close
Nuganomics

Emas Menguat di Ujung Pekan Kemarin

Harga emas global  di ujung pekan kemarin sedikit menguat  setelah mengalami penurunan selama enam bulan akibat apresiasi dolar Amerika Serikat

Namun dolar AS mulai melemah dari posisi tertinggi sebelas bulan.

Seperti ditulis laman keuangan “Bloomberg,” hari ini, Senin, 23 Juli, harga emas di pasar spot naik nol koma dua persen

Harga ini merjupakan posisi terendah sejak Desember tahun lalu.

“Harga emas mulai meningkat karena pelemahan dolar AS,” kata RJO Futures Dan Pavilonis.

Dolar AS jatuh dari level tertingginya sebelas bulan terhadap beberapa mata uang utama memicu aksi ambil untung.

Suku bunga AS yang lebih tinggi dan prospek kenaikan lanjutan dari The Fed telah mengangkat dolar AS ke level tertinggi sejak Juli tahun lalu.

Suku bunga yang lebih tinggi akan mendorong investor untuk menjual emas. Namun demikian, para pedagang yakin akan ada permintaan emas dari Rusia.

“Kami telah mendengar berita selama beberapa minggu terakhir bahwa Rusia telah membeli lebih banyak emas dan menjual obligasi AS,” Pavilonis menambahkan.

Wakil Presiden PT RBC Capital Markets George Gero mengatakan, Rusia bisa saja menaikkan mata uangnya karena penurunan harga minyak mentah.

“Mereka (Rusia) adalah produsen emas besar, mungkin mereka mencoba menstabilkan pasar,” ujarnya.

Sementara itu, kepemilikan emas di bursa telah jatuh sejak April. “Ketidakpastian biasanya akan memicu permintaan emas sebagai instrumen safe haven,” ucap Analis Julius Baer Carsten Menke.

Menurutnya, investor AS tengah fokus pada pasar domestik maupun perkembangan ekonominya. Termasuk ancaman dari perang dagang.

Harga emas sempat menguat pada pekan lalu.

Namun, harga emas akhirnya melemah menyambut akhir pekan didorong dolar Amerika Serikat yang menguat.

Penguatan dolar AS didorong kekhawatiran perang dagang AS dan China kembali meningkat.

Dalam survei mingguan itu melibatkan enam belas analis. Dari enam belas analis tersebut, sepuluh suara  memperkirakan harga emas menguat.

Ada empat suara  menyatakan harga emas melemah. Sedangkan dua analis lainnya punya n prediksi harga emas sideways.

“Saya optimis harga emas menguat pada pekan ini karena sejumlah alasan. Pertama, harga emas yang sudah tertekan dan indikator momentum relative strength index telah berbalik ke atas,” ujar Chief Market Strategist SIA Wealth Management, Colin Cieszynski, seperti dikutip dari laman Kitco.com,.

Sementara itu, Analis Price Futures Group Phil Flynn menuturkan, harga emas menguat seiring kekhawatiran inflasi.

Selain itu, dolar Amerika Serikat diperkirakan melemah pada pekan ini seiring euro mendapatkan katalis positif dari pengumuman bank sentral Eropa pada pekan lalu menjadi sentimen positif untuk harga emas.

“Meski emas dan komoditas melemah baru-baru ini tetapi bisa berubah dengan cepat karena investor kembali buru safe haven. Ditambah dolar AS turun pekan depan karena euro mendapatkan kembali kekuatan usai terjun bebas,” ujar Editor Eureka Miner Report Richard Baker.

Baker prediksi, harga emas kembali ke posisi terbaikny pada pekan ini.

Chief Executive Officer  Adrian Day Asset Management, Adrian Day juga prediksi harga emas menguat.

“Pasar emas telah cukup diskon tingkat suku bunga the Federal Reserve. Ini menjadi pola sejak kenaikan suku bunga pertama kali pada akhir tiga tahun lalu. Emas kembali turun namun reli setelah itu,” ujar Adrian.

Sentimen lainnya pengaruhi harga emas yaitu Presiden AS Donald Trump menyetujui tarif barang impor China

China pun membalas dengan penerapan tarif atas barang AS antara lain produk pertanian.