close
Nuga Tekno

Benarkah Windows 10 Bebas Bug

Microsof menantang para pemakai Windows 10 untuk menemukan celah atau “bug” dengan hadiah besar, seratus ribu dollar atau setera dengan satu koma tiga miliar rupiah.

Windows 10 milik Microsoft, setelah sebulan diluncurkan, mendapat sambutan baik para konsumen dan diklaim memenuhi kebutuhan mereka tanpa ditemukannya celah atau “bug”” dalam sistem operasionalnya.
Benarkah tak ada kekurangan di sana?

Di Indonesia, seperti dibenarkan Business Group Head Windows, Lucky Gani, kontes yang bernama Microsoft Bounty Program juga diselenggarakan

“Ya, program itu disambut dengan antusiasme tinggi oleh pecinta komputer apalagi yang hobi mengulik bug. Sejauh ini belum ada celah, baru juga launching bulan lalu, ujarnya..

Lucky menerangkan, sebelum Windows 10 resmi diluncurkan, perusahaan secara terbuka membuka kesempatan diskusi dengan para konsumen global agar tahu apa yang mereka butuhkan, dan tentu salah satunya juga untuk menghindari ada kekurangan sistem OS.

Setelah menampung semua masukan dan kritik konsumen tentang Windows 10 sebagai OS dambaan mereka, tim Microsoft melakukan peningkatan dan pembaruan pada driver dan sempat terjadi crash sampai akhirnya kompatibel.

Setelah bergulirnya pembaruan, Lucky mengklaim ada sekitar lima juta orang yang kemudian membuktikan jalannya Windows 10 sesuai harapan.

Jason Shirk, selaku arsitek keamanan dari perusahaan Microsoft, beberapa waktu lalu, mengumumkan bahwa pihak Microsoft rela merogoh saku untuk mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi mengantisipasi celah-celah pada Microsoft 10.

Setelah sebulan lalu diluncurkan, kini, Microsoft telah memiliki lebih dari dua puluh empat juta pengguna yang menjalankan Windows 10 di seratus sembilan puluh negara.

Dalam sebuah publikasi di blog resmi perusahaan, Kepala Pemasaran Produk Windows di Microsoft, Yusuf Mehdi berkata, prestasi itu diraih dalam waktu dua puluh empat jam setelah Windows 10 diluncurkan.

“Kami telah memiliki lebih dari dua puluh empat juta perangkat yang menjalankan Windows 10. Kami masih memiliki banyak pembaruan untuk diberikan untuk memberikan upgrade kepada Anda semua,” tulis Mehdi.

Perubahan besar Windows 10, adalah kembalinya tombol Start di bagian kiri bawah layar seperti pada Windows 7 dan versi sebelumnya.

Perusahaan juga menyediakan aplikasi peramban terbaru Microsoft Edge yang menggantikan Internet Explorer.

Sejumlah fitur yang diandalkan antara lain aplikasi perintah suara Cortana yang sebelumnya hadir di ponsel Windows Phone. Fitur Windows Hello yang bisa membuka akses akun sebuah komputer dengan cara biometri atau melakukan pengukuran pada proses biologis.

Ia dapat memindai wajah pengguna, iris, atau sidik jari untuk memverifikasi identitas.

Windows 10 untuk perangkat komputer tersedia dalam empat edisi, yaitu Home untuk pengguna rumah tangga, Pro untuk usaha kecil menengah, Enterprise untuk korporasi, dan Education untuk pelajar dan mahasiswa.

Sementara itu, Mozilla selaku pengembang aplikasi peramban atau “browser” Firefox menyatakan ketidaksukaannya pada Microsoft yang menjadikan Edge sebagai peramban pilihan secara otomatis di sistem operasi Windows 10.

Kekecewaan ini disampaikan CEO Mozilla Chris Beard dalam surat terbuka kepada CEO Microsoft Satya Nadella.
Ia menyebut langkah Microsoft ini sebagai “gerakan agresif yang mengesampingkan pilihan pengguna.”

“Proses pembaruan dalam sistem operasi sekarang tampaknya sengaja dirancang untuk membuang pilihan pengguna atas pengalaman Internet yang mereka inginkan, dan menggantinya dengan pengalaman Internet dari Microsoft,” tulisnya.

Beard menyebut aplikasi peramban Microsoft “membingungkan, sulit untuk dinavigasi, dan mudah untuk menyesatkan.”

Surat terbuka ini menunjukkan sikap Mozilla yang menginginkan lebih banyak pengguna dari perangkat yang menjalankan Windows 10.

Microsoft sendiri menanggapi surat terbuka itu dan mengatakan mereka tetap memberi pilihan kepada pengguna untuk menentukan aplikasi peramban default.

“Selama pembaruan, konsumen memiliki pilihan untuk mengatur aplikasi default, termasuk untuk peramban web. Setelah pembaruan, mereka dapat dengan mudah memilih peramban default,” kata juru bicara Microsoft seperti dikutip dari CNet

Menurut sebuah studi dua bulan lalu yang mencatat lalu lintas Internet, lembaga Net Applications mengatakan bahwa Firefox berada di peringkat ketiga peramban pilihan pengguna dengan pangsa pasar dua belas persen, dibandingkan dengan Internet Explorer milik Microsoft maupun Google Chrome.

Edge sendiri merupakan peramban baru Microsoft yang menggantikan Internet Explorer di Windows 10. Tetapi Microsoft masih mempertahankan Internet Explorer versi 11 pada Windows 10 edisi Enterprise yang ditujukan kepada segmen korporasi.

Langkah ini dilakukan karena Microsoft memandang masih ada korporasi yang merancang aplikasi untuk berjalan optimal di peramban Internet Explorer. Mereka khawatir aplikasi korporasi ini tidak berjalan optimal di Edge.

Tags : slide