close
Nuga Tekno

Chat WA Sudah Dihapus Bisa Dibaca Lagi

Aplikasi pesan WhatsApp  memungkinkan pengguna untuk menghapus pesan salah kirim.

Fitur yang dimaksud bernama “delete for everyone“.

Dengan fitur ini, pengguna bisa menghilangkan pesan, sehingga pesan yang dihapus itu tidak bisa dilihat si pengirim ataupun penerima pesan karena sudah dihapus.

Namun, penggunaan fitur ini dibatasi oleh waktu, artinya tidak semua pesan yang salah kirim bisa dihapus sesuai keinginan pengguna.

Pengguna hanya diperkenankan menghapus pesan yang dikirim maksimal satu jam sebelum masa penghapusan.

Dengan demikian, pengguna tidak bisa menghapus seluruh pesan yang dikirimkan ke pihak lain.

Meski begitu, baru-baru ini ditemukan sebuah bug yang menyimpan kembali chat WhatsApp yang telah dihapus.

Hal tersebut diperkuat oleh fitur pencadangan WhatsApp yang berlangsung di kebanyakan smartphone sekitar pukul 02.00 setiap malamnya. Opsi backup menjadi waktu untuk mengeksploitasi bug ini.

Mengutip laman Mirror, hari ini,  Kamis, 31 Januari cara membuat pesan yang dihapus bisa kembali terbaca adalah dengan menghapus aplikasi WhatsApp, kemudian menginstal kembali aplikasi WhatsApp di smartphone mereka.

Pada saat pengguna melakukan hal ini, arsip chat akan dipulihkan kembali dari proses backup dan pesan yang telah dihapus akan kembali muncul.

Metro melaporkan, pada awal bulan ini, sejumlah pengguna WhatsApp mengklaim adanya bug yang menghilangkan pesan-pesan lama.

Bug ini pertama muncul tahun lalu dan cara kerjanya adalah membersihkan pesan dalam urutan kronologis, mulai dari yang paling lama.

Pihak WhatsApp, menurut Mirror, bakal segera menggulirkan perbaikan untuk bug yang memungkinkan pesan yang sudah dihapus ini bisa kembali dibaca.

Untuk Anda tahu WhatsApp saat ini adalah salah satu layanan pesan singkat populer dengan lebih dari 900 juta pengguna di dunia. Berkat popularitasnya yang terus menanjak,

WhatsApp kerap digunakan untuk menjalin komunikasi secara personal ataupun grup. Hampir di tiap smartphone, aplikasi WhatsApp selalu ada.

Tidak seperti layanan pesan singkat  WhatsApp menggunakan koneksi data (internet). Sehingga para pengguna bisa mengirim pesan secara gratis, tanpa harus menggunakan pulsa tambahan.

WhatsApp tak hanya digunakan untuk bertukar pesan namun juga digunakan sebagai media bertukar foto,video, atau file lainnya.

Terkadang banyaknya file yang masuk ke WhatsApp membuat memori penyimpanan jadi penuh. Akibatnya, Anda tak dapat menginstall aplikasi baru di smartphone. Untuk mengatasi ini, biasanya Anda akan menghapus file-file yang ada pada penyimpanan WhatsApp Anda.

Namun jika file-file tersebut merupakan file penting, Anda tak dapat begitu saja menghapusnya bukan?

Meski hadir dengan klaim keamanan tinggi dan fitur end-to-end encription agar pesan tak bisa dibaca pihak lain, nomor WhatsApp seorang pengguna ternyata bisa dengan mudah diambil alih pihak ketiga.

Kasus ini dialami oleh sejumlah pengguna WhatsApp di Tanah Air. Mudahnya proses pengambilalihan akun WhatsApp ini terjadi karena adanya fitur ganti nomor atau change number.

Sekadar informasi, fitur ganti nomor ini memang ada di aplikasi WhatsApp. Tujuannya untuk memudahkan pengguna yang ingin berganti nomor telepon ke nomor baru.

Dengan fitur ganti nomor ini, akun pengguna yang bersangkutan dipindahkan ke nomor baru WhatsApp. Pergantian nomor ini juga diikuti dengan perpindahan akses atas profil, nama, kontak, hingga ke grup yang diikuti oleh nomor lama ke nomor baru.

Tidak hanya itu, jika si pemilik nomor lama menjadi admin sebuah grup obrolan, nomor baru memiliki akses admin ke grup yang diikuti nomor lama.

Sayangnya kemudahan yang ada di WhatsApp malah dimanfaatkan pihak tak bertanggung untuk mengambil alih nomor milik orang lain.

Seorang pengguna mengaku akunnya diambil alih oleh peretas dan tidak bisa lagi digunakan setelah dirinya mendapatkan pesan dari WhatsApp yang berisi link. Rupanya link itu adalah verifikasi yang menyatakan kalau pengguna setuju berganti nomor.

Celakanya, si pengguna ini mengeklik link tersebut. Otomatis, nomor langsung berpindah ke nomor baru. Pengguna pun kehilangan akses pada nomor lamanya.

“Misalnya saya mau ambil akun kamu, caranya saya beli SIM card baru, masukin ke smartphone, terus instal WhatsApp. Kemudian, saya masuk ke fitur pindah nomor. Nomor lama adalah nomor kamu, nomor baru adalah SIM card yang saya beli ini,” kata Alfons menjelaskan,

Agar proses perpindahan nomor lama ke nomor baru berhasil, WhatsApp perlu mendapatkan persetujuan verifikasi dari pengguna, untuk berganti ke nomor baru.

“WhatsApp harus mendapatkan verifikasi pindah nomor. Caranya, mereka akan mengirimkan SMS verifikasi ke nomor lama,” ujar Alfons.

Dia menambahkan, soal verifikasi ini, WhatsApp telah melakukan prosedur keamanan yang benar.

“Ini prosedur yang normal, kalau kamu sudah setuju untuk pindah nomor, WhatsApp akan memindahkan nomor lama ke nomor baru dan proses pindah nomor pun sukses,” kata dia.

Yang jadi masalah, kata Alfons, WhatsApp seharusnya menyempurnakan keamanannya. Alih-alih verifikasi dengan mengeklik link, WhatsApp harusnya memperkuat keamanannya dengan tidak mengotomatisasi verifikasi.

“Otomatisasi memang tujuannya untuk memudahkan pengguna, tapi otomatisasi justru membuat verifikasi lebih mudah saat akun diambil pihak lain, hanya dengan mengklik link,” katanya.

Alfons mengatakan, seharusnya aplikasi pesan milik Facebook ini menerapkan verifikasi manual. Seperti aplikasi Go-Jek misalnya, pengguna akan mendapatkan SMS yang berisi kode One Time Password (OTP) dan meminta pengguna memasukkan ke aplikasi.

“Harusnya WhatsApp terapkan sistem yang lebih aman, ini harus manual, caranya masukkan nomor kode ke aplikasi WhatsApp Anda, baru di situ verifikasi diberikan,” kata pendiri PT Vaksincom ini.

Alfons menduga, sistem WhatsApp yang ingin memberikan kemudahan, ditambah pengguna yang tidak mengerti, membuat pencurian nomor WhatsApp marak terjadi.

“Keamanan dan kemudahan itu berbanding terbalik. WhatsApp mau bikin pengguna mudah atau aman? Kalau mudah, semuanya jadi gampang, tetapi kalau aman seharusnya jadi manual dan butuh proses lebih,” tuturnya.

Kondisi ini diperparah dengan nomor lama yang sulit dikembalikan sekali pengguna sudah mengganti nomornya ke nomor baru.

“Sayangnya, nggak bisa pindah lagi dari aplikasi, korban harus menghubungi WhatsApp secara manual lewat email. Itu prosesnya berhari-hari karena harus pihak WhatsApp yang mengubahnya,” kata Alfons.

Di saat pengguna berusaha memulihkan nomor lamanya, si peretas pun telah menguasai profil pengguna dan mungkin telah melakukan penipuan ke teman-teman korban.