close
Nuga Tekno

Microsoft Rilis Edge bagi Mac dan Windows

Microsoft akhirnya meluncurkan peramban Edge versi terbaru. Untuk saat ini, perusahaan sudah membuka akses untuk pengguna Windows dan Mac agar dapat mengunduhnya.

Dikutip dari GSM Arena, hari ini, Kamis,, peramban anyar ini didasarkan pada Chromium open source project. Karenanya, peramban ini memiliki sistem dan fitur yang mirip dengan Google Chrome.

Kehadiran Edge anyar ini sebenarnya sudah diumumkan Microsoft sejak Desember dua tahun lalu. Saat itu, perusahaan memang mengatakan tidak lagi mengembangkan mesin sendiri, melainkan beralih ke sistem Chromium.

Menurut Microsoft, pengguna Windows 10 akan segera mendapatkan peramban anyar ini sebagai bagian dari update. Namun pengguna yang ingin menjajal dapat langsung mengunduhnya di situs resmi Edge.

Edge versi anyar ini memiliki sejumlah fitur, seperti sinkronisasi password, favorites dan pengaturan lintas perangkat. Microsoft juga membenamkan fitur yang memungkinkan pengguna memblokir fungsi tracker di sebuah situs.

Selain untuk perangkat desktop, peramban ini juga tersedia untuk pengguna iOS dan Android. Untuk itu, pengguna yang tertarik sudah dapat mengunduhnya dari App Store atau Play Store.

Sebelum merilis versi stable untuk Edge baru ini, Microsoft juga melakukan perubahan logo. Lewat logo anyar ini, Microsoft membuatnya lebih segar dan tidak mewarisi logo lama Internet Explorer yang ikonik.

Diwartakan sebelumnya, upaya Microsoft untuk meredam hoaks dilakukan dengan menyematkan filter di peramban besutannya, Edge.

Jadi, aplikasi Edge untuk Android dan iOS kini sudah memiliki detektor hoaks internet bernama NewsGuard. Kehadiran fitur ini merupakan kelanjutan dari program Microsoft Defending Democracy.

Untuk sekarang, NewsGuard masih fokus pada situs asal Amerika Serikat, tapi nantinya situs luar negeri lain akan dimasukkan dalam daftar.

Tim NewsGuard sendiri dipimpin oleh mantan penerbit dari Wall Street Journal hingga mantan direktur CIA. Oleh sebab itu, fitur ini mengandalkan manusia untuk penyaringan berita, bukan algoritma.

Kendati demikian, fitur ini tidak aktif secara otomatis. Pengguna Microsoft Edge harus mengaktifkannya lebih dulu melalui menu pengaturan.

Perlu diketahui, fitur semacam ini merupakan cara yang menarik untuk menepis keberadaan hoaks. Namun dampaknya belum dapat diketahui mengingat Edge sebenarnya kalah populer dari Google Chrome atau Mozilla Firefox.

Di sisi lain,  Microsoft memang terus mendorong agar para pengguna tidak lagi memakai Internet Explorer.

Padahal, sejak lima tahun silam, Microsoft sudah menggantikan Internet Explorer dengan Microsoft Edge sebagai peramban utama di sistem operasi Windows.

Namun, bukan berarti peramban lawas itu kehilangan pengguna, bahkan masih ada yang berasal dari kalangan pebisnis.

Dikutip dari Softpedia, perusahaan meminta agar para pengguna mulai beralih ke peramban yang lebih modern.

Sekadar informasi, Internet Explorer sendiri masih digunakan sejumlah perusahaan untuk menjalankan aplikasi di kalangan internal.

Kendati demikian, lambat laun Internet Explorer itu jelas sudah usang dibanding peramban lain.

“Persoalannya, Internet Explorer sudah tidak lagi kompatibel. Kami tidak mendukung standar web baru di Internet Explorer dan banyak pengembang pada umumnya tidak lagi memasukkan Internet Explorer dalam uji coba,” ujar salah satu insinyur Microsoft, Chris Jackson.

Di samping itu, kebanyakan aplikasi baru tidak lagi kompatibel dengan Internet Explorer sehingga tidak dapat digunakan.

Karenanya, Microsoft mendorong agar pengguna Internet Explorer dapat menikmati konten web yang lebih besar.