya dalam enam tahun pada bulan lalu. Hal tersebut didorong oleh ekspektasi penurunan tingkat bunga the Fed

“Ketegangan yang berjelanjutan di Iran dan berita utama mengenai tindakan yang dilakukan oleh Bank Sentral di seluruh dunia menjadi dukungan bagi harga emas untuk melonjak,” jelas analis High Ridge Futures, David Meger.

Bank Sentral China meningkatkan cadangan emas mereka selama tujuh bulan berturut-turut pada Juni. China adalah konsumen logam mulia terbesar di dunia.

Sehari sebelumnya, seperti ditulis dalam analisa “bloomberg,” harga emas diprediksi akan menembus harga tertingginya hingga akhir tahun karena adamya data penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi

Sebelumnya, harga emas  sempat terpukul cukup keras pada perdagangan Jumat lalu karena berbagai faktor ekonomi a Amerika Serikat  yang lebih baik dibandingkan dengan prediksi analis.

Dengan adanya data tenaga kerja yang lebih baik tersebut, ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau the Federal reserve akan memangkas suku bunga lima puluh persen pun luruh. Saat ini ekonom dan analis tengah menghitung ulang.

“Sekarang terlihat semakin kecil kemungkinan bahwa the Fed akan mulai memotong suku bunga pada bulan ini seperti yang diharapkan pasar. Kami masih berpikir the Fed akan memangkas suku bunga ketika ekonomi melambat,” jelas Andrew Hunter, ekonom dari Capital Economics U.S seperti dikutip dari Kitco, Senin

“Kemungkinan besar mereka akan mulai pada bulan September daripada Juli, ”tambah Hunter.

Dengan adanya perkiraan baru dari para ekonom ini berdampak jangka pendek terhadap harga emas. Penguatan dolar AS membawa harga emas dan perak turun sekitar dua persen pada Jumat lalu.

Namun secara jangka panjang, harga emas masih akan tembus angka  tertingginya karena adanya kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global.

Oleh karena itu, beberapa analis melihat bahwa pelemahan yang terjadi pada Jumat lalu akan pulih kembali pada perdagangan pekan ini.

“Kami dengan senang hati mengulangi perkiraan kami di akhir tahun ini untuk harga emas akan melampaui harga tertingginya ”kata Kieran Clancy analis komoditas dari Capital Economics U.S.

Harga emas turun dua persen pada perdagangan Jumat dan merupakan penurunan mingguan pertama dalam tujuh pekan. Penurunan ini terjadi setelah data menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan AS membaik untuk periode bulan Juni.

Dengan adanya data ekonomi yang membaik tersebut, ekspektasi adanya penurunan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mereda dan hal tersebut menekan harga emas.

Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,”  harga emas di pasar spot turun satu koma dua persen per ounce setelah mencapai titik terendah  pada sesi sebelumnya.

Harga logam mulia ini mengalami penurunan mingguan sekitar satu persen, yang bisa menjadi yang terbesar sejak pertengahan April.

Sedangkan harga emas berjangka AS turun satu koma empat  persen

Angka nonfarm payrolls meningkat  menyangkut penyerapan tenaga kerja  pada bulan lalu

Angka ini menjadi yang  terbesar dalam lima bulan terakhir.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan data nonfarm payrollshanya naik  seratus enam puluh  ribu pekerjaan saja.

“Data pekerjaan AS mendorong semua tekanan pada harga emas sekarang. Angka-angka penggajian menghancurkan semua harapan. Itu dapat mengurangi urgensi untuk pemotongan Fed pada bulan Juli, ”kata Chris Gaffney, president world markets TIAA Bank.

Menambah tekanan pada harga emas, dolar AS melonjak ke puncak tertinggi dalam dua minggu terhadap sekeranjang enam mata uang utama dunia.

Tags : slide