close
Nuga Tekno

Usmar Ismail Jadi Google Doodle Hari Ini

Google hari ini memberi penghormatan untuk Usmar Ismail dengan  menampilkan sebuah doodle klasik berwarna hitam putih.

Ada seorang pria berkaca mata yang berdiri di belakang kamera film lawas dan tiga perempuan sebagai latar belakangnya.

Rupanya, pria di belakang kamera itu adalah penggambaran Usmar Ismail, seorang maestro film Indonesia.

Setelah beberapa hari dalam sebulan ini, Google menampilkan doodle dari luar negeri, rupanya kali ini doodle itu diciptakan khusus untuk Indonesia.

Tepat hari ini, Selasa 20 Maret, adalah perayaan hari ulang tahun kesembilan puluh tujuh Usmar Ismail.

Ia adalah salah seorang tokoh perfilman Indonesia yang juga sutradara terkemuka pada era tahun lima puluhan dan enam puluhan

Ia juga dianggap sebagai salah seorang yang telah menabur benih untuk pertumbuhan teater dan film di Indonesia.

Studio filmnya miliknya, Perfini, menghasilkan beberapa karya film klasik Indonesia yang sangat dikenang masyarakat film negeri ini.

Khusus pada Doodle hari ini, Google menampilkan citra dari salah satu karyanya yang paling terkenal, Tiga Dara

Film itu menceritakan kisah lucu tentang kehidupan terjerat dan cinta tiga perempuan bersaudara.

Ada sedikitnya dua puluh lima film yang telah diproduksi Usmar Ismail

Tak hanya film, ia juga berkarya dalam drama, puisi, serta karya seni lainnya.

Usmar Ismail adalah pria kelahiran Bukittinggi Sumatera Barat, 20 Mare itu  wafat pada umur empat sembilan tahun di Jakarta

Ia meraih fgelar bachelor of arts di bidang sinematografi dari Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat

Pada masa pendudukan Jepang dia tergabung dalam Pusat Kebudayaan. Pada masa itu pula ia mendirikan dan menjadi ketua Sandiwara Penggemar “Maya” bersama El Hakim, Rosihan Anwar, Cornel Simanjuntak, Sudjojono, HB Jassin, dll.

Ketika Belanda kembali bersama tentara Sekutu, ia menjadi anggota TNI di Yogyakarta dengan pangkat mayor.

Seperti dikutip Wikipedia, Usmar Ismail aktif sebagai pengurus lembaga yang berkaitan dengan teater dan film.

BMPN mendorong pemerintah melahirkan “Pola Pembinaan Perfilman Nasional”

Ia dikenal sebagai pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia bersama Djamaluddin Malik dan para pengusaha film lainnya.

Selain pembuat film, Usmar Ismail juga pernah jadi wartawan. Ia tercatat menjadi pendiri dan redaktur Patriot, redaktur majalah Arena, Yogyakarta