close
Nuga Tekno

Facebook Dan Keterkaitan Portabilitas Data

Facebook baru saja merilis panduan kebijakan portabilitas data terkait dengan transfer data dari satu layanan ke layanan lainnya.

Dalam keterangannya, sebagaimana dikutip  hari ini, Facebook berupaya menunjukkan kepada pengguna bahwa mereka dapat memercayakan perlindungan data mereka ketika data itu ditransfer atau dibagikan ke layanan lain.

“Untuk membangun alat portabilitas yang dapat dipercaya dan digunakan orang secara efektif, layanan daring memerlukan aturan jelas tentang jenis data apa yang bersifat portabel dan siapa yang bertanggung jawab untuk melindungi data itu saat ditransfer ke berbagai layanan,” tutur wakil presiden dan kepala kebijakan privasi Facebook, Erin Egan.

Meskipun beberapa peraturan seperti Peraturan Perlindungan Data di Uni Eropa dan Undang-undang Privasi Konsumen di California telah menjamin hak portabilitas, kata Erin,

“Kami percaya perusahaan dan pengguna akan mendapat manfaat dari panduan tambahan tentang bagaimana menerapkan aturan-aturan tersebut.”

Menurut Erin, portabilitas data juga memiliki manfaat bagi pengguna dan perusahaan. Oleh sebab itu, kata Erin, “Panduan ini diharapkan akan menjadi awal dari serangkaian upaya dengan pakar privasi, pembuat kebijakan, pembuat peraturan dan perusahaan lain di seluruh dunia tentang bagaimana portabilitas data harus dilaksanakan untuk memaksimalkan manfaat sekaligus mengurangi risiko.”

Panduan itu setidaknya menyoroti lima hal. Pertama, apa itu portabilitas data.

Meskipun portabilitas data sudah ditulis dalam undang-undang di sebagian pasar, konsep ini masih memiliki arti atau dimaknai berbeda.

Facebook mencoba menetapkan taksonomi untuk membedakan berbagai jenis transfer data dengan tujuan mengidentifikasi mana yang termasuk portabilitas data dan mana yang tidak.

Kedua, data seperti apa yang dapat bersifat portabel. Perusahaan membahas perbedaan mengenai apa artinya mentransfer data ke suatu layanan dan faktor-faktor apa yang harus dipertimbangkan oleh para pemangku kepentingan dalam mendefinisikan ruang lingkup data portabel.

Selanjutnya, data milik siapa yang dapat bersifat portabel. Data sering dikaitkan dengan lebih dari satu orang di layanan digital, seperti foto, video, dan daftar kontak.

Haruskah perusahaan yang melakukan transfer membatasi portabilitas data dalam kasus-kasus itu? Bagaimana penyedia memastikan bahwa hak masing-masing individu diperhitungkan?

Berikutnya, bagaimana kita melindungi privasi ketika portabilitas data aktif? Apa tanggung jawab perusahaan yang mentransfer data sehubungan dengan orang yang meminta atau menerima transfer data dan orang yang minatnya mungkin terlibat dengan transfer data ini?

Terakhir, ketika data dipindahkan, siapa yang bertanggung jawab jika data disalahgunakan atau tidak dilindungi dengan benar, apakah perusahaan yang mengirim data, perusahaan yang menerima data, atau justru pengguna?

Sebelumnya Facebook mengabarkan mulai uji coba menghilangkan penghitungan jumlah likes dalam sebuah unggahan.

Informasi ini dibocorkan oleh seorang peneliti software Jane Manchun Wong yang menemukan kode penghilangan likes tersebut di aplikasi Facebook versi Android.

Sebagaimana ditulis i The Verge, Manchun menyebutkan kode di aplikasi Facebook itu menyembunyikan jumlah likes dalam sebuah postingan dari semua orang, kecuali si pengunggah.

Sementara, pengguna lain hanya akan melihat beberapa emoji reaksi dan catatan bahwa unggahan tersebut disukai oleh satu orang teman dan pengguna lain, alih-alih jumlah likes-nya.

Dalam konfirmasinya kepada Tech Crunch, Facebook menyebut pihaknya memang tengah mempertimbangkan sebuah pengujian yang nantinya menghilangkan penghitungan likes. Namun, pengujian ini belum mulai dilakukan.

Pengujian ini cukup masuk akal. Pasalnya, awal tahun ini Instagram juga mulai menguji jumlah likes yang disembunyikan dengan cara sama dengan penghilangan likes Facebook.

Kini likes Instagram yang disembunyikan telah diperluas ke lebih banyak negara. Penghilangan jumlah likes ini pun tampaknya mendapatkan tanggapan positif dari pengguna Instagram.

Likes sendiri telah menjadi fitur utama Facebook selama lebih dari satu dekade terakhir. Sayangnya, warganet pun terbelah, ada yang setuju dan ada yang tidak setuju dengan penghilangan jumlah likes ini.

Mereka yang tidak setuju likes dihilangkan mungkin khawatir, unggahan mereka tidak mendapatkan banyak tanda likes.

Sebelumnya, pada April lalu, Instagram diketahui tengah melakukan uji coba untuk menyembunyikan jumlah likes yang didapatkan sebuah unggahan. Kini, uji coba itu diketahui mulai diterapkan di beberapa negara.

Awalnya, fitur ini pertama kali diuji coba di Kanada. Namun dikutip dari Tech Crunch, , uji coba ini hadir ke enam negara lain, yakni Irlandia, Italia, Jepang, Brasil, Australia, dan Selandia baru.

Instagram sendiri mengaku masih terus melakukan uji coba fitur ini. Namun, belum dapat dipastikan kapan media sosial milik Facebook itu mulai menggulirkannya ke publik.

Dari desain yang beredar, nantinya sebuah unggahan tidak akan langsung menampilkan jumlah likes. Namun, Instagram akan menampilkan kata-kata unggahan itu di-liked oleh seseorang.

Lantas, apa yang menjadi alasan Instagram melakukan hal ini? Menurut Instagram, uji coba ini merupakan salah satu upaya Instagram agar followers lebih fokus pada unggahan, alih-alih melihat jumlah Likes-nya.