close
Nuga Tekno

Jaringan Play Station Milik Sony Diretas

Setelah Sony Picture diretas oleh “hacker” yang belum diketahui pasti datang dari komunitas mana, dua bulan lalu, kini perusahaan raksasa Jepang itu kembali bernasib sial karena divisi game onlinenya, PlayStation, juga mengalami peretasan.

Awal pekan ini, dilaporkan sekelompok peretas menyerang toko online PlayStation. Pengunjung situs toko online itu tidak dapat mengakses. Mereka hanya menemukan halaman situs telah diubah atau “deface.”

Pengunjung mendapatkan halaman “Page Not Found! It’s not you. It’s the internet’s fault”.

Serangan yang melanda jaringan PlayStation itu hanya berjarak sepekan saja setelah serangan ke jaringan game online besutan Microsoft, Xbox, yang juga down.

Kelompok yang berada di balik serangan itu mengaku bernama Lizard Squad. Para penjahat siber ini melumpuhkan jaringan dengan serangan membanjiri trafik, distributed denial of service. Pada skenario ini, peretas membanjiri sistem hingga membuat pengguna tak bisa online.

Peretas mengatakan serangan itu hanyalah dosis kecil Hanya ‘pemanasan’ saja, dari serangan musim Natal.

Dalam unggahan di akun Twitter, @LizardPatrol, peretas menuliskan bahwa mereka telah sukses melumpuhkan sistem PlayStation.

“PSN Login #offline #LizardSquad,” demikian tulis kelompok tersebut.

Sebelumnya pada akhir Agustus lalu, Lizard Squad juga mengaku berada di balik peretas jaringan Entertainment dan PlayStation Sony. Namun saat itu peretas mengumumkan serangan dengan akun Twitter berbeda yakni @LizardSquad.

Saat itu, peretas mengaitkan serangan dengan gerakan separatis Timur Tengah, ISIS. Masih di bulan Agustus lalu, kelompok itu juga membuat teror yang menyerang Presiden Sony Online Entertainment, John Smedley.

Kelompok ini menuliskan secara langsung ke maskapai American Airlines bahwa mereka mengklaim menerima laporan penerbangan yang membawa Smedley ‘telah meledak di udara’.

Setelah ditelusuri, penerbangan pesawat Boeng 757 yang di antaranya membawa Smedley, memang mengalami masalah. Tapi bukan meledak. Hanya ada ‘problem kargo dan keamanan’ sehingga pesawat dialihkan dari rute normal, Dallas-Fort Worth ke San Diego.

Riwayat kelompok ini memang gemar menyasar korban para perusahaan teknologi game. Beberapa waktu lalu, Lizard Squad juga mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap EA games dan Destiny. Kedua sistem perusahaan ini juga down dan offline.

Sedangkan pada awal bulan ini, Sony juga mendapat serangan pada divisi Sony Picture. Akibatnya lima film yang belum dirilis, bisa diretas dan diunduh gratis. Serangan ini juga termasuk membocorkan informasi berapa gaji para aktor yang bermain dalam film tersebut.

Untuk serangan ke Sony Picture, ada dugaan aktornya adalah peretas asal Korea Utara.

Hal ini dikaitkan dengan ketersinggungan Korut atas rilis sebuah film The Interview, film komedi yang menceritakan upaya CIA, melalui dua jurnalis, untuk membunuh Kim Jong-un, pemimpin tertinggi Korea Utara.

Film termasukdalam lima film anyar tersebut. Film The Interview dijadwalkan rilis pada 25 Desember nanti.
Kelima film itu adalah ‘Annie’, ‘Mr.Turner’, Still Alice’, ‘To Write Love on Her Arms’ dan film tentang drama Perang Dunia II, ‘Fury’.

Nama film terakhir memang sudah dirilis di biskop lebih dari enam pekan lalu. Akibat ulah peretas itu, ‘Fury’ telah menjadi film yang paling dibajak kedua dengan unduhan mencapai satu koma dua juta hingga Minggu kemarin.

Melansir TechCrunch, dilaporkan pekan terakhir November lalu, salah satu server Sony Picture telah dijebol peretas.

Sontak, aksi penjahat siber ini membuat Sony kelimpungan. Semua komputer yang digunakan Sony Picture dilaporkan down.

Pada semua layar karyawan Sony Picture disebutkan muncul gambar dengan kata-kata ‘Hacked by #GOP’. GOP merujuk pada Guardians of Peace. Dalam tampilan muka layar komputer yang diretas itu, para penjahat meminta akses untuk masuk dalam dokumen keuangan perusahaan.

Dalam emailnya ke laman The Verge, tulis TechCrunch, salah satu peretas yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu mengatakan, mereka telah dibantu oleh karyawan Sony.

“Sony tak mengunci pintu mereka secara fisik. Jadi, untuk mengakses masuk, kami bisa bekerja sama dengan staf lain yang memiliki minat yang sama,” klaim peretas menceritakan kelemahan keamanan IT pada Sony Picture.

Serangan yang melanda Sony Picture ini bukan pertama kalinya. Pada 2011, sekelompok peretas berhasil mengakses kode kunci pengguna, alamat email dan informasi penting dari Sony Picture. saat itu, peretas menginjeksi SQL, program perintah khusus untuk akses data.