Harga emas hari ini, Rabu pagi WIB, mengalami penurunan sebesar satu persen
Seeperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” Rabu pagi, penurunan ini meruapakan bagian da ri upaya investor membukukan keuntungan setelah harga mencapai harga tertinggi dalam dua minggu lalu.
Di awal sesi perdagangan, meskipun penurunan terbatas karena kekhawatiran tentang wabah virus di Cina.
Harga emas di pasar spot turun nol koma dua persen pada posisi seribu lima ratus lima puluh tujuh dollar per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak akhir pekan pertama Januari lalu
Harga emas berjangka AS juga mengalami penurunan sebesar nol koma empat belas persen
“Kami telah memiliki periode kinerja yang cukup baik untuk emas dan kami memberikan break sebagian dari itu,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Dia menambahkan, harga emas kemungkinan akan bertahan dalam kisaran yang cukup ketat di sekitar seribu lima ratus lima puluh dollar level untuk saat ini.
“Saya belum pernah mendengar berita apa pun yang menyarankan bahwa ini (penurunan emas) adalah semacam rangkaian perkembangan fundamental yang permanen dan struktural. Ini lebih merupakan penyesuaian terhadap downside karena alasan teknis,'” ucapnya.
Harga emas mendapat dukungan karena pasar saham global merosot akibat meningkatnya kekhawatiran tentang jenis baru virus corona di Cina.
Emas naik lebih dari enam persen sejak Desember. Pada akhirpekan pertrama Januari, emas menembus batas seribu enam ratus enam dollar untuk pertama kalinya dalam hampir tujuh tahun terakhir karena meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran.
“Struktur bullish dalam emas belum berubah. Itu harus menembus di bawah seribu empat ratus lima puluh dollar untuk mengubah tren itu,” kata Michael Matousek, kepala pedagang di Investor Global AS, menambahkan emas akan didukung oleh Federal Reserve AS menjaga suku bunga stabil dan meningkatkan pembelian oleh bank sentral.
Fokus sekarang cenderung beralih ke The Fed karena bertemu untuk pertemuan kebijakan pertama tahun ini pada hir Januari. Suku bunga yang lebih tinggi mengangkat biaya peluang memegang non-yield bullion.