close
Nuga Tekno

Instagram Bela Eksistensi Logo Barunya

Banyak yang terkejut ketika membuka  jejaring sosial Instagram sejak kemarin dan menemukan logo aplikasi itu berubah total.

Mereka lantas menulis kekecewaan dengan berbagai alasan,  dan bahkan makian.

Apakah Instagram goyah?

“Nggaklah,” tulis “phone arena,” Jumat, 13 Mei 2016, menanggapi ocehan ringan, sedang dan kasar seputar perubahan logo itu.

Instagram memiliki alasan sendiri terhadap perubahan itu.

Mereka juga tak membalas kekasaran pengguna yang sudah terbiasa dengan ikon khas Instagram,  menyerupai kamera retro warna coklat dengan garis pelangi di bagian ujungnya.

Logo itu, kini,  sudah digantikan dengan ikon baru berwarna ungu, jingga, dan merah muda dengan gaya modern.

Logo ini menggambarkan kamera dengan bentuk kotak dinamis, lalu di tengahnya terdapat lingkaran, dan terdapat titik pada bagian kanan atasnya.

Dari blog resmi perusahaan, dinyatakan bahwa komunitas Instagram telah berevolusi selama lima tahun terakhir.

Dari sebatas wadah berbagi foto berfilter sampai menjadi media sosial yang mampu memuat konten video dan berbagi pesan atau “direct message.”

Instagram seakan hendak menjadikan produknya tampil lebih modern dan relevan dengan zaman agar produknya tak sekadar menjadi wadah berbagi video, tetapi lebih dari itu.

“Pengguna global kami sangat berkomitmen terhadap layanan Instagram, ada lebih dari delapan puluh juta foto dan video yang di-share setiap hari,” tulis Instagram.

Perusahaan menyambung, “Tampilan yang sudah diperbarui ini mewakili bagaimana energi Instagram dan keragaman kisah yang kalian bagikan.”

Sementara dari publikasi di akun resmi @instagram milik perusahaan, dijelaskan bahwa seorang kreator konten merangkap fotografer asal Sao Paulo, Brasil, menjadi salah satu otak di balik desain logo baru Instagram.

Pria itu bernama Paulo del Valle.

Instagram mengungkapkan, awalnya tiga  tahun lalu Valle memulai proyek My Instagram Logo yang kemudian menginspirasi ribuan kreator untuk mengolah ikon Instagram dengan desain yang kreatif.

Perusahaan pun tertarik mengajaknya untuk ikut merancang logo baru.

Melalui akun Instagram-nya, Valle menulis soal keterlibatannya dalam pembuatan logo baru media sosial yang diakuisisi oleh Facebook empat tahun silam ini.

“Hari ini adalah hari penting untuk Instagram, seiring dengan diumumkannya logo brand dan layout baru.”

“ Saya merasa terhormat sudah menjadi bagian dari perubahan ini dan menjadi salah satu orang yang melihat logo baru sebelum diluncurkan,” tulis Valle

Sejumlah aplikasi yang dirilis oleh Instagram seperti Boomerang, Layout, dan Hyperlapse juga mengalami perubahan desain logo.

Logo ketiganya turut mengandung skema warna ‘wajib’ tersebut, yakni ungu, jingga, dan merah muda.

Di saat pembuat aplikasi lain sudah beralih menggunakan logo dengan desain flat, Instagram tetap bertahan dengan desain skeumorphic atau mirip dengan obyek di dunia nyata,  berbentuk serupa kamera Polaroid, lengkap dengan lensa dan viewfinder.

Namun kini logo tersebut telah diubah menjadi rancangan baru yang flat, dengan outline putih dan latar belakang gradasi yang memadukan warna ungu, pink, jingga dan ungu.

Kepada Co.Design, kepala bagian desain Instagram Ian Spalter, menuturkan bahwa logo baru itu dimaksudkan supaya aplikasinya tampil lebih modern dan relevan di era seperti sekarang ketika kebanyakan pengguna menjepret foto dengan smartphone.

“Bentuknya lebih mirip dengan kamera yang dipakai orang-orang saat ini,” ujar Spalter yang sebelumnya pernah bekerja di YouTube dan Nike Plus, sebagaimana dirangkum dari FastCodeDesign.

Maka, logo Instagram pun disederhanakan.

Elemen di bagian pojok kanan atas kini tak lagi berupa jendela bidik kamera, melainkan hanya berbentuk titik kecil dengan warna putih.

Dipadukan dengan lingkaran lensa, titik putih dan lingkaran di tengah ini mengingatkan pada kamera dan sensor cahaya di smartphone modern, ketimbang lensa dan viewfinder Polaroid jadul.

Dengan begitu, logo baru Instagram seolah melambangkan peralihan proses fotografi dari era kamera di masa terdahulu ke era smartphone.

Meski bentuknya sederhana, proses pembuatan logo baru Instagram ternyata ruwet. Spalter mengaku dipusingkan oleh banyak faktor.

Apalagi, satu buah logo ini melambangkan identitas Instagram, sebuah aplikasi populer yang di-klik tiap hari oleh jutaan orang.

Prosesnya sendiri memakan waktu tak kurang dari 9 bulan. Pertama-tama, tim desain mencoba menemukan elemen visual apa dari logo Instagram lama yang paling diingat oleh pengguna.

Untuk melakukan ini, Spalter meminta para pegawai Instagram menggambar logo versi lama dalam waktu sepuluh detik dengan hanya mengandalkan ingatan.

“Ini memberikan petunjuk pada kami mengenai apa yang paling nyantol di benak orang,” kata dia.

Ternyata, elemen lensa kamera, bentuk ikon yang persegi membulat di sudut-sudut, serta viewfinder di pojok kanan atas adalah elemen-elemen yang paling banyak diingat.

Maka tiga hal inilah yang dijadikan basis logo baru Instagram.
Bagaimana dengan latar belakang berupa gradasi warna?

Spalter menjelaskan background ini sebenarnya mewakili elemen striping berwarna pelangi yang dulu terdapat di pojok kiri di atas logo Instagram lama.

Ada juga alasan praktisnya, yakni membuat logo jadi lebih mudah ditemukan oleh pengguna di antara rimba ikon aplikasi di layar homescreen.

Kalau cuma terdiri dari dua warna saja, bisa dipastikan logo baru ini gampang terlewat dari pandangan.

Selain itu, ada banyak pula pertimbangan lain dalam membuat logo, seperti faktor scalability atau kemampuan menyesuaikan tampilan ikon dengan berbagai keperluan lain seperti web embed dan favicon di Twitter.

Tim desain sempat merancang 300 versi dan varian berbeda sebelum akhirnya sampai pada logo baru Instagram.

Di samping logo aplikasi utama Instagram, logo aplikasi-aplikasi lain dari layanan photo sharing itu ikut diubah dengan rancangan yang senada, yakni Boomerang, Hyperlapse, dan Layout.

Bentuk masing-masing logo itu kini menampilkan fungsi aplikasi dengan lebih jelas, mulai dari menyusun kolase foto, membuat video singkat dari rangkaian foto (Boomerang), hingga membuat video time lapse.

Instagram turut merombak tampilan antarmuka aplikasi utamanya menjadi sedikit berbeda.

Yang paling kentara mungkin adalah layar belakang layar tempat menambahkan filter kini tak lagi berwarna hitam, melainkan putih.

Seperti perubahan logo, perubahan layar filter ini lagi-lagi melambangkan pergeseran pola konsumsi foto di era modern.

Kalau dulu para fotografer lebih suka melihat foto dengan latar belakang hitam supaya tak terganggu oleh warna lain, sekarang filter screen Instagram sengaja dibuat putih supaya pengguna bisa lebih mudah melihat seperti apa foto itu nantinya ketika disajikan di aliran feed yang juga berlatar belakang putih.

Tentu, tak semua orang suka dengan perubahan yang diterapkan oleh Instagram, terutama soal logo yang boleh dibilang mengalami peralihan terbesar.

Jagat internet pun seolah terbelah dua. Sebagian pengguna menyukai logo baru, sebagian lain malah membencinya. Beberapa bahkan meminta agar Instagram mengembalikan logo lama yang ikonik dan sangat familiar itu.

Soal kontroversi ini, Spalter menanggapi dengan santai “Mungkin saya akan pergi berlibur di dalam bunker!” candanya.

Banyak yang terkejut saat terbangun dari tidur tadi pagi dan mengecek jejaring sosial Instagram. Logo aplikasi itu berubah total. Meski banyak kritik dan kecewa, Instagram memiliki alasan sendiri.

Pengguna global sudah terbiasa dengan ikon khas Instagram yang menyerupai kamera retro warna coklat dengan garis pelangi di bagian ujungnya.

Namun, logo tersebut sudah digantikan dengan ikon baru berwarna ungu, jingga, dan merah muda dengan gaya modern.

Logo ini menggambarkan kamera dengan bentuk kotak dinamis, lalu di tengahnya terdapat lingkaran, dan terdapat titik pada bagian kanan atasnya.

Dari blog resmi perusahaan, dinyatakan bahwa komunitas Instagram telah berevolusi selama 5 tahun terakhir. Dari sebatas wadah berbagi foto berfilter sampai menjadi media sosial yang mampu memuat konten video dan berbagi pesan (direct message).

Instagram seakan hendak menjadikan produknya tampil lebih modern dan relevan dengan zaman agar produknya tak sekadar menjadi wadah berbagi video, tetapi lebih dari itu.

Perusahaan menyambung, “Tampilan yang sudah diperbarui ini mewakili bagaimana energi Instagram dan keragaman kisah yang kalian bagikan.”

Tags : slide