close
Nuga Tekno

Badai Matahari Kemarin Mulai Ancam Bumi

Badai Matahari yang terjadi Rabu, 10 September 2014, kemarin waktu Amerika Serikat, atau Kamis dinihari WIB, 11 September 2014, dan menyemburkan panas mendapatkan peringatan dari NASA, bisa sangat membahayakan kehidupan bumi.

Semburan panas yang berlangsung sangat cepat dan seketika itu i bisa mendatangkan malapetaka terhadap sistem komunikasi di bumi.

Dikutip dari “USA Today,” Kamis 11 September 2014, prediksi cuaca dengan menggunakan satelit NOAA menunjukkan bahwa pancaran sinar itu sudah mulai mempengaruhi komunikasi radio frekuensi tinggi yang ada di bumi saat ini.

“Terjadi coronal mass ejection yang berhubungan dengan peristiwa ini. Namun butuh analisa lanjutan untuk merinci lebih jauh agar kami bisa melihat sejauh mana dampak yang ditimbulkan,” ujar pihak NOAA divisi Prediksi Suhu Luar Angkasa, Bill Murtagh.

Menurut mereka, kemungkinan CME yang disebabkan semburan panas matahari akan menghasilkan badai geomagnetik di bumi. Ini berimbas pada matinya sistem komunikasi, sistem pembangkit, dan terutama adalah sistem satelit yang ada di orbit.

CME sendiri merupakan semburan panas yang masif dari matahari dan peningkatan medan magnetik di luar pusat matahari yang menyebar di seluruh ruang angkasa. CME terdiri dari miliaran ton hidrogen energetik dan ion helium, ditambah proton dan elektron yang dilepas dari permukaan matahari.

Jika CME muncul, menurut NOAA, atmosfer magnet di bumi akan terganggu dan badai geomagnetik bisa muncul dalam beberapa hari ke depan.

Ilmuwan NOAA mengaku, mereka akan bisa mengetahui kapan dan dimana dampak CME itu akan terjadi jika data yang masuk lebih banyak di dapat dalam satu hari ini.

Semburan matahari itu dianggap memiliki skala yang sangat tinggi sepanjang sejarah. Salah satu efek samping positif dari badai matahari ini adalah perluasan dari aurora borealis yang indah. Aurora borealis sering disebut juga dengan Cahaya Utara yang terjadi di sepanjang Kanada dan Amerika Utara.

Cahaya Utara muncul ketika atom dalam atmosfer dataran tinggi bumi bertabrakan dengan partikel bermuatan energi dari matahari. Mereka biasanya muncul sebagai cahaya gelombang hijau yang berkilau di langit malam berlokasi di lintar kutub. Bahkan terkadang, cahaya yang muncul berwarna merah dan biru.