close
Nuga Tekno

Cara Hemat Baterai Ini Justru Bikin Boros

Dari sekian banyak tips menghemat baterai smartphone, sebagian besar pengguna smartphone terutama Android sering membersihkan recent apps atau derean aplikasi yang sedang dan baru dibuka untuk menghemat baterai.

Kenyataannya, cara tersebut justru membuat baterai bekerja lebih keras dan cepat habis. Mengapa demikian?

Dilansir dari CNET,  hari ini, Selasa, rentetan aplikasi di recent apps sebenarnya berada dalam kondisi berhenti. Aplikasi tersebut disimpan dalam memori alias cache supaya ketika dibuka kembali bisa lebih cepat.

Kalau mau menghemat baterai, coba kurangi notifikasi dan membuat batas pemakaian data. Untuk mengurangi notifikasi, buka Settings > Notifications lalu atur notifikasi yang masuk.

Sementara buat mengatur pemakaian data aplikasi, buka Settings > Data usage untuk smartphone Android, atau buka Settings > General > Background app refresh lalu pilih aplikasi yang ingin dimatikan, supaya aplikasi tidak menyedot data dan baterai lebih banyak.

Selain itu, yang tak kalah penting adalah menjaga agar smartphone tetap aman. Banyak alasannya, bukan cuma untuk keperluan pribadi, tapi mencegah adanya tangan jahil yang menggunakan data pribadi buat sesuatu yang jahat, mencegah peretasan dan lainnya.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk melindungi smartphone agar semakin aman, seperti yang dilansir dari Digital Unite

Kalau selama ini kita melindungi smartphone dari orang lain dengan screen lock, bagaimana kalau smartphone ternyata berhasil dibobol dan data di dalamnya lenyap?

Oleh karenanya, segera lakukan back up data dengan rutin ke internet, misalnya di iCloud (untuk iPhone) atau Dropbox dan OneDrive (untuk Android).

Pernahkah kamu mencoba membuka file dengan password di dalamnya? Itu berarti file tersebut telah dienkripsi sehingga hanya yang punya passwordnya yang bisa membukanya. Kamu juga bisa lakukan itu pada filemu.

Banyak aplikasi yang menawarkan layanan enkripsi file, contohnya seperti AutoKrypt. Sebelum diback up, jangan lupa file di smartphone dienkripsi juga.

Ternyata, hacker bisa menyerang lewat konektivitas Wifi dan Bluetooth. Artinya, kamu harus selalu mengganti kode keamanan router wifi di rumah atau ponsel pintar (kalau sering dijadikan wifi hotspot). Matikan bluetooth jika tidak digunakan dan atur bluetooth ke mode non discoverable.

Segera tolak jika menerima pop up untuk menghubungkan dengan device lain (pair with a device) yang tidak kamu ketahui.

Kamu harus hati-hati saat browsing apalagi jika sering login ke situs tertentu. Bisa-bisa akun di situs tersebut diretas karena browser menangkap history email dan password. Supaya aman, gunakan mode private di browser.

Pastikan juga kamu mengakses situs yang aman. Tanda situs yang aman adalah adanya logo yang menandakan kalau situs dienkripsi. Lihat juga apakah URL diawali dengan ‘https’, kalau ya, berarti tidak ada masalah.

Pernahkah kamu melihat tulisan lokasi di foto yang kamu ambil? Itu tandanya, fitur geotag smartphonemu aktif. Sebisa mungkin, matikan saja fitur jika tidak terlalu diperlukan karena hal ini bisa jadi celah bagi peretas untuk mengetahui momen dimana kamu mengambil berbagai foto.

Seberapa banyak dari kita yang menginstal antivirus di smartphone? Keberadaan antivirus sangat penting untuk melindungi data agar tidak rusak. Beberapa antivirus yang direkomendasikan ialah Kaspersky, Avast, Bitdefender dan lainnya.

Jika suatu saat smartphone kamu hilang, tercuri atau berpotensi diretas datanya, dan kamu lupa melakukan back up, kamu bisa melakukan remote wipe, yaitu menghapus seluruh data dari jauh tanpa harus menggunakan smartphone yang ingin dihapus datanya.

Biasanya, layanan ini berbayar, namun ada juga yang gratis seperti AVG Mobilation Free.