close
Nuganomics

Emas Global Naik, Harga Emas Antam Tertahan

Harga emas global secara sensasional terus menguat bersamaan dengan melemahnya nilai tukar US dollar dengan mata uang negara-negara kawasan Asia-Pasifik. Akibatnya, harga jual emas di Asia, termasuk Indonesia, menjadi tertahan dan berhenti pada harga Rp 549.000 per gram.

Dalam perdagangan hari Jumat pagi, 21 Februari 2014, situas PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, “Logam Mulia,” seperti dikutip oleh “nuga.co,” memberitahu bahwa harga jual emas batangan produksi mereka masih tetap seperti dua hari lalu.

“Harga emas batangan Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk tetap di level yang sama seperti hari sebelumnya,” tulis situs resmi Antam itu.

Menurutnya, kenaikan harga emas di pasar global tidak otomatis mendongkrak harga di pasar domestik. Kekuatan nilai tukar rupiah, menurut situs itu, merupakan hambatan bergeraknya harga emas Antam lebih tinggi lagi.

Setelah mengalami “booming” harga di pekan lalu, dan jatuh bangun di pekan ini, di pengujung perdagangan hari Jumat, harga satu gram emas Antam dibanderol Rp 549.000 per gram atau sama dengan hari sebelumnya.

Sedangkan harga jual kembali atau buyback emas Logam Mulia Antam masih setia di Rp 489.000 per gram.
Antam, yang menjadi rujukan harga emas di pasar domestik, tetap membuka penjualannya untuk berbagai emas batangan dengan ukuran yang beragam. Untuk emas batangan ukuran 500 gram Antam menjualnya dengan harga Rp 254.800.000. Begitu juga dengan 100 gram Rp 51.050.000, 50 gram Rp 25.550.000 dan 25 gram Rp 12.800.000.

Untuk ukuran 10 gram Antam menjualnya dengan harga Rp 5.150.000, 5 gram Rp 2.600.000 dan satu gramnya seharga Rp 549.000.

Seperti kebiasaan yang berlaku, Antam , untuk pelaku transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung , PT Antam Tbk membatasinya hingga maksimal 150 nomor antrean saja.

Dari pasar global, harga emas mengalami lonjakan karena dipicu data manufaktur China yang mengecewakan. Namun, secara keseluruhan kondisi ekonomi global mengalami peningkatan dan membuat the Fed terus memangkas stimulus.

Logam mulia ini diuntungkan oleh serangkaian data yang menunjukkan pabrik aktivitas di China jatuh ke level terendah tujuh bulanan. Bullion akhirnya naik setelah dua hari berturut-turut mengalami kerugian.

“Tidak ada indikator nyata sekarang ke arah ekonomi lebih baik. Keyakinan itu berbalik dan Fed akan tetap memangkas stimulus, sehingga tidak terlalu baik untuk aset fisik safe haven,” kata trader logam di Newedge, Thomas Capalbo, seperti dikutip “nuga.co” dari “Reuters,” Jumat , 21 Fberuari 2014.

Emas jenis Spot naik USD12,06 atau 0,9 persen ke USD1.323,31 per troy ons. Emas naik seiring dengan pasar ekuitas AS, dengan Indeks S&P 500 naik sekitar 0,7 persen.

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup lebih rendah pada Jumat pagi WIB, di tengah dollar AS yang menguat serta perlambatan dalam aktivitas manufaktur China.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April turun 3,5 dollar AS atau 0,27 persen menjadi menetap di 1.316,9 dollar AS per ounce.

Data awal aktivitas manufaktur China pada Februari menunjukkan kontraksi mendalam, karena indeks pembelian manajer HSBC Markit turun ke tingkat terendah dalam tujuh bulan, sebut laporan MarketWatch .

Analis pasar percaya bahwa penguatan dollar AS paling besar memberikan kontribusi terhadap penurunan harga emas pada Kamis petang waktu New York atau Jumat pagi WIB.

Namun, emas menarik kembali beberapa kerugiannya setelah data menunjukkan klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran di AS turun kurang dari yang diperkirakan.

Klaim pengangguran awal turun 3.000 ke penyesuaian musiman 336.000 dalam tujuh hari yang berakhir 15 Februari, data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan.

Indeks dollar, yang mengukur dollar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan di 80,37 pada Kamis, naik dari penutupan sebelumnya 80,20 pada Rabu sore di perdagangan Amerika Utara.
Sementara perak untuk pengiriman Maret turun 16,6 sen atau 0,76 persen menjadi ditutup pada 21,684 dollar AS per ounce.

Tags : slide